Pecalang Dianiaya Saat Nyepi, Derita Luka di Wajah
GIANYAR, NusaBali - Insiden penganiayaan memecah keheningan suasana Nyepi di Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, Senin (11/3).
Seorang Pecalang I Wayan Suteja,41, diduga dikeroyok oleh dua orang hingga menderita luka-luka di hidung, bibir, siku dan betis. Mirisnya, dua pelaku, yakni I Wayan Su alias Mer dan I Wayan Hen merupakan warga Banjar setempat.
Informasi yang dihimpun, kasus penganiayaan ini bermula ketika para pelaku ini keluyuran di jalan saat seluruh masyarakat Bali melaksanakan Catur Bratha Penyepian. Sebagai Pecalang, korban Wayan Suteja menjalankan tugasnya untuk meminta dua pelaku pulang ke rumah masing-masing.
Teguran itu disampaikan saat pelaku melintas di Jalan Raya Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Kecamatan Payangan sekitar pukul 14.30 Wita. Dua pelaku datang bersama 1 warga lain, I Made AS. Saat melihat ketiga orang tersebut melintas melewati perempatan Balai Banjar Penginyahan, korban menegur dengan melarang mereka melewati perempatan jalan raya di depan Balai Banjar Penginyahan.
Sebab sesuai dengan Peraturan Adat Istiadat setempat bahwa warga Penginyahan maupun warga luar dilarang melewati perempatan tersebut saat Hari Raya Nyepi.
Mendengar teguran tersebut I Wayan Su alias Mer diduga tidak menerima teguran itu. Pelaku Wayan Su pun menanggapi dengan berkata "Kenapa orang lain yang lewat melewati perempatan jalan Balai Banjar Penginyahan tidak ada yang melarang".
Namun teriakan dari pelaku itu tak digubris oleh korban bersama rekannya I Wayan Widiastra. Berselang beberapa menit kemudian pada pukul 15.00 Wita, korban dan rekan-rekannya sesama Pecalang pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat makan. Nah, sesampainya di rumah sebelum makan dia terlebih dahulu melihat HP-nya tidak ada sinyal padahal di rumahnya terpasang jaringan wifi. Mengetahui jaringan wifi di rumahnya mengalami gangguan, korban pun bermaksud keluar rumah untuk mengecek kabel sambungan wifi yang berada di depan rumahnya.
Apes, saat korban tiba di depan rumahnya, dua pelaku ini kembali keluyuran dan diduga sengaja mendatangi rumah korban. Pelaku datang dari arah timur dan mendekati korban dengan membuka baju sambil berkata dengan nada menantang.
Sekejap mata, kedua pelaku langsung melakukan penyerangan terhadap korban dengan cara memukul dengan tangan mengepal. Namun pukulan pertama pelaku Wayan Su berhasil ditangkis. Kalah jumlah, korban pun akhirnya tumbang setelah kedua pelaku melayangkan pukulan membabi buta.
Setelah korban terjatuh ke pinggir jalan, selanjutnya salah satu dari mereka memukul korban yang masih dalam keadaan terjatuh dengan tangan kanan mengepal sebanyak 2 kali ke arah muka korban. Akibatnya korban mengalami luka dan bengkak pada bibir atas, hidung mengeluarkan darah, pusing, luka lecet pada siku kanan, luka lecet pada lutut kaki kiri dan punggung kaki kirinya.
Warga setempat yang mendengar keributan dan melihat kejadian itu mencoba menolong korban. Salah satu pelaku I Wayan Hen berhasil dipegang, kemudian meminta keduanya meninggalkan TKP. Sementara melihat kondisi korban penuh luka, warga mengajak korban ke RS Payangan untuk mendapat perawatan medis. Atas kejadian tersebut korban yang diantar oleh Pecalang Desa Adat Penginyahan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Payangan guna penyidikan dan penyelidikan lebih lanjut.
Kapolsek Payangan, AKP Nengah Sona, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Namun saat ini tengah diupayakan mediasi. "Masih mediasi, nanti kalo sudah tuntas saya infokan," ujarnya singkat. 7 nvi
Informasi yang dihimpun, kasus penganiayaan ini bermula ketika para pelaku ini keluyuran di jalan saat seluruh masyarakat Bali melaksanakan Catur Bratha Penyepian. Sebagai Pecalang, korban Wayan Suteja menjalankan tugasnya untuk meminta dua pelaku pulang ke rumah masing-masing.
Teguran itu disampaikan saat pelaku melintas di Jalan Raya Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Kecamatan Payangan sekitar pukul 14.30 Wita. Dua pelaku datang bersama 1 warga lain, I Made AS. Saat melihat ketiga orang tersebut melintas melewati perempatan Balai Banjar Penginyahan, korban menegur dengan melarang mereka melewati perempatan jalan raya di depan Balai Banjar Penginyahan.
Sebab sesuai dengan Peraturan Adat Istiadat setempat bahwa warga Penginyahan maupun warga luar dilarang melewati perempatan tersebut saat Hari Raya Nyepi.
Mendengar teguran tersebut I Wayan Su alias Mer diduga tidak menerima teguran itu. Pelaku Wayan Su pun menanggapi dengan berkata "Kenapa orang lain yang lewat melewati perempatan jalan Balai Banjar Penginyahan tidak ada yang melarang".
Namun teriakan dari pelaku itu tak digubris oleh korban bersama rekannya I Wayan Widiastra. Berselang beberapa menit kemudian pada pukul 15.00 Wita, korban dan rekan-rekannya sesama Pecalang pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat makan. Nah, sesampainya di rumah sebelum makan dia terlebih dahulu melihat HP-nya tidak ada sinyal padahal di rumahnya terpasang jaringan wifi. Mengetahui jaringan wifi di rumahnya mengalami gangguan, korban pun bermaksud keluar rumah untuk mengecek kabel sambungan wifi yang berada di depan rumahnya.
Apes, saat korban tiba di depan rumahnya, dua pelaku ini kembali keluyuran dan diduga sengaja mendatangi rumah korban. Pelaku datang dari arah timur dan mendekati korban dengan membuka baju sambil berkata dengan nada menantang.
Sekejap mata, kedua pelaku langsung melakukan penyerangan terhadap korban dengan cara memukul dengan tangan mengepal. Namun pukulan pertama pelaku Wayan Su berhasil ditangkis. Kalah jumlah, korban pun akhirnya tumbang setelah kedua pelaku melayangkan pukulan membabi buta.
Setelah korban terjatuh ke pinggir jalan, selanjutnya salah satu dari mereka memukul korban yang masih dalam keadaan terjatuh dengan tangan kanan mengepal sebanyak 2 kali ke arah muka korban. Akibatnya korban mengalami luka dan bengkak pada bibir atas, hidung mengeluarkan darah, pusing, luka lecet pada siku kanan, luka lecet pada lutut kaki kiri dan punggung kaki kirinya.
Warga setempat yang mendengar keributan dan melihat kejadian itu mencoba menolong korban. Salah satu pelaku I Wayan Hen berhasil dipegang, kemudian meminta keduanya meninggalkan TKP. Sementara melihat kondisi korban penuh luka, warga mengajak korban ke RS Payangan untuk mendapat perawatan medis. Atas kejadian tersebut korban yang diantar oleh Pecalang Desa Adat Penginyahan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Payangan guna penyidikan dan penyelidikan lebih lanjut.
Kapolsek Payangan, AKP Nengah Sona, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Namun saat ini tengah diupayakan mediasi. "Masih mediasi, nanti kalo sudah tuntas saya infokan," ujarnya singkat. 7 nvi
Komentar