70 Personel Antisipasi Kondisi Darurat
Bandara Ngurah Rai Tutup 24 Jam saat Nyepi
Selama periode penutupan operasional ada 18 pesawat dari berbagai maskapai yang akan parkir di Bandara Ngurah Rai.
MANGUPURA, NusaBali
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta akan menghentikan operasionalnya selama 24 jam. Penghentian operasional ini akan dimulai dari 11 Maret 2024 pukul 06.00 Wita hingga 12 Maret 2024 pukul 06.00 Wita. Keputusan itu pun diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946.
Selama periode penutupan akan ada sebanyak 18 pesawat dari berbagai maskapai yang akan parkir di Bandara Ngurah Rai, baik dari maskapai domestik maupun internasional. “Kondisi bandara saat Nyepi off, gelap jadi tidak ada penerbangan, pesawat-pesawat parkir kurang lebih ada sekitar 18 pesawat. Pesawat itu sudah pasti tidak beroperasi selama 24 jam dan tidak bisa menghasilkan uang. Alasan pesawat itu bisa parkir di Bali macam-macam, karena operasional atau alasan rotasi saat di Bali dan kami tetap menghitung parkirnya,” ujar General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, Kamis (7/3) pagi saat memberikan keterangan pers di Gedung Wisti Sabha PT Angkasa Pura I.
Lebih jauh dikatakan, jika penghentian operasional sementara pada Hari Raya Nyepi sudah dikoordinasikan dengan seluruh pihak terkait. Penghentian sementara operasional penerbangan di Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 sesuai dengan NOTAM Airnav Cabang Denpasar Nomor A044/24 NOTAMN dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024. Handy menyebutkan bahwa ada sekitar 448 penerbangan yang tidak akan beroperasi pada hari tersebut, dengan rincian 244 penerbangan domestik dan 204 internasional.
“Dua bulan sebelumnya kami sudah sebar sebagai antisipasi, sehingga maskapai tidak menjual tiket untuk tanggal tersebut. Ini merupakan prosedur yang kami ulangi setiap tahun, dan semua pihak sudah memahami dan menghormati tradisi Nyepi di Bali,” tambah Handy.
Kendati bandara ditutup untuk operasional penerbangan komersial, pihak bandara menyiagakan 70 personel untuk berjaga dalam kasus darurat, termasuk penerbangan yang bersifat darurat dan medical evacuation. Untuk penerbangan-penerbangan tersebut masih dapat dilayani dengan persyaratan-persyaratan tertentu.
“Seperti di tahun-tahun sebelumnya, kami selalu laksanakan penghentian operasional bandara sementara pada saat Hari Raya Nyepi. Dapat kami sampaikan ini juga menjadi sebuah berkah bagi kami untuk ‘mengistirahatkan’ semua fasilitas di bandara yang sangat sibuk pada hari-hari lainnya,” katanya.
Pihak bandara mengimbau pengguna jasa untuk menyesuaikan jadwal keberangkatan atau kedatangan mereka sesuai dengan penutupan bandara selama Nyepi. Handy memastikan bahwa semua persiapan telah dilakukan untuk meminimalisasi ketidaknyamanan bagi penumpang, termasuk memberi informasi kepada mereka yang berada di bandara menjelang penutupan untuk pindah ke akomodasi terdekat.
“Sebelum jam 6 sore, kami sisir malamnya di sekitar Bandara, kalau ada yang masih duduk, kami tanya jam berapa pesawatnya dan akan kami sampaikan bahwa bandara akan tutup dan diperkenankan untuk mencari hotel dekat bandara. Kita lakukan tiap tahun, tahun lalu kita juga begitu kami imbau mereka untuk keluar area bandara sebelum penutupan,” katanya.
Sebagai informasi, adapun penerbangan domestik terakhir yang akan berangkat sebelum penutupan Nyepi adalah Super Air Jet dengan nomor penerbangan SJV 745 tujuan Jakarta (CGK) pada Minggu (10/3) pukul 21.15 Wita dan pesawat yang datang terakhir adalah Indonesia Air Asia dengan nomor penerbangan AWQ 184 dari Jakarta (CGK) pada Senin (11/3) pukul 00.20 Wita.
