Sudikerta Ditugaskan Cari Sendiri Cawagub
Kandidat Cawagub pendamping SGB antara Made Mudarta, Putu Supadma Rudana, Putu Tutik Kusuma Wardani
Golkar Tutup Pintu Non Kader
DENPASAR, NusaBali
DPP Golkar akhirnya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, selaku Calon Gubernur (Cagub) Bali, untuk mencari tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018. Syaratnya, Ketut Sudikerta yang berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) harus menggaet tandem dari kader parpol koalisi. Itu artinya, pintu bagi non kader sudah ditutup rapat.
Keputusan untuk serahkan urusan cari Cawagub kepada SGB ini merupakan hasil rapat Tim Pilkada DPP Golkar dengan jajaran DPD I Golkar Bali di Kantor DPP Golkar, Jalan Angrk Neli Slipi, Jakarta Barat, Selasa (1/8) malam. Rapat yang berlangsung hingga tengah malam tersebut dihadiri langsung SGB selaku Ketua DPD I Golkar Bali, serta Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, dan Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi.
Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, memaparkan rapat di DPP Golkar malam itu menghasilkan keputusan berbeda-beda untuk Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018. Khusus untuk Pilgub Bali 2018, DPP Golkar perintahkan SGB memilih sendiri tandemnya di poisisi Cawagub. Syaratnya, Cawagub harus diambil dari kader parpol yang diajak Golkar berkoalisi.
Sedangkan untuk Pilkada Gianyar 2018, Golkar dipastikan usung Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar. Cok Ibah adalah politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud yang sudah dua kali periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar. Siapa tandem Cok Ibah di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Gianyar, kini masih dalam proses survei.
Sebaliknya, untuk Pilkada Klungkung 2018, hingga kini Golkar masih melakukan survei, baik posisi Cabup maupun Cawabup. Menurut Sugawa Korry, DPP Golkar belum menentukan siapa yang akan diusung sebagai Cabup Klungkung ke Pilkada 2018. “Itu tiga keputusan berbeda untuk Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2019, dan Pilkada Klungkung 2018),” jelas Sugawa Korry saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (2/8).
Sugawa Korry menegaskan, DPP Golkar membatasi tandem SGB di posisi Cawagub Bali harus diambil dari kader parpol koalisi. Sejauh ini, yang dipastikan akan diajak Golkar berkoalisi menuju Pilgub Bali 2018 adalah Demokrat. Golkar-Demokrat membangun Koalisi Bali Mandara (KBM) Jilid II, yang diskenariokan akan bertarung melawan PDIP---yang kemungkinan besar bakal usung Wayan Koster sebagai Cagub Bali 2018.
Jadi, kata Sugawa Korry, figur Cawagub pendamping Sudikerta pastinya akan diambil dari kader Demokrat. “Entah siapa nanti yang jadi tandem SGB, itu proses berikutnya. Yang jelas, partai yang diajak koalisi oleh Golkar sudah pasti Demokrat,” tegas politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sejauh ini, ada tiga kader Demokrat yang disebut-sebut berpeluang menjadi Cawagub pendamping SGB: Putu Supadma Rudana, Made Mudarta, dan Ni Putu Tutik Kusuma Wardani. Supadma Rudana merupakan politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Wakil Sekjen DPP Demokrat. Putra dari mantan Senator Nyoman Rudana ini juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI). Supadma sendiri tengah bersiap maju ke kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali dengan status PAW, menggantikan Putu Sudiartana yang ditangkap KPK karena korupsi.
Sedangkan Made Mudarta adalah politisi asal Desa Nusa Mara, Kecamatan Melaya, Jembrana yang kini mejabat Ketua DPD Demokrat Bali. Sementara Putu Tutik adalah politisi asal Singaraja, Buleleng yang kini anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali. Putu Tutik sempat menjadi Cabup Buleleng di Pilkada 2012, selain menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014.
