Diterbangkan dengan Tangan Diborgol
27 WNA China-Taiwan Penipu Online Dibawa ke Mabes Polri
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 27 WNA asal China dan Taiwan tersangka kasus penipuan online yang digerebek petugas di vila kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung telah dibawa ke Mabes Polri, Senin (31/7) siang. Mereka akan menjalani pemeriksaan di Mabes Polri, sebelum dideportasi ke negaranya masing-masing.
Ke-27 tersangka sindikat penipuan online yang sebelumnya digerebek di vila kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu, Sabtu (29/7) lalu, ini terdiri dari 17 WNA China dan 10 WNA Taiwan. Khusus yang berkewarganegaraan China terdiri dari 8 laki dan 9 perempuan, sementara yang asal Taiwan semua lelaki. Mereka semuanya merupakan buron Kepolisian China.
Mereka dibawa dari Rutan Polda Bali di Jalan WR Supratman Denpasar menuju Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Senin siang pukul 12.30 Wita, menggunakan 3 mobil tahanan. Para tersangka yang smuanya mengenakan kaus berwarna pink ini dikawal mobil Rantis dan 57 petugas gabungan dari Brimob Polda Bali, Mabes Polri, dan Kepolisiian China.
Dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, 27 WNA tersandka sindikat penipuan online ini diterbangkan menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 653. Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Ngurah Rai sekitar pukul 14.30 Wita. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, para tersangka diterbangkan dalam kondisi tangan tetap diborgol.
"Kita hanya mengawal saja sampai ke Jakarta, sesuai teknis dan lainnya atas perintah Tim Satgas Khusus Mabes. Saat dalam penerbangan, tetap sesuai Protap yakni tangan diborgol," jelas Wadir Reskrimsus Polda Bali, AKBP Ruddi Setiawan.
Menurut AKBP Ruddi, penanganan kasus sindikat penipuan online dengan tersangka 27 WNA ini berada di bawah kendali Satgas Khusus Kejahatan Cyber Mabes Polri dan Kepolisian China. Karenanya, seluruh tersangka dibawa ke Mabes Polri. Mereka akan digabung dengan puluhan tersangka lainnya dalam kasus serupa yang digerebek di Surabaya (Jawa Timur) dan Jakarta.
Menurut AKBP Ruddi, 4 WNI yang ikut ditangkap bersama 27 WNA China dan Taiwan saat penggeberekan di vila kawasan Desa Bualu, Sabtu lalu, juga ditangani langsung Mabes Polri. Mereka ini awalnya mengaku hanya sebatas sebagai sopir, guide, dan membantu keperluan 27 WNA tersebut.
Mereka sebelumnya ditangkap saat oenggerebekan di vila kawasanb Desa Bualu, Sabtu siang sekitar pukul 14.30 Wita. Versi Dir Reskrimsus Polda Bali, Kombes Kennedy, penggerebekan markas sindikat penipuan online asal China dan Taiwan ini berawal dari laporan Kepolisian China. Disebutkan, ada sindikat penipuan melalui telepon di China dan Taiwan yang beroperasi di wilayah Bali. Setelah ditelusuri, ternyata sindikat tersebut menggunakan salah satu vila mewah di kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu untuk menjalankan aksinya. Petugas pun langsung melakukan penggerebekan.
Sementara itu, 92 WNA asal China tersangka penipuan internasional yang digerebek di Surabaya juga telah dibawa ke Jakarta. Mereka diduga menipu dengan berkedok sebagai jaksa dan menelepon pejabat-pejabat China yang bermasalah.
