Anjing Gila Serang 8 Warga di Melaya
Rabies
Serum Anti Rabies (SAR)
Distanpangan Jembrana
IGNB Rai Mulyawan
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana
dr Made Dwipayana
Anjing yang menggigit 8 warga di tiga TKP berbeda itu diketahui memiliki ciri-ciri sama persis. Antara lain, anjing betina dengan warna hitam dan putih serta ada tanda-tanda sedang menyusui.
NEGARA, NusaBali - Seekor anjing yang diduga rabies mengamuk di Desa/Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, dan menyerang 8 warga dari 3 banjar berbeda. Enam dari 8 korban itu diketahui mengalami luka gigitan risiko tinggi sehingga harus dicarikan serum anti rabies (SAR).
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, anjing gila itu pertama kali menggigit seorang warga di Banjar Melaya Pantai pada Jumat (24/4) sore. Kemudian di hari yang sama, anjing dengan ciri-ciri berjenis kelamin betina berwarna hitam dan putih tersebut menuju Banjar Pangkung Dedari dan menggigit empat orang warga.
Keesokan harinya atau pada Sabtu (27/4), anjing tersebut kembali mengamuk dan menggigit tiga orang warga di Banjar Pangkung Tanah. Dari 8 korban itu, diketahui ada 6 korban yang mengalami luka resiko tinggi, yakni di bagian jari tangan, jari kaki, dan kepala.
Bahkan dua warga bernama Ni Wayan Budiarni, 51, dari Banjar Pangkung Tanah dan I Ketut Ningga, 60, dari Banjar Pangkung Dedari, mengalami luka cukup serius di kelapa dan harus dijarit. Untuk menutup luka di kepala atau tepat di bagian wajahnya, Budiarni harus menerima sebanyak 24 jaritan. Sedangan Ningga harus menerima 11 jaritan.
Petugas Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Jembrana IGNB Rai Mulyawan saat dikonfirmasi Minggu (28/4), membenarkan adanya kejadian itu. Setelah menerima laporan pada Sabtu (27/4), pihaknya telah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyisiran dan investigasi.
Delapan korban yang mengalami gigitan anjing gila itu sudah memeriksakan diri ke Puskesmas Melaya dan mendapatkan penanganan dari Dinas Kesehatan Jembrana. "Ada 8 korban dari 3 banjar. Semaunya sudah ditangani Dinas Kesehatan" ujar Rai Mulyawan.
Sesuai keterangan para korban, Rai Mulyawan mengaku, anjing yang menggigit 8 warga di tiga TKP berbeda itu diketahui memiliki ciri-ciri sama persis. Antara lain, anjing betina dengan warna hitam dan putih serta ada tanda-tanda sedang menyusui. "Anjingnya belum ditemukan. Sementara kita sudah sebar informasi ciri-ciri anjingnya itu," ujar Rai Mulyawan.
Selain mendatangi para korban, Rai Mulyawan mengatakan, juga melakukan eliminasi selektif terhadap 5 ekor anjing yang diduga sempat kontak dengan anjing suspect rabies tesebut. Sampel otak anjing itu pun dikirim ke balai laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk dilakukan uji rabies.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Made Dwipayana mengatakan, dalam kasus gigitan anjing suspect rabies di Melaya itu, ada 6 orang korban yang diketahui mengalami luka resiko tinggi. Namun untuk penangan awal, 6 korban itu pun sementara baru diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) karena stok SAR yang menipis.
"SAR memang agak langka. Kita sendiri hanya masih ada 2 stok SAR. Tetapi untuk kebutuhan SAR yang di Melaya itu sudah kami koordinasikan ke Dinkes Provinsi, dan Senin besok (hari ini, red) kami ambilkan SAR ke provinsi," ujar Dwipayana.
Sementara untuk stok VAR di Jembrana dipastikan masih cukup aman. Dwipayana mengaku, pihaknya di Dinkes Jembrana juga sudah berusaha memesan SAR. Namun dari pihak penyedia memperkirakan SAR baru akan tersedia pada bulan Mei ini. "Kami juga sudah pesan SAR. Tetapi memang barangnya agak susah dan kemungkinan barangnya baru datang bulan Mei ini ," ucap Dwipayana.7ode
1
Komentar