Diangkut 2 Ton Sampah Plastik dan 10 Truk Kayu
Relawan Berjibaku Bersihkan Loloan Pantai Dreamland, Pecatu yang Dipenuhi Sampah Kiriman
Sampah akan diklasifikasikan, sehingga memungkinkan tim mengetahui asal-usul sampah, untuk Sampah plastik akan didaur ulang menjadi papan atau kursi
MANGUPURA, NusaBali
Puluhan relawan melakukan aksi pembersihan sampah yang memenuhi loloan atau muara sungai Pantai Dreamland di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (22/3) pagi. Mereka berjibaku, turun langsung ke sungai, ada yang menaiki kano untuk memunguti sampah-sampah aneka rupa yang memenuhi muara sungai tersebut.
Dalam aksi yang dimotori Sungai Watch ini, sampah yang berhasil diangkut mencapai sekitar 30 ton, terdiri atas dua ton sampah plastik dan lebih dari 10 truk sampah kayu. Berkat kolaborasi tim Sungai Watch dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, loloan di Pantai Dreamland akhirnya bersih dari sampah kiriman pada, Jumat kemarin pukul 12.30 Wita.
Pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib mengungkapkan hampir setiap tahun pihaknya membersihkan sampah kiriman di loloan Pantai Dreamland. Untuk tahun ini, aksi pembersihan melibatkan 80 orang relawan dari tim Sungai Watch yang diperkuat oleh kerja sama dari berbagai pihak, termasuk tim mangrove, tim kapal, dan tim cargo.
Tak hanya itu, Gary mengatakan sebuah kolaborasi unik juga terjalin dengan sebuah merek minuman baru yang berhasil mengajak 40 relawan internasional turun ke sungai. Selain itu pemerintah melalui Dinas LHK Kabupaten Badung turut serta dengan menyediakan ekskavator dan 10 unit truk untuk membantu operasi pembersihan.
“Kami berkolaborasi agar alam kita bisa menjadi bersih,” jelasnya saat ditemui di lokasi pada, Jumat pagi. Menurut Gary, kondisi sampah tahun ini meskipun tidak se-ekstrem tahun sebelumnya, masih menunjukkan tingkat polusi yang signifikan dengan sampah yang tersebar di kedalaman hampir 3 meter di beberapa bagian muara. “Kami menggunakan kayu mengapung agar bisa berenang di dalam loloan ini untuk membersihkannya. Kita gaskan pembersihan hanya satu hari saja, dalam waktu tiga jam sudah bisa kami bersihkan semuanya, sekarang kita masih melakukan evaluasi di mana lagi pesisir yang kotor. Kami akan lanjut aktivitas di 270 sungai di seluruh Bali di manapun itu," tambah Gary.
Proses pemilahan sampah plastik dilakukan dengan teliti, di mana sampah akan diklasifikasikan ke dalam 30 jenis dan merek, memungkinkan tim untuk mengetahui asal-usul sampah. Sampah plastik ini kemudian akan didaur ulang menjadi papan atau kursi. Gary menambahkan, dengan adanya rumah produksi yang tersebar di beberapa tempat seperti Ketewel (Gianyar), Tabanan, dan sekitarnya, pihaknya akan terus berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari, menunjukkan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak dalam menjaga kebersihan alam. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pembersihan tetapi juga pada pengolahan sampah.
“Sampah-sampah plastik kita daur ulang menjadi papan atau kursi agar kita bisa jual dan dapat dana lagi untuk aksi membersihkan alam kita. Selain itu, saya berharap warga bisa mengolah sampah yang digunakan, kita harus mengurangi sampah dari diri sendiri agar alam kita tidak lagi kotor seperti ini. Saya minta masyarakat berpikir dua kali kalau ke pasar jangan pakai kantong plastik atau jangan lagi pakai botol plastik agar dunia kita lebih alami,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem mengatakan bahwa kondisi di Pantai Dreamland, meskipun belum parah seperti di pantai-pantai lain seperti Kuta, Kedonganan, dan Jimbaran, tetap memerlukan penanganan khusus karena lokasi dan metode pengambilan sampahnya.
Berbeda dari pantai lainnya yang memungkinkan truk dan alat berat untuk langsung masuk ke pesisir, penanganan sampah di Pantai Dreamland memerlukan pendekatan yang unik. Relawan harus menggunakan kano dan berenang untuk mendorong sampah mendekat ke alat berat agar bisa diangkut ke truk. “Ini karena lokasi penumpukan sampah yang terjebak di muara sungai, membuatnya sangat sulit untuk diatasi,” ujar Gung Dalem.
Tidak hanya menangani sampah kiriman, Gung Dalem juga memberikan apresiasi terhadap kerja sama dengan Sungai Watch yang telah memasang trash boom di sungai-sungai yang berpotensi mengalirkan sampah tinggi ke laut. Ini bertujuan untuk mencegah sampah sampai ke laut, sebuah langkah preventif yang mendukung upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Sampah yang berhasil diangkut mencapai sekitar 30 ton dari Pantai Dreamland, dikatakan Gung Dalem akan diproses lebih lanjut dengan sampah plastik dikirim ke fasilitas Sungai Watch untuk didaur ulang. Sementara sampah organik akan dibawa ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani untuk dijadikan kompos. Kompos hasil produksi ini akan dibagikan secara gratis kepada warga, sebagai bagian dari upaya DLHK Badung untuk mengembalikan nutrisi ke tanah tanpa merugikan lingkungan. Selain itu, Gung Dalem berharap kepada seluruh masyarakat agar bisa lebih bertanggung jawab dalam membuang sampah. 7 ol3
1
Komentar