Semula 'Oposisi' Kini Merapat ke Pemerintah
Partai Perindo tengah mempertimbangkan untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 yang akan datang.
JAKARTA, NusaBali
Meski masih sebatas usulan, rencana tersebut cukup mengejutkan. Maklum selama ini Ketum Perindo, Hary Tanoesoedibjo selalu mengambil posisi berlawanan dengan Jokowi.
Hary Tanoe, salah satu pengusaha terkaya di Indonesia dengan kekayaan Rp 15 triliun ini mulai merambah dunia politik pada 9 Oktober 2011. Kala itu dia bergabung dengan Partai NasDem besutan pengusaha media Surya Paloh. Sayang Hary Tanoe tak lama di NasDem. Dia memutuskan keluar dari NasDem pada 21 Januari 2013.
Menjelang pemilu 2014, Hary Tanoe memutuskan bergabung dengan Partai Hanura. Bersama Ketua Umum Hanura kala itu Wiranto, Hary Tanoe mendeklarasikan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Namun perolehan suara Hanura di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 tak memungkinkan duet Wiranto-Hary Tanoe diajukan sebagai capres dan cawapres. Hary Tanoe pun mundur dari Hanura.
Pilpres 2014 lalu hanya diikuti dua pasang calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa versus Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Hary Tanoe memilih mendukung Prabowo-Hatta. Adapun Wiranto memutuskan bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi-Jusuf Kalla.
Hary Tanoe membawa Perindo bergabung di kubu Koalisi Merah Putih (KMP) bersama partai-partai pendukung Prabowo-Hatta. Bos MNC Group itu pun mesra dengan elite-elite partai di gerbong KMP. Seperti Partai Golkar, Gerindra, PAN dan PKS. Salah satu kemesraan itu terlihat saat Hary Tanoe menghadiri pelantikan pengurus pusat DPP Gerindra pada, 8 April 2015.
"Sejak kami dukung Prabowo di pemilihan presiden, kami perjuangkan untuk dukung KMP (Koalisi Merah Putih)," kata Hary ketika diberikan kesempatan untuk berpidato dilansir detik.com. Prabowo Subianto pun mengaku bangga dengan bergabungnya Perindo pimpinan Hari Tanoe. "Selamat datang, sekarang kita sekutu, semoga terus bersatu," kata Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra itu.
Hary Tanoe juga kerap mengkritik pemerintahan Jokowi-JK. Dia menyoroti program revolusi mental, kebakaran hutan hingga kebijakan ekonomi Jokowi-JK yang dianggapnya sering tak berpihak kepada rakyat. Namun pekan ini, Hary Tanoe melakukan manuver di luar perkiraan orang banyak maupun pengamat politik. Dia mempertimbangkan untuk membawa Perindo mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
1
Komentar