Sementara untuk penerbangan internasional, pesawat berangkat terakhir adalah maskapai Cebu Pacific dengan nomor penerbangan CEB 282 tujuan Manila, Filipina pada Senin (11/3) pukul 01.35 Wita, sedangkan untuk kedatangan terakhir adalah Indonesia Air Asia dengan nomor penerbangan AWQ 555 dari Kuala Lumpur, Malaysia pada pukul 01.30 Wita. 7 ol3
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta akan menghentikan operasionalnya selama 24 jam. Penghentian operasional ini akan dimulai dari 11 Maret 2024 pukul 06.00 Wita hingga 12 Maret 2024 pukul 06.00 Wita. Keputusan itu pun diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946.
Selama periode penutupan akan ada sebanyak 18 pesawat dari berbagai maskapai yang akan parkir di Bandara Ngurah Rai, baik dari maskapai domestik maupun internasional. “Kondisi bandara saat Nyepi off, gelap jadi tidak ada penerbangan, pesawat-pesawat parkir kurang lebih ada sekitar 18 pesawat. Pesawat itu sudah pasti tidak beroperasi selama 24 jam dan tidak bisa menghasilkan uang. Alasan pesawat itu bisa parkir di Bali macam-macam, karena operasional atau alasan rotasi saat di Bali dan kami tetap menghitung parkirnya,” ujar General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, Kamis (7/3) pagi saat memberikan keterangan pers di Gedung Wisti Sabha PT Angkasa Pura I.
Lebih jauh dikatakan, jika penghentian operasional sementara pada Hari Raya Nyepi sudah dikoordinasikan dengan seluruh pihak terkait. Penghentian sementara operasional penerbangan di Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 sesuai dengan NOTAM Airnav Cabang Denpasar Nomor A044/24 NOTAMN dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024. Handy menyebutkan bahwa ada sekitar 448 penerbangan yang tidak akan beroperasi pada hari tersebut, dengan rincian 244 penerbangan domestik dan 204 internasional.
“Dua bulan sebelumnya kami sudah sebar sebagai antisipasi, sehingga maskapai tidak menjual tiket untuk tanggal tersebut. Ini merupakan prosedur yang kami ulangi setiap tahun, dan semua pihak sudah memahami dan menghormati tradisi Nyepi di Bali,” tambah Handy.
Kendati bandara ditutup untuk operasional penerbangan komersial, pihak bandara menyiagakan 70 personel untuk berjaga dalam kasus darurat, termasuk penerbangan yang bersifat darurat dan medical evacuation. Untuk penerbangan-penerbangan tersebut masih dapat dilayani dengan persyaratan-persyaratan tertentu.
“Seperti di tahun-tahun sebelumnya, kami selalu laksanakan penghentian operasional bandara sementara pada saat Hari Raya Nyepi. Dapat kami sampaikan ini juga menjadi sebuah berkah bagi kami untuk ‘mengistirahatkan’ semua fasilitas di bandara yang sangat sibuk pada hari-hari lainnya,” katanya.
Pihak bandara mengimbau pengguna jasa untuk menyesuaikan jadwal keberangkatan atau kedatangan mereka sesuai dengan penutupan bandara selama Nyepi. Handy memastikan bahwa semua persiapan telah dilakukan untuk meminimalisasi ketidaknyamanan bagi penumpang, termasuk memberi informasi kepada mereka yang berada di bandara menjelang penutupan untuk pindah ke akomodasi terdekat.
“Sebelum jam 6 sore, kami sisir malamnya di sekitar Bandara, kalau ada yang masih duduk, kami tanya jam berapa pesawatnya dan akan kami sampaikan bahwa bandara akan tutup dan diperkenankan untuk mencari hotel dekat bandara. Kita lakukan tiap tahun, tahun lalu kita juga begitu kami imbau mereka untuk keluar area bandara sebelum penutupan,” katanya.
Sebagai informasi, adapun penerbangan domestik terakhir yang akan berangkat sebelum penutupan Nyepi adalah Super Air Jet dengan nomor penerbangan SJV 745 tujuan Jakarta (CGK) pada Minggu (10/3) pukul 21.15 Wita dan pesawat yang datang terakhir adalah Indonesia Air Asia dengan nomor penerbangan AWQ 184 dari Jakarta (CGK) pada Senin (11/3) pukul 00.20 Wita.
Sementara untuk penerbangan internasional, pesawat berangkat terakhir adalah maskapai Cebu Pacific dengan nomor penerbangan CEB 282 tujuan Manila, Filipina pada Senin (11/3) pukul 01.35 Wita, sedangkan untuk kedatangan terakhir adalah Indonesia Air Asia dengan nomor penerbangan AWQ 555 dari Kuala Lumpur, Malaysia pada pukul 01.30 Wita. 7 ol3
Komentar