18 New Comer Warnai DPRD Bali 2024-2029
Politisi Perempuan Masih Bertahan 9 Orang
DENPASAR, NusaBali - Incumbent alias petahana masih menunjukkan kedigdayaan dalam perebutan kursi DPRD Bali pada Pileg (pemilihan legislatif) tahun 2024.
Dari 55 kursi DPRD Bali yang tersedia di 9 daerah pemilihan (Dapil) sebanyak 37 incumbent berhasil lolos menyabet kursi. Sementara sisanya dikuasai 18 new comer alias pendatang baru. Sementara untuk komposisi Srikandi alias caleg perempuan di DPRD Bali bertahan 9 orang.
Hasil ini sekaligus mencatatkan citra bahwa incumbent memang susah dikalahkan ketika sudah duduk di atas. Terbukti pada Pileg 2019 incumbent juga jawara, walaupun jumlah yang lolos berkurang. Dari 55 kursi yang ada sebanyak 35 incumbent bertahan, sementara sisanya sebanyak 20 direbut new comer.
Di Pileg 2024 kali ini, beberapa incumbent yang maju ke DPRD Bali malah tumbang. Mereka adalah Utami Dwi Suryadi, Srikandi Demokrat yang bertarung di dapil Denpasar, I Wayan Rawan Atmaja, kader senior Golkar yang bertarung di Dapil Badung, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, kader PDIP yang bertarung di Dapil Karangasem. Kemudian I Wayan Arta, kader Hanura yang menyeberang dan nyaleg melalui PDIP juga tumbang. Sebaliknya, kader senior Hanura yakni Gede Wirajaya Wisna yang menggantikan Arta sebagai Pengganti Antar Waktu di DPRD Bali juga tumbang.
Wirajaya Wisna yang bertarung sebagai Caleg DPRD Bali di Dapil Buleleng gagal lolos sebagai incumbent, lantaran partainya tidak memperoleh kursi DPRD Bali. Perlu dicatat juga beberapa Anggota DPRD Bali di Pemilu 2024 mengalami dinamika politik. Ada yang tidak dicalonkan partainya sehingga terpaksa ‘parkir’. Ada juga maju lewat partai lain karena dipecat. Kemudian ada yang turun level dari DPRD Bali maju ke DPRD Kabupaten. Ada juga yang naik level maju ke DPR RI dari Dapil Bali. Yang naik level tarung ke DPR RI dari Dapil Bali adalah I Nyoman Sugawa Korry (Golkar), IGA Diah Werdhi Srikandi (PDIP), I Gusti Putu Budiarta (PDIP), dan Nyoman Adi Wiryatama (PDIP). Namun dari sekian yang tarung ke Senayan, hanya Adi Wiryatama yang berhasil lolos dengan perolehan 165.374 suara. Sementara Gusti Budiarta memperoleh 67.601 suara, Diah Werdhi dengan 61.697 suara dan Sugawa Korry dengan 82.621 suara.
Sementara komposisi kursi DPRD Bali, dari 55 kursi yang tersedia, PDI Perjuangan kembali menjadi ‘jawara’ dengan menyabet 32 kursi (58,18 persen). PDIP hanya kehilangan 1 kursi di DPRD Denpasar. Pada Pileg 2019, PDIP berhasil menyapu 5 kursi di Dapil Denpasar. Namun kali ini hanya berhasil menyabet 4 kursi. Sementara di 8 kabupaten, PDIP berhasil mempertahankan perolehan kursi di 2019 silam.
Selanjutnya, Partai Gerindra yang awalnya di urutan 3 pada Pemilu 2019 silam dalam perolehan kursi menyodok menyalip Partai Golkar yang sebelumnya bertengger di urutan kedua. Gerindra membukukan 10 kursi dewan (18,89 persen), sementara Partai Golkar hanya merebut 7 kursi (12,72 persen). Pada Pileg 2019, Golkar menguasai 8 kursi (14,54 persen). Sebaliknya, Partai Demokrat yang pada Pemilu 2019 menguasai 4 kursi, kini harus puas dengan 3 kursi (5,45 persen). Demokrat kehilangan 1 kursi di Dapil Denpasar. Demokrat di Pemilu 2024 hanya sukses mendulang 3 kursi yang diperoleh di Dapil Buleleng 1 kursi, Karangasem 1 kursi dan Jembrana 1 kursi.
Kemudian, Partai NasDem masih sukses mempertahankan 2 kursi (3,63 persen) yang direbut di Pileg 2019. Dua kursi itu diraih Dr Somvir (dapil Buleleng) dan IGA Mas Sumatri (dapil Karangasem). Mas Sumatri yang mantan Bupati Karangasem periode 2015-2020 sekaligus Ketua DPD NasDem Karangasem ini menjadi new comer yang lolos dari Dapil Karangasem. Sementara 1 kursi (1,81 persen) lagi diamankan PSI dengan meloloskan Grace Anastasia Surya Widjaja di Dapil Denpasar.
Hasil ini sekaligus mencatatkan citra bahwa incumbent memang susah dikalahkan ketika sudah duduk di atas. Terbukti pada Pileg 2019 incumbent juga jawara, walaupun jumlah yang lolos berkurang. Dari 55 kursi yang ada sebanyak 35 incumbent bertahan, sementara sisanya sebanyak 20 direbut new comer.
