Gelombang Tinggi, Hambat Evakuasi Sampah Kiriman
Pembersihan sampah kiriman di Pantai Kuta akan dimulai hari ini, dengan perkiraan jumlah sampah sekitar 180 ton.
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena gelombang tinggi yang terjadi di beberapa kawasan pesisir pantai Kabupaten Badung belakangan ini menghambat proses evakuasi sampah kiriman di pantai. Petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung pun harus kerja ekstra membersihkan sampah kiriman yang berhasil menepi.
“Gelombang tinggi membatasi waktu kami dalam melakukan evakuasi sampah dengan alat berat. Kami hanya bisa melakukan pembersihan di pagi hari, sedangkan siang hingga sore hari, pasang air laut membuat kami tidak dapat melanjutkan proses evakuasi,” ujar Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung Made Gede Dwipayana, Jumat (15/3) siang.
Kondisi gelombang tinggi terjadi sebagai akibat dari siklus alam yang biasa berlangsung saat Sasih Kedasa, yang bertepatan dengan periode Tilem atau Purnama, di mana kecenderungannya bisa berlangsung hingga empat hari. Fenomena ini tidak hanya membuat penanganan sampah kiriman menjadi tantangan tetapi juga mempengaruhi kondisi kebersihan pantai secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Dwipayana menyatakan bahwa sampah yang dibawa oleh gelombang tinggi umumnya berasal dari sumber lokal. “Beberapa sampah yang terbawa pasang air laut memang sempat membuat kami harus bergerak cepat. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, kami telah mengatasi masalah tersebut,” ucapnya.
Dwipayana menyebut total sampah yang dibersihkan di Pantai Seminyak mencapai 70 ton. Disusul Pantai Legian, yang menghasilkan jumlah sampah yang lebih besar, yakni sekitar 200 ton. Sedangkan untuk Pantai Kuta, pembersihan akan dimulai hari ini, dengan perkiraan jumlah sampah yang akan dikumpulkan sekitar 180 ton.
“Pengangkutan di Legian sudah tuntas, besok (hari ini) lanjut pembersihan di Kuta. Sedangkan di Pantai Seminyak sudah selesai sejak Kamis,” tuturnya. 7 ol3
Fenomena gelombang tinggi yang terjadi di beberapa kawasan pesisir pantai Kabupaten Badung belakangan ini menghambat proses evakuasi sampah kiriman di pantai. Petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung pun harus kerja ekstra membersihkan sampah kiriman yang berhasil menepi.
“Gelombang tinggi membatasi waktu kami dalam melakukan evakuasi sampah dengan alat berat. Kami hanya bisa melakukan pembersihan di pagi hari, sedangkan siang hingga sore hari, pasang air laut membuat kami tidak dapat melanjutkan proses evakuasi,” ujar Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung Made Gede Dwipayana, Jumat (15/3) siang.
Kondisi gelombang tinggi terjadi sebagai akibat dari siklus alam yang biasa berlangsung saat Sasih Kedasa, yang bertepatan dengan periode Tilem atau Purnama, di mana kecenderungannya bisa berlangsung hingga empat hari. Fenomena ini tidak hanya membuat penanganan sampah kiriman menjadi tantangan tetapi juga mempengaruhi kondisi kebersihan pantai secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Dwipayana menyatakan bahwa sampah yang dibawa oleh gelombang tinggi umumnya berasal dari sumber lokal. “Beberapa sampah yang terbawa pasang air laut memang sempat membuat kami harus bergerak cepat. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, kami telah mengatasi masalah tersebut,” ucapnya.
Dwipayana menyebut total sampah yang dibersihkan di Pantai Seminyak mencapai 70 ton. Disusul Pantai Legian, yang menghasilkan jumlah sampah yang lebih besar, yakni sekitar 200 ton. Sedangkan untuk Pantai Kuta, pembersihan akan dimulai hari ini, dengan perkiraan jumlah sampah yang akan dikumpulkan sekitar 180 ton.
“Pengangkutan di Legian sudah tuntas, besok (hari ini) lanjut pembersihan di Kuta. Sedangkan di Pantai Seminyak sudah selesai sejak Kamis,” tuturnya. 7 ol3
Komentar