Promosi Desa Wisata Manfaatkan Medsos dan Networking
DENPASAR, NusaBali - Kalangan pengelola desa wisata di Kabupaten Klungkung memanfaatkan media sosial (medsos) dan networking atau jaringan untuk memperkenalkan potensi desa wisata di daerah tersebut. Selain karena dinilai lebih efektif, pertimbangan lain juga lantaran menyiasati keterbatasan dana untuk promosi secara mandiri.
“Kita minta bantuan teman, kenalan travel agent, pemandu wisata, termasuk pemandu wisata yang freelance,” ujar Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Klungkung I Wayan Malendra, Minggu (14/4).
Sejauh ini, lanjut Malendra, bantuan medsos, networking, pertemanan dan cerita dari mulut ke mulut tentang desa wisata dirasa membantu kunjungan wisatawan. “Kami merasakan hal itu,” ungkap Malendra, yang juga salah seorang pengurus Pokdarwis Desa Wisata Bakas, Kecamatan Banjarangkan.
Dikatakan, saat ini wisatawan lebih menikmati alam perdesaan. Makanya desa wisata menjadi daya tarik tersendiri. Di desa wisata, para wisatawan langsung bisa merasakan, misalnya belajar megamel (main gamelan), cooking class, menari atau bisa pula turut membuat layang-layang.
“Jadi kami selalu berusaha agar pengunjung merasa dan punya pengalaman tersendiri. Karena itulah desa wisata mesti mempertahankan kekhasan yang ada,” tegas Malendra.
Malendra mencontohkan Desa Wisata Bakas, salah satu desa wisata yang tetap mempertahankan suasana persawahan. Kuliner khas tradisional seperti jaja laklak, juga menjadi ciri khas yang juga terus dipromosikan. Kemudian, ada pula Desa Wisata Tihingan, di mana ikonya adalah kerajinan gamelan atau gong. Kemudian di Desa Kamasan, ada kerajinan seni lukis wayang klasik Kamasan dan lainnya.
Di Kabupaten Klungkung, lanjut Malendra, tercatat ada 19 desa wisata, tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, Dawan, dan Kecamatan Nusa Penida. “Tentu saja semua memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ‘ikon’ dari desa wisata bersangkutan,” katanya. 7 k17
Komentar