BWS Bali-Penida Bakal Tambah Pasir dan Breakwater
Abrasi di Pantai Kuta Kian Parah
MANGUPURA, NusaBali - Pesisir Pantai Kuta yang menjadi destinasi wisata populer di Kecamatan Kuta, saat ini menghadapi masalah abrasi yang semakin serius. Abrasi yang kian parah terpantau mulai dari Kantor Satgas pantai Kuta hingga area depan Hard Rock Cafe.
Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana tak memungkiri kondisi ini. Dia mengungkapkan kebutuhan mendesak akan penataan ulang kawasan sangat diperlukan, termasuk pengisian pasir dan pembangunan breakwater serta krib untuk mengurangi dampak abrasi. Alit pun mengatakan jika pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida untuk menentukan langkah-langkah efektif dalam penanganan masalah ini.
Masih menurut Alit, breakwater dianggap penting sebab tidak hanya berfungsi untuk memperlambat arus, namun juga sebagai langkah penting sebelum pengisian pasir dilakukan. Tanpa adanya breakwater, usaha pengisian pasir akan sia-sia karena pasir yang ditambahkan dapat dengan mudah terbawa arus kembali ke laut.
“Sebelum diisi pasir, saya usulkan kalau bisa diselesaikan dulu krib atau breakwater. Karena kalau tidak ada breakwater akan percuma ada pengisian pasir. Saya rasa kalau ada breakwater tidak akan separah sekarang abrasinya,” kata Alit.
Dampak abrasi terhadap pariwisata di Pantai Kuta pun diakui sudah mulai dirasakan, dengan beberapa wisatawan mengeluhkan kondisi pantai yang kurang menarik apalagi mereka yang belum mengetahui kondisi Pantai Kuta. Namun, Alit mengatakan bagi masyarakat lokal, abrasi telah lama menjadi bagian dari kenyataan yang mereka hadapi dan upaya penanganannya terus dilakukan.
Sementara, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung AA Rama Putra, mengatakan koordinasi intensif telah dilakukan dengan BWS Bali-Penida. Menurut Rama Putra, penetapan pemenang lelang untuk proyek ini diperkirakan akan dilakukan pada Mei atau Juni, diikuti dengan kegiatan penambahan pasir di Pantai Kuta.
Dikonfirmasi terpisah, PPK Sungai Pantai II BWS Bali-Penida, Danang Raditya, mengungkapkan rencana penanganan yang melibatkan berbagai strategi termasuk pengisian pasir, pembangunan struktur keras, dan modifikasi breakwater. Rencana ini merupakan bagian dari Bali Beach Conservation Project Phase 2 yang saat ini sedang dalam proses lelang. Menurut dia, paket penanganan dalam fase kedua ini akan mencakup wilayah Pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita).
“Proses lelang dan perkiraan selesai lelang mungkin sekitar Juni. Estimasi waktu pelaksanaan kurang lebih dua tahun,” kata Raditya.
Dalam paket tersebut, fokus utama akan diberikan pada pengisian pasir serta pembangunan struktur keras seperti breakwater. Pihaknya akan menambahkan 4 breakwater baru dan melakukan modifikasi terhadap 1 breakwater yang sudah ada. Raditya menambahkan, proyek tersebut direncanakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 249 miliar yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri (Loan) JICA. Raditya juga menegaskan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan PUPR Kabupaten Badung terkait dengan rencana penanggulangan abrasi di Pantai Samigita.
Sementara itu, untuk teknis pengambilan pasir, Raditya menjelaskan akan menggunakan dua lokasi yaitu di Jimbaran dan Tanjung Benoa. Pasir akan disedot menggunakan kapal khusus. Distribusi akan menggunakan alat khusus yang akan disemprotkan, sama seperti penanganan pada fase pertama.
Dalam waktu dekat, Raditya berencana untuk menyusun simulasi penanganan per ruas secara detail dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk hotel-hotel yang berada di sekitar Pantai Samigita. “Panjang rencana penanganan sekitar 5,3 kilometer, meliputi ruas Kuta-Legian-Seminyak, nanti rencana penanganannya akan disesuaikan dengan berkoordinasi ke masing-masing OPD dan beberapa hotel, sehingga nanti tidak terkendala dalam hal pelaksanaan di lapangan dan aktivitas yang ada diruas rencana penanganannya” kata Raditya. 7 ol3
Komentar