Disbud Badung Bakal Daftarkan Permainan Tradisi Jadi WBTb
Eka Sudarwitha
Disbud Badung
WBTB
Warisan Budaya Takbenda
Jantra Tradisi Bali
Permainan Rakyat
Olahraga Tradisional
MANGUPURA, NusaBali.com - Beberapa permainan tradisi atau jantra yang berkembang di Kabupaten Badung bakal didaftarkan menjadi Warisan Budaya Takbenda ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Rencana ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Badung I Gde Eka Sudarwitha usai pembukaan kegiatan Jantra Tradisi Bali yang diikuti 578 siswa SMP se-Kabupaten Badung di Puspem Badung, Kamis (18/4/2024).
"Kami akan mencoba meregistrasi beberapa permainan tradisional menjadi WBTb. Sebelum itu, kami perlu melakukan kajian lebih dulu," tutur Eka.
Namun, Eka tidak merinci permainan tradisi apa saja yang bakal dikaji. Kata mantan Camat Petang ini, permainan tradisi di Pulau Dewata tergolong komunal dan dimiliki secara kolektif oleh masyarakat Bali. Di samping itu, permainan tradisi juga bersifat anonim (tidak diketahui penciptanya).
Hanya saja, ada beberapa permainan tradisi yang berkembang dan masih dimainkan di daerah tertentu, khusunya di Badung. Permainan tradisi dengan kriteria inilah yang bakal dibidik oleh Disbud Badung.
"Jumlah pastinya saya belum tahu, tetapi ada lebih dari sepuluh permainan tradisi yang bisa diregistrasi sebagai WBTb di Badung," imbuh Eka.
Untuk dapat meregistrasi permainan tradisi sebagai WBTb, diperlukan kajian-kajian yang memberikan gambaran atau kupasan informasi soal sejarah, teknis bermain, jejak peninggalan, dan lain-lain. Proses ini, kata Eka, memerlukan waktu sampai nanti dapat diajukan sebagai WBTb.
Salah satu permainan tradisi yang sudah jadi WBTb adalah Tok Lait Kancing. Permainan dengan mengancing pergelangan kaki yang dilakukan oleh tiga orang pemain saling memunggungi. Setelah pergelangan kaki terkunci, ketiga pemain melompat-lompat diiringi lagu tradisional dalam posisi masing-masing satu pergelangan kaki terkunci satu sama lain.
"Hampir di seluruh daerah (Bali), ini (Tok Lait Kancing) ada, tapi yang terdokumentasi itu adanya Pecatu (Kuta Selatan). Selain itu, di Badung ada juga magala-gala (hadang) dan masih banyak lagi," tandas Eka. *rat
"Kami akan mencoba meregistrasi beberapa permainan tradisional menjadi WBTb. Sebelum itu, kami perlu melakukan kajian lebih dulu," tutur Eka.
Namun, Eka tidak merinci permainan tradisi apa saja yang bakal dikaji. Kata mantan Camat Petang ini, permainan tradisi di Pulau Dewata tergolong komunal dan dimiliki secara kolektif oleh masyarakat Bali. Di samping itu, permainan tradisi juga bersifat anonim (tidak diketahui penciptanya).
Hanya saja, ada beberapa permainan tradisi yang berkembang dan masih dimainkan di daerah tertentu, khusunya di Badung. Permainan tradisi dengan kriteria inilah yang bakal dibidik oleh Disbud Badung.
"Jumlah pastinya saya belum tahu, tetapi ada lebih dari sepuluh permainan tradisi yang bisa diregistrasi sebagai WBTb di Badung," imbuh Eka.
Untuk dapat meregistrasi permainan tradisi sebagai WBTb, diperlukan kajian-kajian yang memberikan gambaran atau kupasan informasi soal sejarah, teknis bermain, jejak peninggalan, dan lain-lain. Proses ini, kata Eka, memerlukan waktu sampai nanti dapat diajukan sebagai WBTb.
Salah satu permainan tradisi yang sudah jadi WBTb adalah Tok Lait Kancing. Permainan dengan mengancing pergelangan kaki yang dilakukan oleh tiga orang pemain saling memunggungi. Setelah pergelangan kaki terkunci, ketiga pemain melompat-lompat diiringi lagu tradisional dalam posisi masing-masing satu pergelangan kaki terkunci satu sama lain.
"Hampir di seluruh daerah (Bali), ini (Tok Lait Kancing) ada, tapi yang terdokumentasi itu adanya Pecatu (Kuta Selatan). Selain itu, di Badung ada juga magala-gala (hadang) dan masih banyak lagi," tandas Eka. *rat
1
Komentar