Vaksinasi Rabies Diperpanjang
Dua bulan, 72 ribu HPR di Kabupaten Badung telah tervaksin. Program vaksinasi diperpanjang karena di Kecamatan Mengwi, belum semua HPR tervaksin.
MANGUPURA, NusaBali
Vaksinasi rabies yang digalakkan sejak Mei 2017 lalu rencananya diperpanjang hingga Agustus ini. Pasalnya, di wilayah Kecamatan Mengwi belum semua hewan penular rabies (HPR) tervaksin. Dari catatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, hingga akhir Juli 2017 petugas baru menyelesaikan sekitar 71,11 persen dari target yang ditetapkan.
Pencanangan vaksinasi rabies sebelumnya ditargetkan sekitar 82 ribu HPR, baik kucing, anjing, maupun monyet. Akhir Juli 2017 target diperkirakan rampung. Tetapi karena sebagian wilayah di Kecamatan Mengwi belum tuntas, maka program ini dilanjutkan hingga Agustus 2017.
“Dari enam kecamatan yang ada, lima kecamatan sudah selesai sampai akhir Juli. Kecamatan Mengwi yang belum selesai, makanya akan dilakukan penyisiran mulai Agustus ini,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gede Asrama, Selasa (1/8).
Menurutnya, selama periode Mei-Juli 2017 sudah puluhan ribu HPR tervaksin. “Data kami hasil vaksinasi sampai akhir Juli persisnya baru 72.280 atau baru 71,11 persen,” ungkapnya. Dari data Dinas Pertanian dan Pangan, HPR yang divaksin dominan adalah anjing.
Kendati masih ada wilayah yang tercecer, namun pihaknya menargetkan program vaksinasi rabies tahun 2017 ini dapat tuntas akhir Agustus 2017.
Bagaimana dengan monyet di Objek Wisata Sangeh, apa juga divaksin? “Tidak, kami bekerjasama dengan polisi hutan untuk menjaga wilayah tersebut (Objek Wisata Sangeh) agar tidak ada anjing liar sampai masuk. Kami juga bekerjasama dengan pengelola sewaktu-waktu melakukan eleminasi. Tindakan pencegahan itu yang kami lakukan disana,” tutur Asrama.
Seperti diketahui, Dinas Pertanian dan Pangan mendapatkan suntikan dana sekitar Rp 1 miliar dalam pelaksanaan program vaksinasi rabies tahun 2017. Anggaran tersebut merupakan sharing dari APBN, Pemprov Bali, dan APBD Badung. Selain untuk pembelian vaksin, anggaran tersebut juga untuk operasional petugas di lapangan.
Terdapat 16 tim yang bertugas melakukan vaksinasi di seluruh kecamatan. Setiap tim terdiri dari 5-6 orang. Ada juga tambahan petugas 2 orang dari desa/kelurahan.
Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengimbau masyarakat melaporkan kepada petugas jika memiliki maupun menemukan anjing yang belum mendapatkan vaksinasi anti rabies.
“Tolong, masyarakat bantu melaporkan, apalagi jika ada anjing liar. Cara agar kita bisa aman, semua anjing tervaksinasi,” kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu (30/7).
Menurut dia, memberantas kasus rabies di Bali, tidak bisa tuntas jika hanya mengandalkan petugas. Karena itu, sangat penting ada peran aktif masyarakat.
Pihaknya menargetkan dalam vaksinasi massal rabies tahap kedelapan tahun ini mendapatkann sekitar 500 ribu anjing. Berdasarkan laporan hingga akhir pekan Juli 2017, vaksinasi rabies sudah menyasar sekitar 400 ribu anjing.
“Kami perkirakan populasi anjing di Bali sekitar 560 ribu hingga 600 ribu ekor. Dengan target vaksinasi tahun ini 500 ribu ekor, itu sudah lebih dari 70 persen,” ucapnya.
Sumantra menambahkan, selama periode vaksinasi massal, maka akan dilakukan penyisiran. “Penyisiran akan terus dilakukan hingga Desember nanti. Dalam penyisiran itu, terutama akan difokuskan pada daerah-daerah yang capaian vaksinasinya belum mencapai 70 persen,” ujarnya.
