Sinta Kepandung: Banjar Ambengan Pedungan Angkat Penculikan Dewi Sinta
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh ST Tunas Ambara, Banjar Ambengan, Pedungan, Denpasar Selatan, berjudul ‘Sinta Kepandung’, menarik perhatian dengan detailnya yang fantastis dan maknanya yang mendalam.
Karya ini menceritakan kisah ‘Sinta Kepandung’ dari Ramayana, di mana Dewi Sinta diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka. Dalam perjalanan, Rahwana dihadang Jatayu, burung Garuda yang berusaha melindungi Dewi Sinta. Jatayu dikalahkan Rahwana dan gugur.
Pembuatan ogoh-ogoh ini dimulai pada awal Januari dan selesai pada bulan Februari.Ogoh-ogoh ini menampilkan empat tokoh: Jatayu, Dewi Sinta, Rahwana, dan Wilmana.
I Wayan Rio Juniartawan, asisten arsitek ogoh-ogoh, menceritakan suka dan dukanya. "Sukanya, kami dapat berkumpul, mewujudkan karya sesuai ekspektasi, dan mengikuti lomba di kota Denpasar. Dukanya, kendala waktu dan masih banyak aspek yang belum dapat direalisasikan," ungkap Rio.
Bagian terumit dari pembuatan ogoh-ogoh ini adalah sayap Wilmana yang terbuat dari daun kraras (daun pisang kering) yang disusun pelan-pelan dan diwarnai.
Ogoh-ogoh ini menghabiskan biaya kurang lebih Rp 20 juta dengan tinggi 4,5 meter. Keunikannya terletak pada penggunaan mesin penggerak pada kepala Wilmana, sayap Jatayu, sayap Wilmana, dan bongkar pasang pada tokoh Jatayu, Dewi Sinta, dan sayap Wilmana.
Rio dan timnya merasa bahagia karena di tahun ini mereka masih bisa berkarya di tengah kesibukan. "Semoga tahun Caka 1946 ini menjadi tahun yang lebih baik. Selamat hari raya Nyepi tahun Caka 1946 dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi saudara-saudara umat muslim. Marilah jaga toleransi beragama, walau beda agama kita tetap bersaudara," harap Rio. *m03
1
Komentar