DLH Belajar Ubah Sampah ke Surakarta
PLTSa menghasilkan daya listrik sekitar 8 Mw yang dibeli oleh PLN.
SURAKARTA, NusaBali
Dinas Kominfo bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar melakukan studi tiru ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (14/3). Rombongan Gianyar mengagumi keberhasilan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. TPA seluas 17 hektare berhasil menyulap sampah menjadi energi listrik.
Jabatan Fungsional Analis SDM Aparatur Ahli Muda, Prajuti Nurchasanah mewakili Kadis LH Kota Surakarta mengungkapkan, sekitar 95 ton sampah diolah dengan metode gasifikasi per hari. Sebanyak 45 ton di antaranya sampah impor dari Bali. “Impor sampah dari Bali sudah berupa Refuse Derived Fuel (RDF). Untuk bisa menghasilkan listrik, perlu sekitar 95 ton/hari. “Dari Bali 45 ton sampah. Dikirim kontainer,” jelas Prajuti.
Sampah yang digunakan tidak harus dipilah antara organik non organik. “Yang penting tidak ada besi, kaca, dan batu. Ada plastik gak apa-apa. Makanya kami tidak punya pembatasan plastik di Solo,” jelas Prajuti. Pejabat yang akrab disapa Ayu ini mengatakan, PLTSa telah berproses sejak Juni 2022 dan mulai menghasilkan listrik pada 27 Januari 2024. PLTSa menghasilkan daya listrik sekitar 8 Mw yang dibeli oleh PLN. Listrik dari PLTSa sudah mengalir ke instalasi listrik masyarakat setempat.
Ayu mengatakan, pola penanganan sampah di Kota Surakarta dengan cara jemput bola ke rumah tangga menggunakan armada kelurahan. Sampah diangkut menuju TPA (TPS mobile). “Presentase rumah tangga yang melakukan pemilahan di sumber atau RT sekitar 31,62%,” ucapnya. Membantu melayani pengolahan sampah khususnya untuk masyarakat Kota Surakarta, dibantu oleh TPS3R Mojo Makmur, 1 Bank Sampah Induk, dan 233 Bank Sampah Unit serta TPA Putri Cempo. Pengolahannya menggunakan metode biodrying dengan teknologi gasifikasi.
Energi listrik sebesar 8 Mw dibeli oleh PLN sebesar 5 Mw dan sisanya yaitu 3 Mw digunakan sebagai operasional dalam menjalankan pengolahan sampah di TPA Putri Cempo. Ayu menegaskan, pengelolaan sampah di TPA Putri Cempo dengan teknologi gasifikasi benar-benar ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi, tidak menggunakan air terlalu banyak. Residu dari pengolahan sampah ada 2 yaitu padat dan gas. Residu padat digunakan sebagai bahan baku pembuatan batako dan residu gas untuk disinfektan. “Benar-benar ramah lingkungan,” jelas Ayu.
Kabid Informasi Komunikasi Publik Kominfo Gianyar, Ni Luh Made Astiti, mewakili Kadis Kominfo Gianyar berharap metode pengolahan sampah di Kota Surakarta bisa menjadi inspirasi dan diterapkan di gumi seni Gianyar. “Kami berharap ini bisa menjadi terobosan untuk Gianyar dalam mengatasi masalah yang kita hadapi,” ujar Astiti.
TPA Putri Cempo melayani Kota Surakarta selama lebih dari tiga dekade. Dibuka sejak tahun 1986, tempat ini telah menjadi saksi perubahan Kota Surakarta selama bertahun-tahun. Setiap harinya, TPA Putri Cempo menerima sekitar 300 ton sampah dari Kota Surakarta dan sekitarnya. Sampah-sampah ini adalah hasil dari aktivitas sehari-hari warga. TPA Putri Cempo memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan kota.
TPA Putri Cempo dengan luas 17 hektare menjadikannya salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di wilayah ini. Sampah-sampah yang dibuang menumpuk dengan cepat, hingga mencapai ketinggian yang mengesankan, yaitu 28 meter. Ini adalah bukti betapa pentingnya pengelolaan sampah yang efisien untuk mencegah pencemaran lingkungan.
TPA Putri Cempo bukan hanya tempat sampah biasa. Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola sampah secara lebih berkelanjutan. Sebelum adanya PLTSa, salah satu langkah penting adalah pengolahan sampah menjadi bahan daur ulang. Sampah-sampah yang datang ke TPA ini dapat diolah kembali menjadi berbagai produk daur ulang yang bermanfaat. 7 nvi
Komentar