Pengelola Perpustakaan SD Diminta Aktif Ikut Akreditasi
GIANYAR, NusaBali - Sebagian besar perpustakaan SD (sekolah dasar) di Gianyar belum terakreditasi. Ada yang belum memiliki nomor pokok perpustakaan. Bahkan ada sekolah belum memiliki ruang perpustakaan khusus.
Atas kondisi ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gianyar menggelar Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar se-Kabupaten Gianyar di Ruang Rapat Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Senin (22/4). Pengelola perpustakaan diminta aktif ikut akreditasi.
Kepala Bidang Deposit, Pengembangan, dan Pengolahan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kebupaten Gianyar I Gede Wayan Astina berharap dengan adanya Bimtek, pengelolaan perpustakaan sekolah dapat sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan. Seluruh perpustakaan sekolah memiliki Nomor Pokok Perpustakaan.
“Perpustakaan SD bisa mengikuti akreditasi yang dilaksanakan oleh Asesor Perpustakaan Nasional. Hampir sebagian besar perpustakaan SD belum terakreditasi. Perpustakaan SD bisa memberikan pelayanan publik kepada pemustaka dan dapat bertransformasi dari perpustakaan konvensional menuju perpustakaan berbasis TIK,” harap Astina.
Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gianyar I Gede Suardana Putra mengungkapkan, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Dari pembinaan yang dilaksanakan oleh Dispusar, hampir sebagian besar Perpustakaan Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar belum memenuhi Standar Nasional Perpustakaan.
Gedung perpustakaan masih ada yang kurang layak. Gedung perpustakaan berbagi fungsi dengan UKS, gedung perpustakaan beralih fungsi menjadi ruang kelas, ruang guru. Ada sekolah tidak memiliki gedung perpustakaan, dan hanya berupa ruang perpustakaan. Bahan pustaka belum diolah. Bahan pustaka hanya mengandalkan dari hibah/bantuan pemerintah, hanya bisa baca di tempat, tidak boleh dibawa pulang.
“Itulah fenomena yang terjadi pada Perpustakaan Sekolah Dasar yang ada di Gianyar,” keluh Suardana. Dia berharap bimtek ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebagai pengelola perpustakaan dalam mengelola perpustakaan sekolah. 7 nvi
Komentar