Di Pileg 2024 kali ini, beberapa incumbent yang maju ke DPRD Bali malah tumbang. Mereka adalah Utami Dwi Suryadi, Srikandi Demokrat yang bertarung di dapil Denpasar, I Wayan Rawan Atmaja, kader senior Golkar yang bertarung di Dapil Badung, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, kader PDIP yang bertarung di Dapil Karangasem. Kemudian I Wayan Arta, kader Hanura yang menyeberang dan nyaleg melalui PDIP juga tumbang. Sebaliknya, kader senior Hanura yakni Gede Wirajaya Wisna yang menggantikan Arta sebagai Pengganti Antar Waktu di DPRD Bali juga tumbang.
Wirajaya Wisna yang bertarung sebagai Caleg DPRD Bali di Dapil Buleleng gagal lolos sebagai incumbent, lantaran partainya tidak memperoleh kursi DPRD Bali. Perlu dicatat juga beberapa Anggota DPRD Bali di Pemilu 2024 mengalami dinamika politik. Ada yang tidak dicalonkan partainya sehingga terpaksa ‘parkir’. Ada juga maju lewat partai lain karena dipecat. Kemudian ada yang turun level dari DPRD Bali maju ke DPRD Kabupaten. Ada juga yang naik level maju ke DPR RI dari Dapil Bali. Yang naik level tarung ke DPR RI dari Dapil Bali adalah I Nyoman Sugawa Korry (Golkar), IGA Diah Werdhi Srikandi (PDIP), I Gusti Putu Budiarta (PDIP), dan Nyoman Adi Wiryatama (PDIP). Namun dari sekian yang tarung ke Senayan, hanya Adi Wiryatama yang berhasil lolos dengan perolehan 165.374 suara. Sementara Gusti Budiarta memperoleh 67.601 suara, Diah Werdhi dengan 61.697 suara dan Sugawa Korry dengan 82.621 suara.
Sementara komposisi kursi DPRD Bali, dari 55 kursi yang tersedia, PDI Perjuangan kembali menjadi ‘jawara’ dengan menyabet 32 kursi (58,18 persen). PDIP hanya kehilangan 1 kursi di DPRD Denpasar. Pada Pileg 2019, PDIP berhasil menyapu 5 kursi di Dapil Denpasar. Namun kali ini hanya berhasil menyabet 4 kursi. Sementara di 8 kabupaten, PDIP berhasil mempertahankan perolehan kursi di 2019 silam.
Selanjutnya, Partai Gerindra yang awalnya di urutan 3 pada Pemilu 2019 silam dalam perolehan kursi menyodok menyalip Partai Golkar yang sebelumnya bertengger di urutan kedua. Gerindra membukukan 10 kursi dewan (18,89 persen), sementara Partai Golkar hanya merebut 7 kursi (12,72 persen). Pada Pileg 2019, Golkar menguasai 8 kursi (14,54 persen). Sebaliknya, Partai Demokrat yang pada Pemilu 2019 menguasai 4 kursi, kini harus puas dengan 3 kursi (5,45 persen). Demokrat kehilangan 1 kursi di Dapil Denpasar. Demokrat di Pemilu 2024 hanya sukses mendulang 3 kursi yang diperoleh di Dapil Buleleng 1 kursi, Karangasem 1 kursi dan Jembrana 1 kursi.
Kemudian, Partai NasDem masih sukses mempertahankan 2 kursi (3,63 persen) yang direbut di Pileg 2019. Dua kursi itu diraih Dr Somvir (dapil Buleleng) dan IGA Mas Sumatri (dapil Karangasem). Mas Sumatri yang mantan Bupati Karangasem periode 2015-2020 sekaligus Ketua DPD NasDem Karangasem ini menjadi new comer yang lolos dari Dapil Karangasem. Sementara 1 kursi (1,81 persen) lagi diamankan PSI dengan meloloskan Grace Anastasia Surya Widjaja di Dapil Denpasar.
Yang menarik, komposisi Srikandi alias caleg perempuan di DPRD Bali juga bertahan 9 orang. Namun dari 9 orang yang lolos masih didominasi incumbent sebanyak 5 orang. Dari 9 Srikandi yang lolos didominasi dari PDIP. Mereka adalah Ni Kadek Darmini (PDIP), Ni Luh Yuniati (PDIP), Ni Wayan Sari Galung (PDIP), Ni Made Usmantari (PDIP), Putu Diah Pradnyana Maharani (PDIP), Anak Agung Istri Paramita Dewi (PDIP). Sementara Ni Putu Yuli Artini (Partai Golkar), IGA Mas Sumatri (NasDem) dan Grace Anastasia Surya Wijaya (PSI).
Salah satu incumbent DPRD Bali, IGK Kresnabudi mengatakan dirinya bertarung ke kursi DPRD Bali sebagai incumbent sudah 3 periode. Hal itu jelas memang menguntungkan. “Tetapi jangan salah, ada juga caleg bermodal sebagai kandidat incumbent gugur juga. Sudah punya modal sosial politik, punya hibah bansos, kalah juga,” ujar Kresnabudi didampingi Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack politisi PDIP yang satu dapil lolos ke DPRD Bali sebagai incumbent, Rabu (13/3).
Apa penyebabnya? Kresnabudi yang notabene Ketua DPD II Golkar Buleleng ini mengatakan lolos dan tidak di Pemilu 2024 tergantung garis tangan. “Walaupun ada buah tangan, garis tangan tidak ada, tetap nggak jadi. Makanya saya sangat bersyukur didukung masyarakat dan diberikan restu (garis tangan,red) sehingga bisa jadi lagi,” ujar politisi asal Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini. 7 nat
Komentar