ST Brahmarya Banjar Abiantimbul Sanur Mengangkat Catur Warna Lewat Dur'solah
DENPASAR, NusaBali.com - ST Brahmarya Banjar Abiantimbul, Sanur, Denpasar Selatan, menghadirkan ogoh-ogoh unik dan penuh makna berjudul ‘Dur'solah’ pada tahun ini.
"Tema ini merupakan konsep catur warna tentang kasta yang ada di Bali," kata Krisna Prasta (Tude), anggota ST Brahmarya.
Tude menjelaskan bahwa dalam pembuatan ogoh-ogoh dengan budget Rp 15 juta – 20 juta ini, tidak ada arsitek yang memimpin. "Di sini kami semua belajar, semua bekerja, dan semua mengambil peran masing-masing," kata Tude.
Ogoh-ogoh Dur'solah menampilkan lima tokoh karakter: raja (kaum ksatria), pendeta (kaum brahmana), wanita pedagang (kaum waisya), rakyat yang ditendang (kaum sudra), serta ‘figuran’ prajurit yang membawa tedung.
Bagian kepala ogoh-ogoh raja dan pendeta dapat bergerak. Detail dan pewarnaan menjadi bagian terumit dalam pembuatannya. "Ini pertama kalinya kami membuat ogoh-ogoh dengan tokoh manusia full," kata Tude.
Tude mengatakan bahwa ST Brahmarya tidak mengejar juara dalam lomba ogoh-ogoh.
"Yang penting bagi kami adalah bagaimana kami dapat berkarya dengan maksimal dan menyampaikan pesan moral dari karya kami kepada masyarakat umum," kata Tude.
Tude berharap ogoh-ogoh di Bali terus berkembang dan memberikan ide-ide baru.
"Semoga karya ogoh-ogoh ini dapat menarik wisatawan agar mau berkunjung ke Bali dan dapat menghidupkan pariwisata di kota Denpasar," kata Tude.
Tude juga berbagi kiat dalam berkarya dengan biaya terbatas. "Kita bisa mengakali penggunaan bahan-bahan agar tidak banyak membeli," kata Tude.
"Contohnya, kita bisa menggunakan cat tembok/cat air untuk pewarnaan, memanfaatkan kardus bekas, dan sampah-sampah yang dapat diolah menjadi karya ogoh-ogoh."
Ogoh-ogoh ST Brahmarya Banjar Abian Timbul Sanur bukan hanya indah dan kreatif, tetapi juga mengandung pesan moral tentang kesetaraan dan keadilan sosial.
Karya ini menjadi bukti bahwa dengan semangat kebersamaan dan kreativitas, ogoh-ogoh bisa disajikan dengan apik. *m03
1
Komentar