Dari Perempuan untuk Perempuan, Kisah 8 Dosen Perempuan ISI Denpasar Suarakan Spirit Kartini Masa Kini
GIANYAR, NusaBali.com - Berawal dari kata sevisi dan semisi, 8 dosen perempuan ISI Denpasar berkumpul pada tahun 2023. Muncul gagasan untuk membuat suatu wadah yang mewadahi ekspresi Kartini masa kini.
Sebagai akademisi perempuan yang berlatar belakang seni. Seni kemudian menjadi suatu bentuk ekspresi kaum perempuan yang ingin diwadahi kedelapan dosen perempuan dengan latar belakang personal yang berbeda-beda ini.
Kedelapan dosen perempuan ini adalah Luh Budiaprilliana SPd MSn, Tudhy Putri Apyutea Kandiraras SSn MA, Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa SSn MSn, Dr Dra Sri Supriyatini MSn, Dra Ni Made Purnami MErg, Dra Ni Kadek Karuni MSn, Ni Putu Hartini SSn MSn, dan Ni Made Haryati SSn MSn.
Mereka ini datang dari konsentrasi seni yang beragam seperti film, kriya, lukis, seni pertunjukan, karawitan, dan lainnya. Namun, satu yang ingin dituju yakni menyuarakan spirit Kartini masa kini, Kartini pasca emansipasi yang haus berekspresi.
"Dari buah pemikiran yang sama ini, kami mendirikan Griya Perempuan Art Event, sebuah pameran dan pagelaran seni bagi perempuan pegiat seni nasional," tutur Budiaprilliana, Ketua Griya Perempuan Art Event ketika ditemui di sela acara Griya Perempuan Art Event Jilid 2 di Gianyar, Minggu (21/4/2024) petang.
Seni menjadi salah satu wadah bagi kaum hawa untuk mengekspresikan diri. Kata Budiaprilliana atau yang akrab disapa Lia, wadah yang mereka dirikan ini sebagai pengingat bahwa perempuan tidak boleh 'melupakan' sisi personalnya meskipun sudah memiliki berbagai peran dan tanggung jawab sebagai istri, ibu, dan lainnya.
Kata Lia, perempuan yang sudah memasuki bahtera rumah tangga terkadang meninggalkan kesukaan/hobi mereka ketika masih lajang. Seperti halnya kesukaan dalam seni. Griya Perempuan Art Event ini hadir dari perempuan untuk perempuan agar wadah ekspresi seni untuk perempuan itu selalu ada.
Griya Perempuan Art Event ini juga memiliki semangat mendemokratisasi seni di kalangan perempuan. Bukan saja kreator seni profesional dan akademisi, tetapi juga perempuan pecinta seni umum yang tidak memiliki latar belakang seni secara akademis dan profesional.
"Kami berdelapan semuanya sudah berkeluarga. Meski sudah memiliki tanggung jawab itu, perempuan sebagai Kartini masa kini adalah sosok yang kuat, multitasking, terdidik, pelopor, dan bisa bersanding dengan suami menjadi tulang punggung keluarga," tegas Lia.
Griya Perempuan Art Event yang didirikan 8 'Kartini' masa kini ini sudah berjalan dua tahun. Pada Minggu petang di Kulidan Kitchen and Space, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar telah dibuka pameran dan gelaran seni Jilid 2 dengan 77 penyaji perempuan dan berlangsung hingga Senin (29/4/2024) nanti.
Komunitas ini disebut bakal terus menyuarakan spirit Kartini masa kini melalui jalan perempuan dalam seni. Dua hal yang dinilai sejalan, di mana kekuatan perempuan yang lembut beriringan dengan nilai artistik dan estetika itu sendiri. *rat
Kedelapan dosen perempuan ini adalah Luh Budiaprilliana SPd MSn, Tudhy Putri Apyutea Kandiraras SSn MA, Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa SSn MSn, Dr Dra Sri Supriyatini MSn, Dra Ni Made Purnami MErg, Dra Ni Kadek Karuni MSn, Ni Putu Hartini SSn MSn, dan Ni Made Haryati SSn MSn.
Mereka ini datang dari konsentrasi seni yang beragam seperti film, kriya, lukis, seni pertunjukan, karawitan, dan lainnya. Namun, satu yang ingin dituju yakni menyuarakan spirit Kartini masa kini, Kartini pasca emansipasi yang haus berekspresi.
"Dari buah pemikiran yang sama ini, kami mendirikan Griya Perempuan Art Event, sebuah pameran dan pagelaran seni bagi perempuan pegiat seni nasional," tutur Budiaprilliana, Ketua Griya Perempuan Art Event ketika ditemui di sela acara Griya Perempuan Art Event Jilid 2 di Gianyar, Minggu (21/4/2024) petang.
Seni menjadi salah satu wadah bagi kaum hawa untuk mengekspresikan diri. Kata Budiaprilliana atau yang akrab disapa Lia, wadah yang mereka dirikan ini sebagai pengingat bahwa perempuan tidak boleh 'melupakan' sisi personalnya meskipun sudah memiliki berbagai peran dan tanggung jawab sebagai istri, ibu, dan lainnya.
Kata Lia, perempuan yang sudah memasuki bahtera rumah tangga terkadang meninggalkan kesukaan/hobi mereka ketika masih lajang. Seperti halnya kesukaan dalam seni. Griya Perempuan Art Event ini hadir dari perempuan untuk perempuan agar wadah ekspresi seni untuk perempuan itu selalu ada.
Griya Perempuan Art Event ini juga memiliki semangat mendemokratisasi seni di kalangan perempuan. Bukan saja kreator seni profesional dan akademisi, tetapi juga perempuan pecinta seni umum yang tidak memiliki latar belakang seni secara akademis dan profesional.
"Kami berdelapan semuanya sudah berkeluarga. Meski sudah memiliki tanggung jawab itu, perempuan sebagai Kartini masa kini adalah sosok yang kuat, multitasking, terdidik, pelopor, dan bisa bersanding dengan suami menjadi tulang punggung keluarga," tegas Lia.
Griya Perempuan Art Event yang didirikan 8 'Kartini' masa kini ini sudah berjalan dua tahun. Pada Minggu petang di Kulidan Kitchen and Space, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar telah dibuka pameran dan gelaran seni Jilid 2 dengan 77 penyaji perempuan dan berlangsung hingga Senin (29/4/2024) nanti.
Komunitas ini disebut bakal terus menyuarakan spirit Kartini masa kini melalui jalan perempuan dalam seni. Dua hal yang dinilai sejalan, di mana kekuatan perempuan yang lembut beriringan dengan nilai artistik dan estetika itu sendiri. *rat
1
Komentar