Pratima Pura Subak Raib
Tiga buah batu manik di Pura Subak Abian Teben Tegeh, Banjar Tandang Bhuana Sari, Desa Batur Utara, Kecamatan Kintamani, hilang.
BANGLI, NusaBali
Pratima di Pura Subak Abian Teben Tegeh, Banjar Tandang Bhuana Sari, Desa Batur Utara, Kecamatan Kintamani, Bangli, raib, Minggu (30/7). Pratima yang hilang berupa 1 buah uang kepeng merah tembaga (pis bolong) dan 3 buah batu warna hitam terdiri dari 1 buah berbentuk bulat, 1 buah batu lebih kecil, 1 buah batu bulat lonjong. Kasus pencurian kini ditangani Unit Reskrim Polsek Kintamani diback-up Sat Reskrim Polres Bangli.
Informasi yang terhimpun, Minggu kemarin sekitar pukul 09.30 Wita, Wakil Kelian Subak I Nengah Sukaja yang berada di jaba tengah di Pura Subak Abian Teben Tegeh melihat pintu palinggih meru gedong penyineban terbuka. Melihat hal tersebut, Nengah Sukaja bergegas memberitahu I Wayan Suweta yang notabene kelian subak.
Selanjutnya keduanya bersama-sama masuk untuk mengecek kondisi di Pura. Keduanya mendapati dua palinggih lainnya pintunya terbuka dan dalam kondisi tercongkel. Sebelumnya ketiga pintu palinggih tersebut terkunci menggunakan kunci gembok.
Kemudian keduanya memeriksa secara seksama, didapati tempat kotak berapa kayu yang dijadikan wadah pratima yang sebelumnya diletakkan di dalam palinggih meru gedong penyimpanan posisinya berubah. Kotak tersebut ditemukan di bawah dalam kondisi terbongkar dan isinya raib. Kemudian pihaknya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kintamani.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Kintamani Kompol Putu Gunawan, mengungkapkan, setelah mendapat laporan dari warga, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian. Tetapi tidak banyak warga yang mengetahui bentuk dari batu tersebut. Hal ini dipertegas dengan tidak adanya CCTV yang terpasang pada pura. “Tidak ada warga yang tahu secara pasti kapan rusaknya pintu palinggih pura,” ucapnya.
Namun menurut pengakuan dari Jero Mangku Sailon selaku pamangku di subak tersebut, palinggih pada pura terakhir dibuka tahun yang lalu, yakni di bulan Oktober 2016 saat ada upacara pembersihan di pura. “Hanya beberapa pamangku saja yang mengetahui secara pasti bentuk dari batu manik itu,” ungkapnya. Kini pihak masih melakukan lidik atas kasus tersebut. *e
Informasi yang terhimpun, Minggu kemarin sekitar pukul 09.30 Wita, Wakil Kelian Subak I Nengah Sukaja yang berada di jaba tengah di Pura Subak Abian Teben Tegeh melihat pintu palinggih meru gedong penyineban terbuka. Melihat hal tersebut, Nengah Sukaja bergegas memberitahu I Wayan Suweta yang notabene kelian subak.
Selanjutnya keduanya bersama-sama masuk untuk mengecek kondisi di Pura. Keduanya mendapati dua palinggih lainnya pintunya terbuka dan dalam kondisi tercongkel. Sebelumnya ketiga pintu palinggih tersebut terkunci menggunakan kunci gembok.
Kemudian keduanya memeriksa secara seksama, didapati tempat kotak berapa kayu yang dijadikan wadah pratima yang sebelumnya diletakkan di dalam palinggih meru gedong penyimpanan posisinya berubah. Kotak tersebut ditemukan di bawah dalam kondisi terbongkar dan isinya raib. Kemudian pihaknya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kintamani.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Kintamani Kompol Putu Gunawan, mengungkapkan, setelah mendapat laporan dari warga, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian. Tetapi tidak banyak warga yang mengetahui bentuk dari batu tersebut. Hal ini dipertegas dengan tidak adanya CCTV yang terpasang pada pura. “Tidak ada warga yang tahu secara pasti kapan rusaknya pintu palinggih pura,” ucapnya.
Namun menurut pengakuan dari Jero Mangku Sailon selaku pamangku di subak tersebut, palinggih pada pura terakhir dibuka tahun yang lalu, yakni di bulan Oktober 2016 saat ada upacara pembersihan di pura. “Hanya beberapa pamangku saja yang mengetahui secara pasti bentuk dari batu manik itu,” ungkapnya. Kini pihak masih melakukan lidik atas kasus tersebut. *e
Komentar