Penyisiran tersebut tidak saja menyasar anjing-anjing liar berukuran besar, juga akan diupayakan memvaksinasi anjing kecil yang sudah bisa makan. Anjing liar mayoritas berada di daerah-daerah pegunungan seperti di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Badung bagian utara. *asa
Pencanangan vaksinasi rabies sebelumnya ditargetkan sekitar 82 ribu HPR, baik kucing, anjing, maupun monyet. Akhir Juli 2017 target diperkirakan rampung. Tetapi karena sebagian wilayah di Kecamatan Mengwi belum tuntas, maka program ini dilanjutkan hingga Agustus 2017.
“Dari enam kecamatan yang ada, lima kecamatan sudah selesai sampai akhir Juli. Kecamatan Mengwi yang belum selesai, makanya akan dilakukan penyisiran mulai Agustus ini,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gede Asrama, Selasa (1/8).
Menurutnya, selama periode Mei-Juli 2017 sudah puluhan ribu HPR tervaksin. “Data kami hasil vaksinasi sampai akhir Juli persisnya baru 72.280 atau baru 71,11 persen,” ungkapnya. Dari data Dinas Pertanian dan Pangan, HPR yang divaksin dominan adalah anjing.
Kendati masih ada wilayah yang tercecer, namun pihaknya menargetkan program vaksinasi rabies tahun 2017 ini dapat tuntas akhir Agustus 2017.
Bagaimana dengan monyet di Objek Wisata Sangeh, apa juga divaksin? “Tidak, kami bekerjasama dengan polisi hutan untuk menjaga wilayah tersebut (Objek Wisata Sangeh) agar tidak ada anjing liar sampai masuk. Kami juga bekerjasama dengan pengelola sewaktu-waktu melakukan eleminasi. Tindakan pencegahan itu yang kami lakukan disana,” tutur Asrama.
Seperti diketahui, Dinas Pertanian dan Pangan mendapatkan suntikan dana sekitar Rp 1 miliar dalam pelaksanaan program vaksinasi rabies tahun 2017. Anggaran tersebut merupakan sharing dari APBN, Pemprov Bali, dan APBD Badung. Selain untuk pembelian vaksin, anggaran tersebut juga untuk operasional petugas di lapangan.
Terdapat 16 tim yang bertugas melakukan vaksinasi di seluruh kecamatan. Setiap tim terdiri dari 5-6 orang. Ada juga tambahan petugas 2 orang dari desa/kelurahan.
Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengimbau masyarakat melaporkan kepada petugas jika memiliki maupun menemukan anjing yang belum mendapatkan vaksinasi anti rabies.
“Tolong, masyarakat bantu melaporkan, apalagi jika ada anjing liar. Cara agar kita bisa aman, semua anjing tervaksinasi,” kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu (30/7).
Menurut dia, memberantas kasus rabies di Bali, tidak bisa tuntas jika hanya mengandalkan petugas. Karena itu, sangat penting ada peran aktif masyarakat.
Pihaknya menargetkan dalam vaksinasi massal rabies tahap kedelapan tahun ini mendapatkann sekitar 500 ribu anjing. Berdasarkan laporan hingga akhir pekan Juli 2017, vaksinasi rabies sudah menyasar sekitar 400 ribu anjing.
“Kami perkirakan populasi anjing di Bali sekitar 560 ribu hingga 600 ribu ekor. Dengan target vaksinasi tahun ini 500 ribu ekor, itu sudah lebih dari 70 persen,” ucapnya.
Sumantra menambahkan, selama periode vaksinasi massal, maka akan dilakukan penyisiran. “Penyisiran akan terus dilakukan hingga Desember nanti. Dalam penyisiran itu, terutama akan difokuskan pada daerah-daerah yang capaian vaksinasinya belum mencapai 70 persen,” ujarnya.
Penyisiran tersebut tidak saja menyasar anjing-anjing liar berukuran besar, juga akan diupayakan memvaksinasi anjing kecil yang sudah bisa makan. Anjing liar mayoritas berada di daerah-daerah pegunungan seperti di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Badung bagian utara. *asa
Komentar