Inilah Ogoh-Ogoh dari Lombok Barat: Aci Abuang Melawan Kala Rau
LOMBOK BARAT, NusaBali.com - Semarak Nyepi tahun 2024 tak hanya terasa di Bali, tapi juga di Lombok Barat. Di Banjar Gumang Peninjoan, Peninjauan, Kecamatan Narmada, ST Eka Cita Dharma menghadirkan ogoh-ogoh unik bertema ‘Watek Denawa’ yang menceritakan pertempuran antara Aci Abuang vs Kala Rau.
I Putu Widya Artha, selaku ketua ST Eka Cita Dharma, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk memperkenalkan tradisi Aci Abuang, sebuah tarian sakral yang ada di dusun mereka dan Bugbug, Kabupaten Karangasem, Bali.
Ogoh-ogoh ‘Watek Denawa’ memiliki banyak karakter, dengan tokoh utama raksasa yang ingin mengambil Tirta Amerta.
Aci Abuang, digambarkan sebagai sosok penari sakral, bertugas melindungi Tirta Amerta dari Kala Rau. Kera, sebagai simbol kesetiaan, membantu Aci Abuang dalam pertempuran.
Cerita ogoh-ogoh ini terinspirasi dari kisah raksasa yang ingin merebut Tirta Amerta saat upacara Aci Abuang.
Keunikan ogoh-ogoh ini terletak pada penggunaan bahan-bahan organik seperti cabai kering, lemon kering, akar pohon, ketan hitam, tempurung kelapa, arang, dan masker sebagai kamen.
Proses Pembuatan dan Tantangan
Pembuatan ogoh-ogoh ini menghabiskan dana sekitar Rp 5 juta dan memiliki tinggi 3,5 meter (4 meter dengan waton). Sistem gerak terdapat pada monyet yang ingin merebut Tirta Amerta dan pada salah satu tangan raksasa.
I Putu Widya Artha mengungkapkan bahwa proses pembuatan ogoh-ogoh ini penuh suka duka. Tantangan terbesar adalah penggunaan bahan-bahan organik yang baru pertama kali dicoba. Tim ST Eka Cita Dharma harus berinovasi dan belajar banyak untuk menghasilkan ogoh-ogoh yang unik dan menarik.
Meskipun tidak mengikuti lomba, ogoh-ogoh ‘Watek Denawa’ menjadi bukti nyata semangat generasi muda Lombok Barat dalam melestarikan tradisi dan budaya. Perpaduan tradisi Aci Abuang dan cerita rakyat Bali dalam ogoh-ogoh ini menunjukkan akulturasi budaya yang indah.
Aci Abuang: Kekuatan Budaya Lokal
Aci Abuang, sebuah tarian sakral yang ditampilkan oleh 7 orang wanita, merupakan tradisi unik yang masih dilestarikan di Dusun Gumang Peninjoan. Tarian ini dipercaya dapat menangkal berbagai penyakit dan hama tanaman.
Kehadiran ogoh-ogoh ‘Watek Denawa’ menjadi media edukasi bagi masyarakat tentang tradisi Aci Abuang dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Ogoh-ogoh ‘Watek Denawa’ bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga simbol perjuangan melawan keburukan dan pelindungan tradisi. Pertempuran Aci Abuang dan Kala Rau melambangkan pertarungan antara kebaikan dan keburukan, dan pesan moralnya adalah bahwa tradisi dan budaya lokal harus dilestarikan dan dilindungi.
Semangat generasi muda Lombok Barat dalam melestarikan tradisi dan budaya melalui ogoh-ogoh ‘Watek Denawa’ patut diapresiasi. Semoga ini menjadi inspirasi bagi generasi muda di seluruh Indonesia untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan budayanya. *m03
1
Komentar