Bali Komitmen Bangun Satuan Pendidikan Aman Bencana
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen membangun kemampuan tanggap bencana di ranah satuan pendidikan.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Daerah Provinsi Bali, bertempat di Aula Disdikpora Bali, Jalan Raya Puputan, Niti Mandala, Denpasar, Jumat (15/3).
Kegiatan ini sekaligus sebagai tindak lanjut Keputusan Gubernur Bali Nomor 879/04-G/HK/2023 tentang Penetapan Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana Daerah Provinsi Bali yang diterbitkan pada 5 Oktober 2023.
Puluhan anggota Sekber SPAB Bali, mulai dinas/badan jajaran Pemprov Bali, sekolah, LSM hingga media, hadir dalam kesempatan tersebut guna membahas program kerja untuk satu tahun mendatang.
“Ini penting untuk menyamakan persepsi, upaya-upaya kita untuk melakukan mitigasi bencana yang ada di satuan pendidikan,” ujar Sekretaris Disdikpora Bali I Made Sutarjana yang membuka kegiatan.
Menurut Sutarjana, kejadian bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, wabah, hingga gedung roboh, dapat terjadi di mana pun tidak terkecuali di wilayah satuan pendidikan. Untuk itu, dia berharap program kerja yang akan terbentuk dapat digunakan oleh segenap insan di satuan pendidikan dalam membangun kesadaran tanggap bencana.
“Baik guru, pegawai, siswa, mereka memahami risiko-risiko bencana yang ada, sehingga meminimalisir kecelakaan,” kata Sutarjana.
Sekretaris Sekber SPAB Bali yang juga Kepala Bidang PKLK (Pendidikan Khusus Layanan Khusus) Disdikpora Bali Anak Agung Bagus Suryawan, menambahkan penguatan SPAB meliputi kesiapan pada saat terjadi bencana, sebelum terjadi bencana, dan sesudah terjadi bencana.
“Umpamanya sebelum bencana, apa yang harus dilakukan, membentuk tim siaga, struktur bangunan seperti apa, pemasangan rambu-rambu, dan lain sebagainya. Jadi kalau terjadi bencana mereka sudah siap, tidak bingung,” ujarnya.
Sebagai awal akan ada 100 sekolah (SMA/SMK/SLB) tersebar di Bali yang akan menjadi tempat pelaksanaan program SPAB. Sekolah-sekolah ini nantinya diharapkan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya membangun kesiapsiagaan bencana.
Dia berharap, nantinya stakeholder SPAB Bali juga dapat menyiapkan pos pendidikan, sebagai tempat peserta didik melanjutkan proses belajar, apabila misalnya terjadi kejadian bencana, seperti banjir dan lain sebagainya.
Sekber SPAB Bali telah menggandeng sejumlah lembaga non profit yang berpengalaman dalam menangani kebencanaan seperti Yayasan PLAN Indonesia. PLAN Indonesia selama ini telah memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan-pelatihan penanganan kebencanaan di sekolah-sekolah di Bali, serta program-program kemanusiaan di beberapa wilayah di Indonesia.
“Keselamatan anak di sekolah apalagi pada saat terjadi bencana, itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Program Manager PLAN Indonesia Ida Ngurah.
Ida Ngurah mengungkapkan, program SPAB di Bali akan digunakan pihaknya sebagai pilot project untuk nantinya juga diterapkan di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Dalam mendukung SPAB di Bali, PLAN Indonesia menawarkan empat pilar, yakni penguatan kebijakan dan anggaran, promosi perawatan bangunan, manajemen sekolah berbasis bencana, dan pendidikan kebencanaan.
“Paling tidak anak-anak tahu kalau ada bencana harus berlindung dulu di bawah meja, jangan langsung lari, karena itu berbahaya,” ucapnya. 7 a
Kegiatan ini sekaligus sebagai tindak lanjut Keputusan Gubernur Bali Nomor 879/04-G/HK/2023 tentang Penetapan Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana Daerah Provinsi Bali yang diterbitkan pada 5 Oktober 2023.
Puluhan anggota Sekber SPAB Bali, mulai dinas/badan jajaran Pemprov Bali, sekolah, LSM hingga media, hadir dalam kesempatan tersebut guna membahas program kerja untuk satu tahun mendatang.
“Ini penting untuk menyamakan persepsi, upaya-upaya kita untuk melakukan mitigasi bencana yang ada di satuan pendidikan,” ujar Sekretaris Disdikpora Bali I Made Sutarjana yang membuka kegiatan.
Menurut Sutarjana, kejadian bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, wabah, hingga gedung roboh, dapat terjadi di mana pun tidak terkecuali di wilayah satuan pendidikan. Untuk itu, dia berharap program kerja yang akan terbentuk dapat digunakan oleh segenap insan di satuan pendidikan dalam membangun kesadaran tanggap bencana.
“Baik guru, pegawai, siswa, mereka memahami risiko-risiko bencana yang ada, sehingga meminimalisir kecelakaan,” kata Sutarjana.
Sekretaris Sekber SPAB Bali yang juga Kepala Bidang PKLK (Pendidikan Khusus Layanan Khusus) Disdikpora Bali Anak Agung Bagus Suryawan, menambahkan penguatan SPAB meliputi kesiapan pada saat terjadi bencana, sebelum terjadi bencana, dan sesudah terjadi bencana.
“Umpamanya sebelum bencana, apa yang harus dilakukan, membentuk tim siaga, struktur bangunan seperti apa, pemasangan rambu-rambu, dan lain sebagainya. Jadi kalau terjadi bencana mereka sudah siap, tidak bingung,” ujarnya.
Sebagai awal akan ada 100 sekolah (SMA/SMK/SLB) tersebar di Bali yang akan menjadi tempat pelaksanaan program SPAB. Sekolah-sekolah ini nantinya diharapkan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya membangun kesiapsiagaan bencana.
Dia berharap, nantinya stakeholder SPAB Bali juga dapat menyiapkan pos pendidikan, sebagai tempat peserta didik melanjutkan proses belajar, apabila misalnya terjadi kejadian bencana, seperti banjir dan lain sebagainya.
Sekber SPAB Bali telah menggandeng sejumlah lembaga non profit yang berpengalaman dalam menangani kebencanaan seperti Yayasan PLAN Indonesia. PLAN Indonesia selama ini telah memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan-pelatihan penanganan kebencanaan di sekolah-sekolah di Bali, serta program-program kemanusiaan di beberapa wilayah di Indonesia.
“Keselamatan anak di sekolah apalagi pada saat terjadi bencana, itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Program Manager PLAN Indonesia Ida Ngurah.
Ida Ngurah mengungkapkan, program SPAB di Bali akan digunakan pihaknya sebagai pilot project untuk nantinya juga diterapkan di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Dalam mendukung SPAB di Bali, PLAN Indonesia menawarkan empat pilar, yakni penguatan kebijakan dan anggaran, promosi perawatan bangunan, manajemen sekolah berbasis bencana, dan pendidikan kebencanaan.
“Paling tidak anak-anak tahu kalau ada bencana harus berlindung dulu di bawah meja, jangan langsung lari, karena itu berbahaya,” ucapnya. 7 a
Komentar