Desa Adat Pecatu Siapkan Besek untuk Pamedek
Kurangi Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai
MANGUPURA, NusaBali - Desa Adat Pecatu menyiapkan ratusan besek atau tempat penyimpanan untuk sarana upacara dalam kegiatan Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang diselenggarakan pada Rahina Anggara Kasih Medangsia, Selasa (19/3). Langkah ini diambil dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Kami mengimbau kepada para pamedek untuk menggunakan busana yang sesuai ketentuan dan membawa sarana upacara tanpa menggunakan kantong plastik. Ini untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan sebagai upaya kami untuk menjaga lingkungan,” ujar Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta saat ditemui di Pura Luhur Uluwatu, Selasa (19/3) sore.
Demi mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, lanjut Sumerta, Pecalang yang bertugas di pintu masuk Pura Luhur Uluwatu akan memeriksa dan menerima kantong plastik yang dibawa oleh para pamedek. Sebagai gantinya pamedek bisa memakai besek yang telah disiapkan.
Dengan langkah inovatif ini, Sumerta berharap dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan serta mengurangi dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai. “Perkembangan masyarakat semenjak lima tahun yang lalu sudah sangat baik sekali, tidak ada plastik yang beterbangan di sini. Kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sudah ada,” ucapnya.
Salah seoarang pecalang bernama Nyoman Garis, memastikan pelaksanaan program penggantian kantong plastik dengan besek berjalan lancar. Saat ini, sudah ada 100 paket besek yang disediakan oleh pihak Desa Adat Pecatu. “Pamedek yang membawa kantong plastik langsung memberikannya kepada kami dan kami langsung menukarkannya dengan besek. Kami juga menyarankan kepada pemedak untuk mengembalikan besek setelah selesai digunakan agar dapat dipakai oleh pemedak lainnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Panglingsir Puri Agung Jro Kuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau sering disapa Turah Joko, menambahkan Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Ida Batara nyejer selama empat hari dari 19-22 Maret 2024. Sebelum puncak Pujawali, sudah digelar prosesi penyucian ‘Kulit Gede’ yang baru, yang digelar pada 16 Maret 2024. Puncak Pujawali pada Selasa kemarin dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Griya Sari Denpasar dan Ida Pedanda Gede Made Karang dari Griya Gede Karang Klui Tampakgangsul.
Melalui pelaksanaan penyucian ini, Turah Joko berharap kesucian dan keajegan Pura, bisa tetap dilaksanakan di Pura Luhur Uluwatu. Turah Joko juga menyampaikan harapan bahwa Bali tetap aman dan wisatawan tetap berdatangan ke pulau Bali. “Kami berharap apa yang kami lakukan pada hari ini (kemarin) dan ke depannya, Bali tetap aman dan wisatawan bisa tetap datang ke Bali agar masyarakat bisa mencari nafkah dan terangkat ekonominya lebih baik lagi,” harapnya. 7 ol3
Demi mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, lanjut Sumerta, Pecalang yang bertugas di pintu masuk Pura Luhur Uluwatu akan memeriksa dan menerima kantong plastik yang dibawa oleh para pamedek. Sebagai gantinya pamedek bisa memakai besek yang telah disiapkan.
Dengan langkah inovatif ini, Sumerta berharap dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan serta mengurangi dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai. “Perkembangan masyarakat semenjak lima tahun yang lalu sudah sangat baik sekali, tidak ada plastik yang beterbangan di sini. Kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sudah ada,” ucapnya.
Salah seoarang pecalang bernama Nyoman Garis, memastikan pelaksanaan program penggantian kantong plastik dengan besek berjalan lancar. Saat ini, sudah ada 100 paket besek yang disediakan oleh pihak Desa Adat Pecatu. “Pamedek yang membawa kantong plastik langsung memberikannya kepada kami dan kami langsung menukarkannya dengan besek. Kami juga menyarankan kepada pemedak untuk mengembalikan besek setelah selesai digunakan agar dapat dipakai oleh pemedak lainnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Panglingsir Puri Agung Jro Kuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau sering disapa Turah Joko, menambahkan Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Ida Batara nyejer selama empat hari dari 19-22 Maret 2024. Sebelum puncak Pujawali, sudah digelar prosesi penyucian ‘Kulit Gede’ yang baru, yang digelar pada 16 Maret 2024. Puncak Pujawali pada Selasa kemarin dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Griya Sari Denpasar dan Ida Pedanda Gede Made Karang dari Griya Gede Karang Klui Tampakgangsul.
Melalui pelaksanaan penyucian ini, Turah Joko berharap kesucian dan keajegan Pura, bisa tetap dilaksanakan di Pura Luhur Uluwatu. Turah Joko juga menyampaikan harapan bahwa Bali tetap aman dan wisatawan tetap berdatangan ke pulau Bali. “Kami berharap apa yang kami lakukan pada hari ini (kemarin) dan ke depannya, Bali tetap aman dan wisatawan bisa tetap datang ke Bali agar masyarakat bisa mencari nafkah dan terangkat ekonominya lebih baik lagi,” harapnya. 7 ol3
Komentar