Harga Tiket Pesawat Meroket
Rute Jakarta-Jogjakarta bisa tembus Rp 3 Juta-4 Jutaan sekali jalan
JAKARTA, NusaBali
Jelang musim mudik Lebaran 2024, harga tiket pesawat mengalami kenaikan pesat. Di beberapa rute favorit harga tiket di musim mudik sudah menyentuh Rp 3-4 jutaan sekali jalan per orang.
Berdasarkan pantauan detikcom pada online travel agent, Rabu (20/3), kenaikan harga juga terpantau sangat besar bila dibandingkan penerbangan pada hari-hari di luar musim mudik.
Misalnya saja, untuk penerbangan Jakarta-Jogjakarta, untuk tanggal 21 Maret yang bukan musim mudik tiket paling murah bisa ditemui dengan harga Rp 666.800 yang ditawarkan maskapai Transnusa, ada juga Citilink dan Pelita Air yang menawarkan tiket di level Rp 700 ribuan.
Namun memasuki puncak musim mudik 8 April 2024, harga tiket pesawat meroket. Tiket paling murah sudah tembus sampai Rp 1 jutaan, tepatnya yang ditawarkan oleh Transnusa dan Pelita Air.
Paling mahal tiket ditawarkan sampai Rp 3 jutaan, yaitu Batik Air yang harus transit ke Bali terlebih dahulu baru ke Jogjakarta.
Hal yang sama juga terjadi pada penerbangan Jakarta-Padang, di tanggal 21 Maret tiket termurah ditemui di harga Rp 900 ribuan. Namun, memasuki puncak musim mudik 8 April tiket paling murah sudah naik dua kali lipat di level Rp 1,6 jutaan.
Sementara itu tiket paling mahal saat musim mudik mencapai Rp 4,37 juta. Ditawarkan maskapai Batik Air dengan transit sekali ke Kuala Lumpur, di Kuala Lumpur penumpang baru lanjut ke Padang dengan Super Air Jet.
Apa tanggapan Kemenhub? Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara soal fenomena ini. Sejauh ini, menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dari pengawasan Kemenhub belum ada maskapai yang melanggar tarif batas atas tiket pesawat. Meski semua maskapai menaikkan harga, Adita bilang harga tiket masih dalam koridor sesuai aturan.
"Sampai saat ini kami belum menemui pelanggaran TBA, karena kami masih pantau harga masih dalam koridor," kata Adita, seperti dilansir detikcom, Rabu (20/3).
Adita melanjutkan khusus harga yang tertera di online travel agent (OTA) memang perlu dicermati lebih mendalam untuk para calon penumpangnya apakah tarif yang ditawarkan penerbangan langsung atau transit.
Pasalnya, penarifan pesawat dihitung per sekali penerbangan saja. Maka wajar saja untuk penerbangan transit harganya bisa naik jauh lebih mahal.
"Karena TBA adalah tarif satu penerbangan per rute. Jika ada penerbangan connecting maka akan terjadi harga yang meningkat 2 kali bahkan bisa 3 kali lipat, tergantung rute connecting-nya," beber Adita.7
Komentar