HUT ke-420 Kota Singaraja, Ratusan Bonsai Dipamerkan
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 717 bonsai dipamerkan dalam pameran serangkaian HUT ke-420 Kota Singaraja, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno di wilayah Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (19/3). Ratusan bonsai tersebut menarik perhatian. Bahkan ada yang memiliki harga fantastis hingga ratusan juta.
Ketua Panitia Ketut Windu Saputra mengatakan, pameran bonsai ini diikuti oleh sebanyak 570 orang lebih penggemar bonsai. Dari total peserta yang ikut ada sebanyak 717 bonsai yang dipamerkan. Pameran dengan skala nasional ini, juga diikuti oleh penggemar bonsai dari beberapa Provinsi di pulau Jawa dan Sumatra.
“Jenis pohon yang dipamerkan beragam, mulai dari sancang, santigi, juga pohon lokal Buleleng. Seperti ileng-ileng dan asem. Usia paling lama ada pohon asem, umurnya 43 tahun,” ujarnya, ditemui kemarin.
Selain bonsai dengan umur hingga puluhan tahun, ada salah satu bonsai yang diklaim pernah ditawar hingga Rp 500 juta. Namun pemilik bonsai tak mau melepas pohonnya. “Ada kemarin pohon punya orang Buleleng, diminta 500 juta. Tidak diizinkan karena saking sayangnya,” kata Windu.
Windu menambahkan, berbeda dengan sebelumnya, pecinta bonsai saat ini lebih banyak mengambil dari budidaya dibanding mendongkel dari alam. Dengan demikian, tetap akan menjaga alam. Ia berharap pameran tersebut, bisa terus digelar setiap tahunnya.
Salah satu dewan juri lomba bonsai, Mochamad Umar mengatakan, dalam pameran ini ada empat kriteria yang dinilai, yakni penampilan bonsai, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Bonsai yang berhasil meraih poin tinggi dari empat kriteria tersebut, yang akan menjadi pemenang.
“Penilaian ada empat mulai penampilan, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Masing ring poin 90 paling tinggi. Kalau dua sudah tidak memenuhi, maka dianggap gagal. Kalau satu masih bisa tertolong,” katanya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, pameran ini diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi, dengan adanya transaksi antar penggemar bonsai. Pameran ini pun, diharapkan bisa menjadi kegiatan tahunan yang bisa terus berkembang setiap tahunnya. Pemerintah bakal mendukung kegiatan tersebut.
“Saya harap, ini juga menggerakan ekonomi menjaga pelestarian lingkungan dan penghobi semakin banyak. Kedepan event semacam ini bisa dilaksanakan menjadi kalender tahunan, dengan peningkatan lebih tinggi. Kalau sekarang skala nasional, belum diikuti seluruh provinsi, kedepan bisa diikuti seluruh provinsi atau skala internasional,” harap Lihadnyana. 7 mzk
“Jenis pohon yang dipamerkan beragam, mulai dari sancang, santigi, juga pohon lokal Buleleng. Seperti ileng-ileng dan asem. Usia paling lama ada pohon asem, umurnya 43 tahun,” ujarnya, ditemui kemarin.
Selain bonsai dengan umur hingga puluhan tahun, ada salah satu bonsai yang diklaim pernah ditawar hingga Rp 500 juta. Namun pemilik bonsai tak mau melepas pohonnya. “Ada kemarin pohon punya orang Buleleng, diminta 500 juta. Tidak diizinkan karena saking sayangnya,” kata Windu.
Windu menambahkan, berbeda dengan sebelumnya, pecinta bonsai saat ini lebih banyak mengambil dari budidaya dibanding mendongkel dari alam. Dengan demikian, tetap akan menjaga alam. Ia berharap pameran tersebut, bisa terus digelar setiap tahunnya.
Salah satu dewan juri lomba bonsai, Mochamad Umar mengatakan, dalam pameran ini ada empat kriteria yang dinilai, yakni penampilan bonsai, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Bonsai yang berhasil meraih poin tinggi dari empat kriteria tersebut, yang akan menjadi pemenang.
“Penilaian ada empat mulai penampilan, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Masing ring poin 90 paling tinggi. Kalau dua sudah tidak memenuhi, maka dianggap gagal. Kalau satu masih bisa tertolong,” katanya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, pameran ini diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi, dengan adanya transaksi antar penggemar bonsai. Pameran ini pun, diharapkan bisa menjadi kegiatan tahunan yang bisa terus berkembang setiap tahunnya. Pemerintah bakal mendukung kegiatan tersebut.
“Saya harap, ini juga menggerakan ekonomi menjaga pelestarian lingkungan dan penghobi semakin banyak. Kedepan event semacam ini bisa dilaksanakan menjadi kalender tahunan, dengan peningkatan lebih tinggi. Kalau sekarang skala nasional, belum diikuti seluruh provinsi, kedepan bisa diikuti seluruh provinsi atau skala internasional,” harap Lihadnyana. 7 mzk
Komentar