Satgas Pangan Pantau Harga di Pasaran
Pengecekan Harga
Stok Pangan
Pasar Badung
Disperindag Bali
Satgas Pangan
Dinas Ketahanan Pangan Bali
Hari Raya Idul Fitri
Salah satu yang jadi bahan evaluasi Satgas Pangan adalah harga gula pasir yang naik cukup tinggi.
DENPASAR, NusaBali
Tim gabungan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Urusan Logistik (Bulog) Bali, Disperindag Bali, dan Dinas Ketahanan Pangan Bali melakukan pengecekan ketersediaan stok dan pasokan pangan di pasar modern, pasar tradisional, distributor, dan gudang Bulog di Bali, Rabu (27/3) siang.
Pengecekan ini untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi di lapangan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang identik dengan kenaikan harga pangan. Temuan di lapangan akan dijadikan bahan evaluasi dalam mengendalikan situasi bila terjadi lonjakan harga.
Tim yang dipimpin oleh Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Nasional Maino, ini mendatangi Pasar Badung di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat dan swalayan Tiara Dewata di Jalan Diponegoro, Denpasar Barat.
Di Pasar Badung yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar, Maino dan tim berinteraksi dengan pedagang bumbu, beras, telur, dan daging. Secara keseluruhan disimpulkan baik stok maupun distribusi masih dalam kondisi aman.
“Meskipun masih dalam kondisi aman kami dari lintas kementerian yang menangani masalah ini tetap melakukan pengawasan. Salah satu yang jadi bahan evaluasi adalah harga gula pasir yang naik cukup tinggi.
Kegiatan kami hari ini adalah untuk memastikan ketersediaan stok dan pasokan pangan di pasaran. Tujuannya untuk mencari solusi agar aman menjelang liburan Idul Fitri,” kata Maino usai keliling Pasar Badung.
Maino menegaskan meskipun aman, Bulog tetap melakukan antisipasi dan melakukan intervensi bila terjadi kenaikan harga sehingga semua bisa terkendali. Intinya stakeholder pangan semuanya bergerak. Nanti akan dilakukan operasi pasar secara selektif. “Nanti kita lihat pasar mana yang harganya tinggi, kita akan lakukan pengendalian,” imbuhnya.
Maino menyatakan harga pangan di setiap daerah di Indonesia tidak semua sama kondisinya. Daerah produsen harganya pasti lebih murah dibandingkan dengan daerah konsumen. “Intinya secara nasional ketersediaan pangan cukup. Kita optimistis karena sekarang memasuki musim panen padi dan jagung,” tutur Maino.
Sementara beberapa pedagang di Pasar Badung mengaku harga pangan fluktuatif dan cenderung cepat sekali berubah. Bahan pangan yang harganya mahal adalah beras, cabai, gula pasir, dan minyak goreng. Salah seorang pedagang mengaku bernama Nur, mengatakan harga beras kenaikannya sangat tinggi. Meskipun kini sudah turun tetapi belum kembali normal.
Nur menceritakan harga beras premium sampai Rp 17.000 per kilogram, kini kisaran Rp 16.500 per kg. Beras medium harganya juga turun. Sebelumnya Rp 16.000 per kg, kini Rp 15.500 per kg. Penurunan harga beras premium sebanyak dua kali, kisaran Rp 200 – Rp 300 per kg.
Selain beras, Nur menyebut harga minyak goreng mengalami kenaikan. Sebelumnya Rp 16.000, kini Rp 17.000 per liter. Demikian juga dengan harga gula pasir. Sebelumnya harga gula pasir Rp 16.000, kini Rp 18.000 per kg.
Pedagang bumbu mengaku bernama Ina, menyatakan harga cabai kecil sebelumnya Rp 50.000 kini Rp 35.000 per kg. Cabai besar super sebelumnya Rp 40.000 kini Rp 60.000 per kg.
Sementara harga bawang merah fluktuatif pada kisaran Rp 30.000 – Rp 35.000 per kg. “Bawang merah dari Kintamani harganya kisaran Rp 30.000. Bawang merah dari Bima, NTB harganya kisaran Rp 35.000 per kilogram. Pelanggan banyak yang cari bawang dari Bima karena kualitasnya bagus,” ucapnya. 7 pol
Komentar