Sehari Pasca Nyepi, Desa Adat Jimbaran Gelar Tradisi Siat Yeh
MANGUPURA, NusaBali.com – Setelah gelaran tradisi Magegobog Padu Telu pada Minggu (10/3/2024), Desa Adat Jimbaran menyiapkan tradisi Siat Yeh yang akan ddilaksanakan sehari pasca Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946, Selasa
(12/3/2024).
Bendesa Adat Jimbaran, I Gusti Made Rai Dirga, menegaskan komitmennya dalam melestarikan tradisi di tengah gempuran modernitas.
"Tahun ini semua tradisi di Jimbaran akan dilangsungkan tanpa terkecuali. Tradisi Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu merupakan dua acara penting bagi masyarakat Jimbaran," ujar Rai Dirga, Sabtu (9/3/2024).
Tradisi Siat Yeh, yang akan dilangsungkan pada Selasa di Banjar Teba, Jimbaran, merupakan ritual penyucian diri di muara sungai. Dipercaya bahwa air sungai pada saat itu memiliki kesaktian untuk membersihkan diri dari segala kotoran fisik dan batin.
Sehari sebelum Nyepi, tradisi Magegobog Padu Telu sudah dilaksanakan di Catus Pata Taman Griya, Jimbaran. Pertunjukan ini menampilkan pertarungan simbolis antara tiga elemen: api, air, dan angin.
Kedua tradisi ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga menarik minat wisatawan domestik dan internasional.
"Kami mengundang wisatawan untuk menyaksikan tradisi Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu. Ini merupakan kesempatan untuk merasakan keunikan budaya Bali," kata Rai Dirga.
Meskipun partisipasi masyarakat dalam tradisi Siat Yeh sempat menurun tahun lalu, Rai Dirga optimistis tahun ini akan lebih meriah dengan promosi yang lebih gencar.
Persiapan matang telah dilakukan, termasuk administrasi dan partisipasi masyarakat. Rai Dirga menegaskan bahwa tradisi ini sudah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Jimbaran.
"Pelaksanaan Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu diharapkan menjadi momen refleksi untuk menjaga warisan budaya Bali di tengah modernisasi," pungkasnya.*ris
"Tahun ini semua tradisi di Jimbaran akan dilangsungkan tanpa terkecuali. Tradisi Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu merupakan dua acara penting bagi masyarakat Jimbaran," ujar Rai Dirga, Sabtu (9/3/2024).
Tradisi Siat Yeh, yang akan dilangsungkan pada Selasa di Banjar Teba, Jimbaran, merupakan ritual penyucian diri di muara sungai. Dipercaya bahwa air sungai pada saat itu memiliki kesaktian untuk membersihkan diri dari segala kotoran fisik dan batin.
Sehari sebelum Nyepi, tradisi Magegobog Padu Telu sudah dilaksanakan di Catus Pata Taman Griya, Jimbaran. Pertunjukan ini menampilkan pertarungan simbolis antara tiga elemen: api, air, dan angin.
Kedua tradisi ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga menarik minat wisatawan domestik dan internasional.
"Kami mengundang wisatawan untuk menyaksikan tradisi Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu. Ini merupakan kesempatan untuk merasakan keunikan budaya Bali," kata Rai Dirga.
Meskipun partisipasi masyarakat dalam tradisi Siat Yeh sempat menurun tahun lalu, Rai Dirga optimistis tahun ini akan lebih meriah dengan promosi yang lebih gencar.
Persiapan matang telah dilakukan, termasuk administrasi dan partisipasi masyarakat. Rai Dirga menegaskan bahwa tradisi ini sudah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Jimbaran.
"Pelaksanaan Siat Yeh dan Magegobog Padu Telu diharapkan menjadi momen refleksi untuk menjaga warisan budaya Bali di tengah modernisasi," pungkasnya.*ris
1
Komentar