Cuaca Buruk, Kapal Cepat Stop Beroperasi
Dermaga Rakyat Padangbai Tutup hingga 17 Maret
BBMKG mengingatkan masyarakat, nelayan, dan pelaku wisata bahari waspadai potensi angin kencang dan tinggi gelombang laut di perairan sekitar Bali
AMLAPURA, NusaBali
Gelombang tinggi di Selat Lombok menyebabkan otoritas Pelabuhan Padangbai Karangasem menutup penyeberangan di Dermaga Rakyat Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. Sebanyak 27 fast boat (kapal cepat) yang biasanya melayani penyeberangan wisatawan menuju Gili Trawangan di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB dihentikan sementara hingga, Minggu (17/3). Penutupan sendiri telah dilakukan sejak, Rabu (13/3) lalu pukul 15.30 Wita. Wisatawan yang hendak menyeberang ke Lombok kini dialihkan sementara ke Pelabuhan Padangbai dengan menaiki Kapal Ferry.
Pejabat Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Made Budha mengungkapkan sesuai informasi cuaca dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Denpasar cuaca di Selat Lombok baik di Selat Lombok bagian utara dengan kecepatan angin 8-25 knot per jam, maupun di bagian selatan kecepatan angin 8-20 knot per jam dengan tinggi gelombang berkisar 1,25 meter-2,5 meter.
Dengan cuaca seperti itu, fast boat tidak bisa menyeberang, karena kapalnya kecil, pendek dan sangat berbahaya, rawan terbalik diterjang angin dan gelombang. "Makanya ratusan wisatawan yang hendak berwisata ke Gili Trawangan, memilih berangkat menggunakan kapal ferry," jelasnya. Selama ini setiap hari seratusan wisatawan berwisata ke Gili Trawangan, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB berlayar dari Dermaga Rakyat Desa Padangbai.
Begitu juga sebaliknya wisatawan yang datang dari Gili Trawangan menumpang fast boat berlabuh di Dermaga Rakyat Desa Padangbai pukul 13.00 Wita hingga 14.00 Wita. Pantauan NusaBali, Jumat (15/3) aktivitas di Dermaga Rakyat Desa Padangbai tampak sepi. Jika biasanya banyak wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (Wisman) yang hendak menyeberang ke Gili Trawangan, kemarin terlihat lengang. Hal sebaliknya terlihat di Pelabuhan Padangbai. Banyak wisatawan yang memilik untuk menumpang kapal ferry untuk menyeberang ke Lombok dan lanjut ke Gili Trawangan. Aktivitas di Pelabuhan Padangbai, Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kembali normal setelah sebelumnya sempat tutup selama 16 jam, dari Rabu (13/3) pukul 20.00 Wita hingga Kamis (14/3) pukul 12.00 Wita.
Kedua dermaga di Pelabuhan Padangbai dioperasikan untuk kegiatan bongkar muat penumpang.
Gelombang tinggi di Selat Lombok menyebabkan otoritas Pelabuhan Padangbai Karangasem menutup penyeberangan di Dermaga Rakyat Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. Sebanyak 27 fast boat (kapal cepat) yang biasanya melayani penyeberangan wisatawan menuju Gili Trawangan di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB dihentikan sementara hingga, Minggu (17/3). Penutupan sendiri telah dilakukan sejak, Rabu (13/3) lalu pukul 15.30 Wita. Wisatawan yang hendak menyeberang ke Lombok kini dialihkan sementara ke Pelabuhan Padangbai dengan menaiki Kapal Ferry.
Pejabat Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Made Budha mengungkapkan sesuai informasi cuaca dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Denpasar cuaca di Selat Lombok baik di Selat Lombok bagian utara dengan kecepatan angin 8-25 knot per jam, maupun di bagian selatan kecepatan angin 8-20 knot per jam dengan tinggi gelombang berkisar 1,25 meter-2,5 meter.
Dengan cuaca seperti itu, fast boat tidak bisa menyeberang, karena kapalnya kecil, pendek dan sangat berbahaya, rawan terbalik diterjang angin dan gelombang. "Makanya ratusan wisatawan yang hendak berwisata ke Gili Trawangan, memilih berangkat menggunakan kapal ferry," jelasnya. Selama ini setiap hari seratusan wisatawan berwisata ke Gili Trawangan, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB berlayar dari Dermaga Rakyat Desa Padangbai.
Begitu juga sebaliknya wisatawan yang datang dari Gili Trawangan menumpang fast boat berlabuh di Dermaga Rakyat Desa Padangbai pukul 13.00 Wita hingga 14.00 Wita. Pantauan NusaBali, Jumat (15/3) aktivitas di Dermaga Rakyat Desa Padangbai tampak sepi. Jika biasanya banyak wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (Wisman) yang hendak menyeberang ke Gili Trawangan, kemarin terlihat lengang. Hal sebaliknya terlihat di Pelabuhan Padangbai. Banyak wisatawan yang memilik untuk menumpang kapal ferry untuk menyeberang ke Lombok dan lanjut ke Gili Trawangan. Aktivitas di Pelabuhan Padangbai, Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kembali normal setelah sebelumnya sempat tutup selama 16 jam, dari Rabu (13/3) pukul 20.00 Wita hingga Kamis (14/3) pukul 12.00 Wita.