"Mereka mengaku seperti polisi atau jaksa, menelepon ke China, karena ada pejabat yang sedang bermasalah. Berpura-pura sebagai polisi atau jaksa, lalu menawarkan kasusnya akan selesai atau bisa dibantu kalau memberikan uang," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, dalam keterangan persnya yang dilansir detikcom di Jakarta, Minggu (30/7). *dar
Sebanyak 27 WNA asal China dan Taiwan tersangka kasus penipuan online yang digerebek petugas di vila kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung telah dibawa ke Mabes Polri, Senin (31/7) siang. Mereka akan menjalani pemeriksaan di Mabes Polri, sebelum dideportasi ke negaranya masing-masing.
Ke-27 tersangka sindikat penipuan online yang sebelumnya digerebek di vila kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu, Sabtu (29/7) lalu, ini terdiri dari 17 WNA China dan 10 WNA Taiwan. Khusus yang berkewarganegaraan China terdiri dari 8 laki dan 9 perempuan, sementara yang asal Taiwan semua lelaki. Mereka semuanya merupakan buron Kepolisian China.
Mereka dibawa dari Rutan Polda Bali di Jalan WR Supratman Denpasar menuju Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Senin siang pukul 12.30 Wita, menggunakan 3 mobil tahanan. Para tersangka yang smuanya mengenakan kaus berwarna pink ini dikawal mobil Rantis dan 57 petugas gabungan dari Brimob Polda Bali, Mabes Polri, dan Kepolisiian China.
Dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, 27 WNA tersandka sindikat penipuan online ini diterbangkan menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 653. Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Ngurah Rai sekitar pukul 14.30 Wita. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, para tersangka diterbangkan dalam kondisi tangan tetap diborgol.
"Kita hanya mengawal saja sampai ke Jakarta, sesuai teknis dan lainnya atas perintah Tim Satgas Khusus Mabes. Saat dalam penerbangan, tetap sesuai Protap yakni tangan diborgol," jelas Wadir Reskrimsus Polda Bali, AKBP Ruddi Setiawan.
Menurut AKBP Ruddi, penanganan kasus sindikat penipuan online dengan tersangka 27 WNA ini berada di bawah kendali Satgas Khusus Kejahatan Cyber Mabes Polri dan Kepolisian China. Karenanya, seluruh tersangka dibawa ke Mabes Polri. Mereka akan digabung dengan puluhan tersangka lainnya dalam kasus serupa yang digerebek di Surabaya (Jawa Timur) dan Jakarta.
Menurut AKBP Ruddi, 4 WNI yang ikut ditangkap bersama 27 WNA China dan Taiwan saat penggeberekan di vila kawasan Desa Bualu, Sabtu lalu, juga ditangani langsung Mabes Polri. Mereka ini awalnya mengaku hanya sebatas sebagai sopir, guide, dan membantu keperluan 27 WNA tersebut.
Mereka sebelumnya ditangkap saat oenggerebekan di vila kawasanb Desa Bualu, Sabtu siang sekitar pukul 14.30 Wita. Versi Dir Reskrimsus Polda Bali, Kombes Kennedy, penggerebekan markas sindikat penipuan online asal China dan Taiwan ini berawal dari laporan Kepolisian China. Disebutkan, ada sindikat penipuan melalui telepon di China dan Taiwan yang beroperasi di wilayah Bali. Setelah ditelusuri, ternyata sindikat tersebut menggunakan salah satu vila mewah di kawasan Banjar Mumbul, Desa Bualu untuk menjalankan aksinya. Petugas pun langsung melakukan penggerebekan.
Sementara itu, 92 WNA asal China tersangka penipuan internasional yang digerebek di Surabaya juga telah dibawa ke Jakarta. Mereka diduga menipu dengan berkedok sebagai jaksa dan menelepon pejabat-pejabat China yang bermasalah.
"Mereka mengaku seperti polisi atau jaksa, menelepon ke China, karena ada pejabat yang sedang bermasalah. Berpura-pura sebagai polisi atau jaksa, lalu menawarkan kasusnya akan selesai atau bisa dibantu kalau memberikan uang," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, dalam keterangan persnya yang dilansir detikcom di Jakarta, Minggu (30/7). *dar
Komentar