Sayangnya, dalam beberapa kali kesempatan, Putu Tutik menyatakan tidak maju ke Pilgub Bali 2018, karena pilih fokus menjadi wakil rakyat Bali di Senayan. Demikian pula Supadma Rudana, beberapa kali mengatakan belum memutuskan langkah terjun ke Pilgub Bali 2018. Jika Supadma dan Putu Tutik minggir, kaka Mudarta menjadi kandidat paling berpeluang sebagai tandem SGB di Pilgub Bali 2018.
Siapkah Mudarta? Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Rabu kemarin, Mudarta mengatakan Demokrat Bali sedang merancang Koalisi Bali Mandara (KBM), seperti Pilgub Bali 2013 lalu. Dalam rancangan KBM Jilid II ini, bergabung partai-partai non PDIP.
Ditanya soal Cawagub pendamping SGB, menurut Mudarta, Demokrat punya mekanisme internal. Dalam hal ini, yang memutuskan nanti bukan Ketua DPD Demokrat Bali, namun DPP Demokrat. “Siapa yang akan maju ke Pilgub Bali 2018, itu tergantung DPP Demokrat,” kilah Mudarta.
Sementara itu, dengan batasan yang diberikan DPP Golkar agar tandem SGB diambil dari parpol koalisi, maka terutup pula peluang non kader (tokoh independen) untuk diusung sebagai Cawagub. Sebelumnya, ada deretan kandidat non kader yang diincar Golkar sebagbai tandem SGB. Dua di antaranya IB Rai Dharmawijaya Mantra (kini Walikota Denpasar) dan Dewa Ketut Puspaka (birokrat asal Desaa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Sekda Buleleng).
Di sisi lain, sejumlah partai koalisi yang tergabung dalam KBM Jilid I di Pilgub Bali 2013 lalu, masih menunggu arah angin untuk Pilgub Bali 2018. Parpol parlemen pendukung KBM Jilid I itu masing-masing Gerindra, Hanura, PAN, selasin juga Golkar-Demokrat.
Kepada NusaBali, Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta alias Gus Sukarta mengatakan partainya sedang menjajaki koalisi dengan parpol lain yang potensial mengusung paket calon ke Pilgub Bali 2018. “Belum, belum masih proses penjajakan koalisi. Sekarang masih komunikasi saja,” ujar deklarator Gerindra Bali yang kini anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
DPP Golkar akhirnya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, selaku Calon Gubernur (Cagub) Bali, untuk mencari tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018. Syaratnya, Ketut Sudikerta yang berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) harus menggaet tandem dari kader parpol koalisi. Itu artinya, pintu bagi non kader sudah ditutup rapat.
Keputusan untuk serahkan urusan cari Cawagub kepada SGB ini merupakan hasil rapat Tim Pilkada DPP Golkar dengan jajaran DPD I Golkar Bali di Kantor DPP Golkar, Jalan Angrk Neli Slipi, Jakarta Barat, Selasa (1/8) malam. Rapat yang berlangsung hingga tengah malam tersebut dihadiri langsung SGB selaku Ketua DPD I Golkar Bali, serta Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, dan Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi.
Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, memaparkan rapat di DPP Golkar malam itu menghasilkan keputusan berbeda-beda untuk Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018. Khusus untuk Pilgub Bali 2018, DPP Golkar perintahkan SGB memilih sendiri tandemnya di poisisi Cawagub. Syaratnya, Cawagub harus diambil dari kader parpol yang diajak Golkar berkoalisi.
Sedangkan untuk Pilkada Gianyar 2018, Golkar dipastikan usung Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar. Cok Ibah adalah politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud yang sudah dua kali periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar. Siapa tandem Cok Ibah di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Gianyar, kini masih dalam proses survei.
Sebaliknya, untuk Pilkada Klungkung 2018, hingga kini Golkar masih melakukan survei, baik posisi Cabup maupun Cawabup. Menurut Sugawa Korry, DPP Golkar belum menentukan siapa yang akan diusung sebagai Cabup Klungkung ke Pilkada 2018. “Itu tiga keputusan berbeda untuk Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2019, dan Pilkada Klungkung 2018),” jelas Sugawa Korry saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (2/8).
