Pemkot Denpasar Libatkan Sewakajaya Beli Gabah Petani
DENPASAR, NusaBali - Pemkot Denpasar mulai melibatkan anak perusahaan Perumda Pasar Sewakadarma, Sewakajaya, untuk membeli gabah petani. Pelibatan Sewakajaya dilakukan untuk antisipasi ancaman krisis pangan di Kota Denpasar.
Kondisi ini sudah terlihat dari sekarang dengan indikator meningkatnya harga-harga pangan, terutama beras. Karena itu, Pemkot Denpasar melakukan berbagai langkah dalam mengantisipasi ancaman tersebut. Salah satu langkah besar yang akan dilakukan, yakni membeli semua hasil panen petani agar tidak sampai keluar daerah.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Rabu (20/3), mengatakan ancaman krisis pangan tersebut sudah menjadi atensi jajarannya sejak beberapa waktu lalu. Hal ini terlihat dari semakin seringnya Pemkot Denpasar melakukan kegiatan pasar murah yang menyasar seluruh komponen masyarakat di masing-masing desa/kelurahan.
Bukan hanya itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pangliman, pekaseh di masing-masing subak. Selain itu, juga sudah berkoordinasi dengan pihak Bank BPD Bali. Salah satu rencana ke depan, Bank BPD Bali akan memberikan pinjaman lunak kepada Sewakajaya untuk mengambil semua hasil panen yang ada di petani Denpasar.
Harganya pun sesuai pasar. Setelah hasil panen petani ini dibeli, kemudian Sewakaja yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Sewakadarma ini mengolah menjadi beras yang dikerjasamakan dengan Lembaga Pangan Usaha Masyarakat (LPUM) Renon. Keberadaan LPUM sangat penting bagi kemandirian pangan di Denpasar. LPUM ini mampu mengolah padi menjadi beras dan kemudian mengemas untuk disalurkan ke masyarakat.
Harganya pun bisa bersaing dengan beras kemasan luar. Karena dari panen hingga mengolah ada di satu tempat. Bila ini bisa dikembangkan lagi akan mampu menekan laju inflasi. Ini juga sesuai dengan program pemerintah pusat dalam pengendalian inflasi. “Dengan pola ini, kita juga akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Karena hasil mereka bisa dijual kepada LPUM,” ujar Walikota Jaya Negara.
Sebelumnya, Kadis Pertanian Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Brahmasta mengatakan target produksi padi tahun 2024 ini sebanyak 29.921 ton. Ini artinya produktivitas mencapai 77,80 kwintal per hektare.
Sementara itu, tingkat konsumsi beras di Denpasar mencapai 167,89 ton per hari. Sedangkan jumlah produksi beras sebanyak 35 ton dengan jumlah penyosohan beras sebanyak 5 unit yang tersebar di beberapa lokasi. Artinya, kebutuhan beras warga kota lebih banyak dipenuhi dari luar.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa, mengatakan rata-rata konsumsi per hari masyarakat mencapai 231 gram per kapita. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Denpasar mencapai 716.800 jiwa, sehingga didapat konsumsi per hari mencapai 167,89 ton.
Dalam mengatasi ancaman krisis ini, pihaknya juga sudah menggelontorkan bantuan pangan pemerintah yang di Kota Denpasaer menyasar 4.562 kelompok penerima manfaat (KPM). Masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kilogram per bulan.
Dengan itu total beras bantuan pangan yang disalurkan dalam sebulan di Kota Denpasar mencapai 45.620 kilogram. Selain itu, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dari Bulog juga diharapkan bisa meredam kenaikan harga beras. Penyaluran beras SPHP ini melalui pedagang di pasar tradisional ataupun toko kelontong. 7 mis
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Rabu (20/3), mengatakan ancaman krisis pangan tersebut sudah menjadi atensi jajarannya sejak beberapa waktu lalu. Hal ini terlihat dari semakin seringnya Pemkot Denpasar melakukan kegiatan pasar murah yang menyasar seluruh komponen masyarakat di masing-masing desa/kelurahan.
Bukan hanya itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pangliman, pekaseh di masing-masing subak. Selain itu, juga sudah berkoordinasi dengan pihak Bank BPD Bali. Salah satu rencana ke depan, Bank BPD Bali akan memberikan pinjaman lunak kepada Sewakajaya untuk mengambil semua hasil panen yang ada di petani Denpasar.
Harganya pun sesuai pasar. Setelah hasil panen petani ini dibeli, kemudian Sewakaja yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Sewakadarma ini mengolah menjadi beras yang dikerjasamakan dengan Lembaga Pangan Usaha Masyarakat (LPUM) Renon. Keberadaan LPUM sangat penting bagi kemandirian pangan di Denpasar. LPUM ini mampu mengolah padi menjadi beras dan kemudian mengemas untuk disalurkan ke masyarakat.
Harganya pun bisa bersaing dengan beras kemasan luar. Karena dari panen hingga mengolah ada di satu tempat. Bila ini bisa dikembangkan lagi akan mampu menekan laju inflasi. Ini juga sesuai dengan program pemerintah pusat dalam pengendalian inflasi. “Dengan pola ini, kita juga akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Karena hasil mereka bisa dijual kepada LPUM,” ujar Walikota Jaya Negara.
Sebelumnya, Kadis Pertanian Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Brahmasta mengatakan target produksi padi tahun 2024 ini sebanyak 29.921 ton. Ini artinya produktivitas mencapai 77,80 kwintal per hektare.
Sementara itu, tingkat konsumsi beras di Denpasar mencapai 167,89 ton per hari. Sedangkan jumlah produksi beras sebanyak 35 ton dengan jumlah penyosohan beras sebanyak 5 unit yang tersebar di beberapa lokasi. Artinya, kebutuhan beras warga kota lebih banyak dipenuhi dari luar.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa, mengatakan rata-rata konsumsi per hari masyarakat mencapai 231 gram per kapita. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Denpasar mencapai 716.800 jiwa, sehingga didapat konsumsi per hari mencapai 167,89 ton.
Dalam mengatasi ancaman krisis ini, pihaknya juga sudah menggelontorkan bantuan pangan pemerintah yang di Kota Denpasaer menyasar 4.562 kelompok penerima manfaat (KPM). Masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kilogram per bulan.
Dengan itu total beras bantuan pangan yang disalurkan dalam sebulan di Kota Denpasar mencapai 45.620 kilogram. Selain itu, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dari Bulog juga diharapkan bisa meredam kenaikan harga beras. Penyaluran beras SPHP ini melalui pedagang di pasar tradisional ataupun toko kelontong. 7 mis
Komentar