Dispar Ajak Driver Transportasi Online Majukan Pariwisata Bali
DENPASAR, NusaBali - Pengemudi (driver) layanan transportasi online diajak untuk ikut membangun pariwisata Bali yang berkualitas, berkelanjutan, dan bermartabat. Untuk itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali mengadakan pelatihan kepada para mitra pengemudi (driver) Grab bertempat di Kantor Dispar Bali, Jalan S Parman, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (27/3).
Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, pelatihan hospitality kepada para pelaku pariwisata di Bali akan dilakukan secara bertahap kepada SDM pariwisata di Bali.
Untuk pelatihan pertama ini, Dispar menggandeng Aliansi Hospitality Leader Indonesia (AHLI) dan Grab untuk memberikan pelatihan kepada para mitra pengemudi Grab.
Pelatihan kali ini terdiri atas tiga topik yang dibawakan oleh Kadispar dan narasumber dari AHLI serta Grab. Ratusan driver Grab mendapatkan pengetahuan terkait Peranan Driver dalam Industri Pariwisata, Standar Etika Pelayanan Pariwisata, dan Pelatihan Anti Kekerasan Seksual.
“Grab ini sebenarnya garda terdepan dalam memberikan citra pariwisata Bali yang berbasis budaya, berkualitas, berkelanjutan, dan bermartabat,” ujar Tjok Pemayun usai pelatihan.
Menurutnya, sebagai daerah pariwisata kualitas pelayanan para driver online di Bali juga harus berbeda. Mereka tidak boleh hanya memiliki kemampuan ‘nyupir’, akan tetapi mereka harus tahu apa arti dari pariwisata ini sendiri.
Mereka wajib berjiwa ‘sadar wisata’, yaitu memahami dan mengerti bagaimana menjaga dan mengelola Bali sebagai destinasi wisata, sehingga wisatawan merasa betah dan nyaman ketika berada di Bali.
“Grab di Bali harus berbeda dengan Grab di luar, karena Bali daerah pariwisata,” tandas Tjok Pemayun.
Hal paling dasar yang wajib dimiliki oleh driver online di Bali adalah bahasa asing. Sebagian besar pengguna transportasi online di Bali adalah wisatawan mancanegara, maka dari itu kemampuan berbahasa asing adalah hal yang mutlak.
Selain itu yang membuat wisatawan bisa merasa betah dan nyaman, adalah masyarakat pelaku pariwisata yang memiliki etika pariwisata, semua pelaku pariwisata, khususnya driver online harus paham adat istiadat dan budaya masyarakat, sehingga mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Selalu bertingkah laku sopan, sesuai dengan adat dan budaya Bali, menaati segala aturan yang ada, baik aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis yang berlaku di masyarakat.
Setelah memahami semua, maka tugasnya adalah mengarahkan wisatawan agar bertingkah laku yang sesuai ketentuan agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga semua wisatawan yang datang ke Bali bisa merasa betah, aman, dan nyaman.
Kegiatan pelatihan hospitality seperti ini juga akan dilakukan untuk pelaku-pelaku pariwisata yang lain seperti para driver taksi konvensional, driver transportasi umum, pengelola daya tarik wisata, pengelola desa wisata, para therapist spa, pemandu wisata air, pemandu wisata arung jeram, dan lain-lain. Kegiatan ini akan terus berlanjut dari tahun ke tahun.
Director of East Indonesia Grab Indonesia Halim Wijaya, menyampaikan sebuah kehormatan bagi Grab dapat menjadi pihak pertama yang terlibat dalam pelatihan hospitality dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali. “Inisiatif ini sejalan dengan misi kami untuk turut menjaga kenyamanan masyarakat Bali, termasuk para wisatawan yang berkunjung di Pulau Dewata,” ucapnya. 7 a
1
Komentar