Gerimis, Penampilan Gong Kebyar Mabarung Tetap Semangat
Seniman Komang Dedi Diana mengatakan, Tari Dolanan Pilah-pilih terinspirasi dari kehidupan anak-anak yang sangat bebas mengakses media sosial.
GIANYAR, NusaBali
Pertunjukan gong kebyar mabarung di Open Stage Balai Budaya Gianyar diguyur hujan gerimis, (16/4) malam. Para penabuh dan penari tetap semangat menampilkan pementasan terbaiknya meski kondisi basah. Penonton juga tampak antusias menikmati gong mabarung yang mempertemukan Gong Kebyar Anak-anak Sanggar Alit Sundari, Banjar Buda Ireng, Desa Adat Batuyang, Desa Batubulan Kangin dengan Gong Kebyar Wanita Paguyuban Seni Swarna Gianyar.
Pagelaran malam itu diawali dengan penampilan Gong Kebyar Wanita Paguyuban Seni Swarna Gianyar yang membawakan Tabuh Kreasi Sunari karya I Ketut Cater. Tabuh ini terinspirasi dari sunari, bambu panjang dengan tujuh lubang yang bentuk segitiga, bulat, bulan sabit, tegak lurus, lesung, swastika, dan lubang paling bawah berbentuk segi empat. Keragaman bentuk lubang mampu menghasilkan suara yang indah menyentuh dan merangsang kebangkitan aktivitas ke tujuh cakra pada manusia.
Dilanjutkan dengan penampilan Tari Kreasi Kanyaka Sura yang menggambarkan keelokan dan keanggunan para bidadari kahyangan. Para bidadari ini ikut membantu pasukan Dewa Indra saat menyerang Mayadenawa. Tarian kreasi ini diciptakan oleh Tjokorda Istri Putra Padmini dan I Wayan Darya. Ditutup dengan penampilan Tari Sandyagita Pangkah Pongah karya I Wayan Darya.
Gong Kebyar Anak-anak Sanggar Alit Sundari, Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin membawakan garapan Tabuh Raga Cara karya karya Putu Eman Sabudi Subandi. Menggambarkan perjalanan pencarian diri yang mendalam, sekaligus penghormatan kepada mendiang I Made Subandi. Melalui karya ini, terpancar persembahan hati yang dipenuhi dengan rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada sosok yang telah memberikan cahaya dan arahan dalam perjalanan menuju kedewasaan dan kematangan seni.
Dilanjutkan dengan Tari Kelinci yang merupakan garapan almarhum Nyoman Cerita SST MA yang diciptakan pada tahun 1987. Tarian ini menceritakan sekelompok kawanan kelinci yang mencari makan dan bermain di taman dengan gerakan yang lincah, energik serta mengandung unsur estetik. Sanggar Alit Sundari Batuyang menampilkan Tari Dolanan Pilah-pilih sebagai penutup. Menceritakan perkembangan teknologi digital bagai pisau bermata dua, di satu sisi bisa berdampak baik, sisi lain bisa berdampak buruk. Dolanan ini menyiratkan pesan harus pintar memilah dan memilih (pilah pilih) tontonan yang baik untuk anak sebab teknologi digital semua serba mudah diakses oleh anak-anak jaman sekarang.
Seniman I Komang Dedi Diana SSn MSi mengatakan, garapan Tari Dolanan Pilah-pilih terinspirasi dari kehidupan anak-anak di jaman sekarang yang sangat bebas mengakses media sosial. “Media digital itu bagaikan pisau bermata dua, kadang bisa membuat baik kadang membuat buruk. Artinya, apabila tidak ada pengawasan dari orang tua maka perilaku dan karakter anak menjadi berbeda, dia akan menjadi dewasa karena tontonan yang mereka tonton,” kata sutradara Celekontong Mas ini. 7 nvi
Komentar