Tolak Wacana Mega Ditemui Jokowi
Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting
Hasto mengatakan jangan sampai ada lagi pihak yang mengaku sahabat, tetapi sebenarnya adalah pengkhianat
JAKARTA, NusaBali
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menghadiri rapat koordinasi yang digelar oleh Dewan Pengurus Cabang (DPC) Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024). Rapat digelar dalam rangka konsolidasi menghadapi Pilkada Serentak 2024 di Majalengka. Dalam pidato politiknya, Hasto menyampaikan salam dari Ketua Umum Prof.Dr.(HC) Megawati Soekarnoputri kepada para kader yang hadir.
Hasto juga menyinggung soal banyaknya pengurus ranting dan cabang di daerah yang mengirim pesan penolakan atas wacana pertemuan Megawati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Banyak pengurus ranting yang meminta agar tolong jangan dilakukan. Ini suara kebenaran. Pengurus di daerah ini bergabung dengan PDIP karena ada emotional bonding. Inilah kepemimpinan yang menyatu dengan napas rakyat,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Hasto mengatakan, tidak ada yang mengaku sahabat PDIP, tapi ternyata berkhianat. Terlepas dari proses politik di tingkat nasional terkait hasil pilpres, kata kunci PDIP menghadapi Pilkada November mendatang adalah soliditas dan partai berlambang kepala banteng itu akan move on dan melangkah ke depan.
"Partai move on, tetap bergerak ke depan, partai menyiapkan langkah-langkah strategis termasuk di dalam agenda yang sebentar lagi akan kita hadapi pada 27 November 2024 dengan Pilkada Serentak," ucap Hasto. Ditegaskan Hasto, kunci pilkada serentak adalah seluruh jajaran partai harus solid. Artinya, para elite harus solid. Dalam konteks itu, Hasto mengatakan jangan sampai ada lagi pihak yang mengaku sahabat, tetapi sebenarnya adalah pengkhianat. "Karena ini ada yang mengaku sahabat, tapi malah mendemo kantor partai. Itu pengkhianat bukan sahabat," tegas Hasto. Hasto mengingatkan, bahwa akan ada beberapa proyek-proyek politik yang mencoba membelah soliditas PDIP melalui politik devide et impera (adu domba).
“Dalam Pilkada pasti ada yang namanya vested interest, ada kepentingan-kepentingan, bahkan kadang kepentingan orang per orang. Maka akan ada upaya bagaimana mengganggu soliditas PDIP. Karena itulah, maka kunci menghadapi pilkada, syarat yang pertama, kita harus solid," tegas Hasto lagi.
Pada kesempatan itu, Hasto juga menyampaikan satu poin lagi. Bahwa di dalam hadapi keguncangan demokrasi yang terjadi saat ini, setiap kader harus selalu mengingat bahwa kebenaran ada di rakyat arus bawah. Sebab, nurani paling jernih itu ada di arus bawah. Karena itu belajar dari pemilu, setiap kader harus tunjukkan watak sejatinya.
"Sebab, ujian itu adalah bukan ketika berjuang berusaha menjadi pemimpin, tapi ujian sebenarnya adalah ketika sudah memegang kekuasaan itu,” pungkas Hasto.
Sementara mengenai salam dari Megawati, Hasto menyatakan, Megawati mengucapkan terima masih kepada para pengurus dan kader PDIP.
“Ibu ketua umum menyampaikan salam. Beliau mengucapkan, terima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting. Karena di tengah tekanan, penggunaan instrumen negara dalam berbagai kecurangan hulu hilir, tapi pengurus ranting, anak cabang, DPC PDIP mampu menegakkan diri dan memenangkan pemilu secara 3 kali berturut-turut,” kata Hasto.
Kemenangan itu tentu terjadi karena soliditas bersatunya kekuatan rakyat dengan PDIP. Itulah alasannya, walau operasi kecurangan dan intimidasi berlangsung, raihan kursi PDIP di tingkat kabupaten/kota justru alami peningkatan.
Sedangkan Ketua DPC PDIP Majalengka, Karna Sobahi menyatakan, hasil Pilpres 2024 di Majalengka belum mencapai target. Lantaran dinamikanya sangat luar biasa, tekanan dan ikut campur aparat sangat luar biasa dirasakan. Walau demikian, di Majalengka, hasil pileg menunjukkan hasil baik.
“Alhamdulilah masih bisa kita pertahankan 15 kursi, ketika di dapil sama yakni Subang dan Sumedang terjadi penurunan. Di Majalengka malah raihan suara bertambah 16 ribu suara, walau secara kursi masih tetap,” jelas Karna. Karna mengucapkan terima kasih kepada pengurus daerah, khususnya pengurus ranting dan anak ranting serta simpatisan.
Lantaran dalam kondisi digoyang dan diganggu, bahkan didemo, namun tetap teguh. “Ada katanya anggota serahkan KTA, tapi setelah didalamin, ternyata cleaning service yang dibayar 200 ribu. Kami pastikan tak ada kader yang keluar. Ketika diajak keluar, mereka menolak, menangis dan menyebut najis kalau saya sampai keluar. Menghadapi pilkada serentak nanti, saya minta kita tetap jaga kebersamaan dan kekompakan,” imbuh Karna. k22
Komentar