Kedua dermaga di Pelabuhan Padangbai dioperasikan untuk kegiatan bongkar muat penumpang.
Foto: Suasana bongkar muat di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Jumat (15/3). -NANTRA
"Tetap kami memantau cuaca di Selat Lombok, jika gelombang tinggi dan tidak memungkinkan kapal ferry berlayar, kembali kami akan berlakukan buka tutup," tambah Budha. Budha mengatakan, telah mengimbau kepada semua nakhoda kapal ferry, agar selalu waspada. Sebab, cuaca di laut tidak menentu, utamakan keselamatan penumpang, jika tidak memungkinkan agar menunda perjalanan.
Sebenarnya, mengenai cuaca di laut, nakhoda yang paling tahu. Jadwal keberangkatan kapal ferry sendiri kembali normal seperti biasa yang beroperasi selama 24 jam. Sebanyak 13 kapal dari 27 kapal yang ada dioperasikan dengan terbagi dua shift I pukul 08.00 Wita-20.00 Wita mengoperasikan 7 kapal, dan shift II pukul 20.00 Wita-08.00 Wita mengoperasikan sebanyak 6 kapal. Tercatat 3 kapal masuk dok, yakni KMP Nusa Penida, KMP Nusa Sakti milik PT PM SP Ferry, dan KMP Salindo Mutiara I milik PT Gerbang Samudra Sarana.
Sementara Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk di Bali pada 15-17 Maret 2024 akibat terbentuknya bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia bagian tenggara dan 94S di pesisir utara Australia. “Kami imbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, di Denpasar, Jumat kemarin.
BBMKG Denpasar memetakan selama periode peringatan dini itu, sejumlah wilayah di Bali berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. Wilayah tersebut yakni periode peringatan dini 15 Maret di Kabupaten Buleleng, Gianyar, Klungkung, Jembrana, Bangli, Badung, dan Tabanan. Kemudian pada 16 Maret di Kabupaten Buleleng, Karangasem, Tabanan, Bangli, Klungkung, dan Gianyar dan pada 17 Maret di Kabupaten Buleleng, Karangasem, Jembrana, Tabanan, dan Bangli.
Selanjutnya, wilayah di Bali yang berpotensi terjadi angin kencang selama periode 15-17 Maret yakni di sebagian besar wilayah Pulau Dewata, pesisir utara dan pesisir selatan Bali. Kemudian, potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih yakni di Laut Bali, Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok, perairan selatan Bali, dan Samudra Hindia diperkirakan selama periode 15-17 Maret 2024.
Tak hanya itu, BBMKG Denpasar juga memetakan sejumlah pantai wisata di Bali yang berpotensi terjadi rob atau banjir pesisir di antaranya di Pantai Soka dan Tanah Lot di Kabupaten Tabanan. Kemudian, Pantai Canggu, Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua di Kabupaten Badung, selanjutnya Pantai Sanur di Kota Denpasar.
Selain itu, juga di Kabupaten Gianyar yakni Pantai Ketewel dan Pantai Lebih, kemudian di Kabupaten Klungkung yaitu Pantai Klungkung dan Nusa Penida. BBMKG Denpasar menyebutkan titik koordinat bibit siklon tropis 91S itu berada di sekitar 15.4 Lintang Selatan (LS) dan 113.5 Bujur Timur (BT) dan bibit siklon tropis 94S terpantau di pesisir utara Australia di sekitar 11.7 LS dan 133.7 BT.
Dua bibit siklon tropis itu secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan kecepatan angin di wilayah Bali serta potensi peningkatan gelombang laut. Ada pun dampak bencana yang perlu diwaspadai di antaranya angin kencang, pohon tumbang, petir, genangan air, banjir, dan tanah longsor. Selain itu, nelayan, masyarakat pesisir, dan pelaku wisata bahari juga perlu mewaspadai potensi tinggi gelombang laut.
Sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem dan berhati-hati dalam beraktivitas di tengah kondisi cuaca di berbagai wilayah di Bali akhir-akhir ini. Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin dalam rilis resminya di Denpasar, Jumat kemarin.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” ujarnya. Ia menambahkan masyarakat umum, nelayan, dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi angin kencang dan tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter di perairan sekitar Bali.
“Selalu memperhatikan informasi yang valid dari instansi yang berwenang,” pintanya. Birokrat asal Mengwi, Badung ini mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca saat ini. “Yang sedang di jalan agar berhati-hati dengan tanah longsor dan pohon tumbang. Yang beraktivitas di laut agar waspada gelombang pasang dan angin kencang,” tutupnya. 7 k16, ant
1
Komentar