Kelanjutan Program Guru Penggerak Pasca Pemilu
JAKARTA, NusaBali - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan Presiden RI terpilih pekan lalu. Bangsa Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki kabinet baru. Pada sektor pendidikan, tentu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang baru diharapkan dapat meneruskan program-program yang baik di masa ini.
Dengan demikian siapapun yang memimpin Kemendikbud, baik menteri petahana jika diangkat kembali atau menteri baru, tidak menjadi persoalan karena tidak akan mengubah kebijakan yang baik. Salah satu program terobosan yang efektif Mendikbudristek era ini adalah program guru penggerak.
Semula program guru penggerak bertujuan untuk memberi ruang kepada guru-guru yang secara alami proaktif, kreatif, dan inovatif yang tersebar di setiap sekolah-sekolah di Indonesia tetapi tidak memiliki jabatan tertentu di sekolah tersebut.
Disetiap sekolah bahkan di institusi apapun biasanya ada insan-insan proaktif, tetapi tidak mendapat ruang untuk berkreasi karena tidak atau belum menjabat posisi tertentu yang strategis.
Menteri Nadiem Makarim justru melihat pribadi-pribadi proaktif tersebut sebagai agen perubahan di sekolah sehingga harus diberi kesempatan. Di masa awal-awal menjabat, Nadiem meminta para kepala sekolah mengidentifikasi guru-guru proaktif tersebut di sekolahnya lalu memberi ruang mereka untuk melakukan perubahan.
Ketika tidak diberi ruang, pribadi proaktif tersebut seringkali berbenturan dengan pimpinan formal di sekolah karena seringkali inisiatif mereka dianggap di luar perintah pimpinan. Kini guru penggerak telah menjadi program nasional yang berjalan setiap tahun. Guru penggerak juga mendapat kesempatan lebih besar untuk menjadi kepala sekolah, bahkan guru penggerak menjadi prasyarat untuk menjadi kepala sekolah. 7 ant
Komentar