Kasisipan: Pesan Moral dari Banjar Peken Sumerta di Era Kekinian
DENPASAR, NusaBali.com - Di tengah hiruk pikuk perayaan Nyepi, ogoh-ogoh Banjar Peken Sumerta, Denpasar Timur, menarik perhatian. Mengangkat tema ‘Kasisipan’, ogoh-ogoh garapan ST Jaya Sakti ini menyajikan kritik sosial yang dikemas dengan apik dan penuh makna.
I Gede Putra Yadnya (De Putra), arsitek ogoh-ogoh Banjar Peken sejak 2017, menjelaskan bahwa karyanya tahun ini terinspirasi dari fenomena stres dan overthinking yang melanda masyarakat modern. Ogoh-ogoh setinggi 3,5 meter ini menampilkan dua karakter: Bhuta Kala dan seorang kakek.
Bhuta Kala melambangkan stres yang menggerogoti manusia, sedangkan kakek melambangkan manusia yang terjebak dalam kesibukan dan overthinking. Mulut Bhuta Kala yang bergerak dan mata yang berkedip menambah kesan dramatis dan mencekam.
Meskipun minim anggaran, De Putra dan Sekaa Teruna Jaya Sakti tetap kreatif memanfaatkan bahan bekas dan kerangka kayu. Biaya produksi ogoh-ogoh ini hanya sekitar Rp 7 juta.
Ogoh-ogoh Kasisipan bukan hanya untuk memeriahkan malam pangerupukan, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam. De Putra ingin mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam keserakahan dan judi online, yang dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan keluarga.
"Ogoh-ogoh ini mengajak kita untuk selalu ingat Yadnya dan jangan mencari kesenangan semata," ujar De Putra.
Ogoh-ogoh Kasisipan karya De Putra Yadnya menjadi contoh bagaimana tradisi dan kritik sosial dapat berpadu dengan harmonis. Di tengah gemerlapnya malam pangerupukan, ogoh-ogoh ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu introspeksi diri dan menjaga nilai-nilai luhur budaya Bali. *m03
Komentar