Pratima di Merajan Warga Disatroni Maling
Pencurian
Pratima
Balai Bagia
Merajan (Pura Keluarga)
Kasi Humas Polres Buleleng
AKP Gede Darma Diatmika
CCTV
SINGARAJA, NusaBali - Pencurian menyasar tempat suci kembali terjadi di Buleleng. Sebanyak dua buah pratima dan balai bagia yang moncongnya berbahan emas di merajan (pura keluarga) milik warga di Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng raib dari lokasi penyimpanannya. Aksi pencurian ini mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 20 juta.
Informasi yang dihimpun, kehilangan pratima tersebut diketahui pertama kali oleh pamangku merajan yang tengah melangsungkan sembahyang pada, Selasa (26/3) pagi. Saat itu jro mangku yang tengah melakukan persembahyangan melihat dua pasang pratima dan balai bagian yang moncongnya terbuat dari emas raib. Jro mangku lantas menginformasikan pada Ketua Dadia, Gede Semadi Wija yang langsung melapor ke Polres Buleleng. Dalam laporan itu, kerugian akibat hilangnya dua pasang pratima dan moncong balai bagia berbahan emas ditaksir mencapai Rp 20 juta.
Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika membenarkan adanya aksi pencurian pratima dan moncong balai bagia berbahan emas milik warga di Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng tersebut. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menghimpun keterangan saksi-saksi menindaklanjuti laporan tersebut. “Kemarin sudah dilakukan olah TKP oleh Tim Inafis Polres Buleleng, untuk perkembangan kita akan sampaikan selanjutnya. Saat ini masih penyelidikan,” ujarnya dikonfirmasi, Rabu (27/3) siang.
Penyelidikan juga dilakukan dengan mencari informasi mengenai jual beli pratima atau barang antik yang menjadi koleksi.
Tak menutup kemungkinan, pelaku pencurian pratima tersebut menjual hasil curiannya. “Pis bolong kadang terbuat dari bahan berharga seperti perunggu atau emas. Ada kolektor barang seperti itu, dan akan kami sisir,” jelasnya. Sementara itu, Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan dengan adanya pencurian pratima tersebut, pihaknya telah meminta kepada 14 banjar adat untuk meningkatkan kewaspadaan khususnya di Pura. Desa Adat meminta, kepada pecalang untuk meningkat penjagaan dengan melakukan ronda hingga memasang kamera pengawas (CCTV).
“Saya sudah sampaikan ke 14 Banjar Adat di wewidangan Desa Adat Buleleng meminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap pratima-pratima atau barang berharga yang ada di pura. Hal ini kami sampaikan kepada Kelian Banjar Adat dan Pecalang,” ujarnya. Ia menduga, pelaku dari pencurian pratima, mengincar pis bolong kuno yang merupakan bahan dari pratima. Selain berharga pratima disebut juga memiliki nilai kesakralan. “Pratima itu terbuat dari pis bolong, uang zaman dulu. Pis bolong kuno sangat dicari, pratima terbuat dari pis bolong yang sangat unik dan sakral,” kata dia.
Sutrisna menyebut, Desa Adat akan mencoba menjajaki pihak bank untuk menyimpan pratima-pratima berharga yang ada di Desa Adat Buleleng. Namun, sebelum hal itu dilakukan pihaknya akan ke PHDI Buleleng terkait boleh atau tidaknya pratima itu disimpan di bank. “Kalau bisa disimpan di bank, kita akan konsultasikan dulu ke PHDI atau Ida Sulinggih. Supaya tidak salah,” lanjutnya.
Sebelumnya krama Desa Adat Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng gempar, Minggu (24/3) pagi. Prajuru adat dan krama yang sudah berkumpul di Pura Dalem Pumahan terkejut melihat dasar bangunan gedong dalam keadaan tercongkel. Akah pedagingan (sarana upacara) yang ditanam di bawah palinggih gedong sudah tidak ditemukan.
Kejadian tersebut diketahui saat krama sedang bersiap untuk berangkat melasti pada Purnama Kadasa, Redite Kliwon Pujut, Minggu lalu. Kehilangan benda sakral juga dialami Dadia Dwi Jendra, Desa Adat Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Sepasang pratima yang disimpan di palinggih gedong juga raib di pura dadia tersebut. Hal tersebut diketahui saat krama dadia Dwi Jendra sedang menyiapkan upacara melasti, Sabtu (23/3). Krama dadia melihat engsel pintu gembok palinggih gedong sudah terbobol. 7 mzk
Komentar