Gepeng di Bali Dominan dari Luar Daerah
DENPASAR, NusaBali - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Bali mengungkapkan sepanjang awal 2024 sebanyak 109 gelandangan dan pengemis (gepeng) telah dipulangkan ke daerah asalnya di luar Bali.
Kepala Dinsos PPPA Bali Luh Ayu Aryani, mengatakan pemulangan orang telantar tersebut dari Januari hingga Maret 2024 terdiri dari pemulangan ke Jawa Timur sebanyak 75 orang dan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) 34 orang.
“Tiap hari rasanya ada penambahan, karena Satpol PP yang kita ajak kerja sama juga membawa gepeng ke sini yang mungkin bisa dikoordinasikan untuk dipulangkan supaya tidak menggelandang,” ujar Aryani, Selasa (26/3).
Aryani mengatakan, usia gepeng cukup bervariasi mulai muda hingga lansia. Mereka umumnya tidak memiliki skill untuk memperoleh pekerjaan layak di Bali. Terbuai dengan Bali, mereka bahkan nekat menuju Bali menaiki kendaraan terbuka (pick up).
Mereka umumnya mengemis di area lampu merah di wilayah perkotaan Denpasar dan sekitarnya. Namun, jarang mereka bisa menggelandang di daerah wisata.
“Ada yang muda ada yang lansia, mungkin karena mereka disanggupi ada pekerjaan di sini kemudian tidak sesuai mereka harus dipulangkan daripada menggelandang di Bali,” kata Aryani.
Aryani mengatakan, para gepeng diberi bimbingan di Kantor Dinsos PPPA Bali sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
“Kami biasanya menyiapkan transportasi dan makan. Sudah menghabiskan (anggaran) Rp 275 juta,” ungkapnya.
Aryani mengklaim gepeng asal Bali telah menurun jumlahnya. Pihaknya bekerja sama dengan kabupaten/kota untuk mengayomi warga masing-masing agar tidak menggelandang dan mengemis di jalanan.
“Tahun 2023 pemulangan orang telantar berjumlah 344 orang, ke Jawa Timur 246 orang dan ke NTB 98 orang,” tandas Aryani. 7 a
1
Komentar