Bahan Jajan Satuh Bali Mahal dan Langka
BANGLI. Nusa Bali - Harga bahan baku salah satu jajan khas Bali, yakni satuh Bali, berupa beras ketan makin mahal. Perajin satuh juga sulit mendapatkan bahan baku utama berupa gula merah.
Oleh karena itu, perajin jajan ini tidak lagi membuat jajan jenis satuh Bali. Perajin Jaja (jajan) Bali Wayan Sandat mengaku membuat berbagai jenis jajan khas Bali di buat salah satunya jenis jaja satuh Bali. Namun belakang ini perajin asal Banjar Buungan, Desa Tiga, Kecamatan Susut, ini mengaku tidak lagi memproduksi jenis jajan satuh Bali.
Menurutnya harga bahan baku satuh berupa beras ketan makin mahal. Bahan baku terutama gula merah juga langka. "Di samping harga bahan baku naik, bahan ini juga sulit didapatkan,” ungkapnya, Jumat (15/3)
Lanjutnya, harga beras ketan sebelumnya Rp 300.000 per 25 kilogram dan saat ini kisaran Rp 550.000 per 25kg. Begitu juga harga gula merah sebelumnya Rp 20.000 per kg, naik menjadi Rp 35.000 per kg. “Khusus untuk gula merah sangat sulit di dapat di pasar sebagian besar pedagang mengaku stok gula merah habis. Memang ada beberapa jenis gula merah. Untuk membuat jaja satuh tidak bisa menggunakan gula sembarangan karena akan berpengaruh pada rasa,” jelasnya.
Kata Wayan Sandat, jika naiknya harga beras ketan karena pengiriman beras ketan dari pulau Jawa ngadat. Sedangkan langkanya gula merah karena perajin gula di Karangasem lebih memilih mengolah menjadi tuak.
Karena harga bahan baku meningkat dan sulit didapat, dia memilih tidak lagi memproduksi jaja jenis satuh Bali. Sebelumnya harga eceran jaja satuh Bali Rp 5.000 per buah. Dengan harga bahan baku meningkat dua kali lipat, maka harga jaja harus naik. "Dengan harga sebesar itu tentu sulit rasanya untuk menjual. Kami lebih memilih tidak memproduksi jajan tersebut. Produksi akan ada lagi jika harga bahan baku normal. Tapi kami tetap memproduksi jaja jenis lain yang bahan baku masih mudah didapat," ujarnya.7esa
Komentar