Jangan Suka Bully! Ingat Pembalasan Iluh Sari
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh ST Dwi Tunggal Banjar Menesa – Puseh, Pedungan, Denpasar Selatan, yang berjudul ‘Iluh Sari’, menarik perhatian dengan maknanya yang mendalam tentang penindasan terhadap seorang wanita.
Karya ini menceritakan kisah Iluh Sari, seorang wanita dengan fisik dan wajah kurang sempurna yang kerap di-bully oleh warga desa. Sakit hati, Luh Sari pergi ke setra (kuburan) dan memohon anugerah kepada Dewi Durga untuk mendapatkan kekuatan.
Luh Sari mendapatkan anugerah dan berubah wujud menjadi ‘Celuk’ untuk menakuti dan menyebarkan wabah penyakit kepada masyarakat desa.
Melalui ogoh-ogoh ini, ST Dwi Tunggal ingin menyampaikan pesan moral kepada masyarakat agar menjaga mulut dan tidak asal bicara.
"Apa yang kita keluarkan dari mulut tidak dapat ditarik kembali," kata I Kadek Angga Dwipayana, anggota ST Dwi Tunggal.
Kisah Luh Sari juga mengingatkan bahwa doa orang tertindas akan terkabulkan.
"Marilah kita saling menghargai satu sama lain dan jangan terlalu memandang fisik karena manusia tidak ada yang sempurna," imbuhnya.
Proses Pembuatan dan Keunikan
Ogoh-ogoh ini memiliki tinggi 5 meter dan dibuat dengan biaya Rp 15 juta.
Angga Dwipayana menjelaskan bahwa pembuatan ogoh-ogoh ini tidak memiliki arsitek khusus, namun dikoordinir oleh Bli Konat dan Angga Dwipayana sebagai asisten.
Keunikan ogoh-ogoh ini terletak pada penggambaran Luh Sari yang telanjang.
"Telanjang di sini tidak ada maksud untuk membuat ogoh-ogoh berbau porno atau memiliki unsur SARA, melainkan kami ingin menggambarkan esensi dari telanjang tersebut," jelas Angga Dwipayana.
Telanjang di sini melambangkan bahwa manusia terlahir telanjang dan mati pun telanjang.
"Apa yang akan kita sombongkan? Kita terlihat cantik dan tampan karena tertutup pakaian dan aksesoris, jadi jangan sombong," pesannya.
Harapan untuk Tahun Baru Caka 1946
Angga Dwipayana berharap tahun Caka 1946 ini memberikan pelajaran berharga dalam seni ogoh-ogoh dan dapat berjalan dengan lancar tanpa gesekan dan pertengkaran. *m03
Komentar