Sugawa Korry menegaskan, DPP Golkar membatasi tandem SGB di posisi Cawagub Bali harus diambil dari kader parpol koalisi. Sejauh ini, yang dipastikan akan diajak Golkar berkoalisi menuju Pilgub Bali 2018 adalah Demokrat. Golkar-Demokrat membangun Koalisi Bali Mandara (KBM) Jilid II, yang diskenariokan akan bertarung melawan PDIP---yang kemungkinan besar bakal usung Wayan Koster sebagai Cagub Bali 2018.
Jadi, kata Sugawa Korry, figur Cawagub pendamping Sudikerta pastinya akan diambil dari kader Demokrat. “Entah siapa nanti yang jadi tandem SGB, itu proses berikutnya. Yang jelas, partai yang diajak koalisi oleh Golkar sudah pasti Demokrat,” tegas politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sejauh ini, ada tiga kader Demokrat yang disebut-sebut berpeluang menjadi Cawagub pendamping SGB: Putu Supadma Rudana, Made Mudarta, dan Ni Putu Tutik Kusuma Wardani. Supadma Rudana merupakan politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Wakil Sekjen DPP Demokrat. Putra dari mantan Senator Nyoman Rudana ini juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI). Supadma sendiri tengah bersiap maju ke kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali dengan status PAW, menggantikan Putu Sudiartana yang ditangkap KPK karena korupsi.
Sedangkan Made Mudarta adalah politisi asal Desa Nusa Mara, Kecamatan Melaya, Jembrana yang kini mejabat Ketua DPD Demokrat Bali. Sementara Putu Tutik adalah politisi asal Singaraja, Buleleng yang kini anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali. Putu Tutik sempat menjadi Cabup Buleleng di Pilkada 2012, selain menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014.
Sayangnya, dalam beberapa kali kesempatan, Putu Tutik menyatakan tidak maju ke Pilgub Bali 2018, karena pilih fokus menjadi wakil rakyat Bali di Senayan. Demikian pula Supadma Rudana, beberapa kali mengatakan belum memutuskan langkah terjun ke Pilgub Bali 2018. Jika Supadma dan Putu Tutik minggir, kaka Mudarta menjadi kandidat paling berpeluang sebagai tandem SGB di Pilgub Bali 2018.
Siapkah Mudarta? Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Rabu kemarin, Mudarta mengatakan Demokrat Bali sedang merancang Koalisi Bali Mandara (KBM), seperti Pilgub Bali 2013 lalu. Dalam rancangan KBM Jilid II ini, bergabung partai-partai non PDIP.
Ditanya soal Cawagub pendamping SGB, menurut Mudarta, Demokrat punya mekanisme internal. Dalam hal ini, yang memutuskan nanti bukan Ketua DPD Demokrat Bali, namun DPP Demokrat. “Siapa yang akan maju ke Pilgub Bali 2018, itu tergantung DPP Demokrat,” kilah Mudarta.
Sementara itu, dengan batasan yang diberikan DPP Golkar agar tandem SGB diambil dari parpol koalisi, maka terutup pula peluang non kader (tokoh independen) untuk diusung sebagai Cawagub. Sebelumnya, ada deretan kandidat non kader yang diincar Golkar sebagbai tandem SGB. Dua di antaranya IB Rai Dharmawijaya Mantra (kini Walikota Denpasar) dan Dewa Ketut Puspaka (birokrat asal Desaa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Sekda Buleleng).
Di sisi lain, sejumlah partai koalisi yang tergabung dalam KBM Jilid I di Pilgub Bali 2013 lalu, masih menunggu arah angin untuk Pilgub Bali 2018. Parpol parlemen pendukung KBM Jilid I itu masing-masing Gerindra, Hanura, PAN, selasin juga Golkar-Demokrat.
Kepada NusaBali, Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta alias Gus Sukarta mengatakan partainya sedang menjajaki koalisi dengan parpol lain yang potensial mengusung paket calon ke Pilgub Bali 2018. “Belum, belum masih proses penjajakan koalisi. Sekarang masih komunikasi saja,” ujar deklarator Gerindra Bali yang kini anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali ini. *nat
1
Komentar