Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Buka Tutup
Truk N 8572 UK bermuatan bawang putih seberat 6 ton terguling di dalam KMP Pelangi Nusantara akibat cuaca buruk.
NEGARA, NusaBali
Syahbandar Gilimanuk dan Syahbandar Ketapang berlakukan sistem buka tutup aktivitas penyeberangan di selat Bali akibat cuaca buruk. Sistem buka tutup dilakukan sebanyak dua kali pada Rabu (2/8) malam dan Kamis (3/8) sore. Setelah penyeberangan dibuka kembali, satu unit truk terguling di dalam kapal.
Informasi di lapangan, penyeberangan Ketapang-Gilimanuk sempat tutup selama dua jam dari pukul 19.50 Wita sampai pukul 21.50 Wita, Rabu malam. Saat penutupan penyeberangan, kapal motor penumpang (KMP) yang akan berangkat ke Pelabuhan Ketapang maupun ke Pelabuhan Gilimanuk tidak diizinkan berlayar. Sementara KMP yang kebetulan sudah di tengah laut saat penutupan pelayaran diimbau mencari tempat aman. Selama 2 jam penutupan penyeberangan, terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah penyeberangan dibuka kembali, antrean truk dan bus mengekor sampai di Pasar Gilimanuk atau sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk. Memasuki Kamis dinihari, tumpukan kendaraan sudah terurai. Saat penyeberangan sudah dibuka kembali, Truk nomor polisi N 8572 UK bermuatan bawang putih seberat 6 ton terguling di dalam KMP Pelangi Nusantara yang dinakhodai Ahmad Agus Buhari, Kamis (3/8) sekitar pukul 06.10 Wita. Truk yang dikemudikan Dwi Adi Susanto, 35, asal Dusun/Desa Mulyosari, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Malang rencananya kirim bawang putih ke Kabupaten Klungkung.
Setelah terjadi insiden truk terguling di dalam KMP Pelangi Nusantara, Syahbandar Gilimanuk dan Syahbandar Ketapang kembali putuskan menutup penyeberangan di selat Bali. Penyeberangan ditutup pada pukul 15.00 Wita dan kembali dibuka pukul 16.00 Wita. Beruntung penutupan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk selama 1 jam tak timbulkan antrean panjang kendaraan.
Kepala UPP Kelas II Gilimanuk, Made Astika, membenarkan dua kali penundaan penyeberangan. Menurutnya, penundaan penyebarangan itu dilakukan karena kondisi cuaca ektrim. Terjadi angin kencang dan gelombang tidak stabil, sehingga dianggap dapat membahayakan aktivitas penyeberangan. Seperti ketika dilakukan penundaan penyeberangan, kecepatapan angin sempat menembus sekitar 20 knot dan terjadi gelombang dengan ketinggian mencapai 1-2 meter. “Penyebab ditunda karena cuaca, dan membahayakan keselamatan. Kami tidak mau ambil risiko kalau cuaca sudah berpotensi mengganggu keselamatan,” ujarnya. *ode
Informasi di lapangan, penyeberangan Ketapang-Gilimanuk sempat tutup selama dua jam dari pukul 19.50 Wita sampai pukul 21.50 Wita, Rabu malam. Saat penutupan penyeberangan, kapal motor penumpang (KMP) yang akan berangkat ke Pelabuhan Ketapang maupun ke Pelabuhan Gilimanuk tidak diizinkan berlayar. Sementara KMP yang kebetulan sudah di tengah laut saat penutupan pelayaran diimbau mencari tempat aman. Selama 2 jam penutupan penyeberangan, terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah penyeberangan dibuka kembali, antrean truk dan bus mengekor sampai di Pasar Gilimanuk atau sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk. Memasuki Kamis dinihari, tumpukan kendaraan sudah terurai. Saat penyeberangan sudah dibuka kembali, Truk nomor polisi N 8572 UK bermuatan bawang putih seberat 6 ton terguling di dalam KMP Pelangi Nusantara yang dinakhodai Ahmad Agus Buhari, Kamis (3/8) sekitar pukul 06.10 Wita. Truk yang dikemudikan Dwi Adi Susanto, 35, asal Dusun/Desa Mulyosari, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Malang rencananya kirim bawang putih ke Kabupaten Klungkung.
Setelah terjadi insiden truk terguling di dalam KMP Pelangi Nusantara, Syahbandar Gilimanuk dan Syahbandar Ketapang kembali putuskan menutup penyeberangan di selat Bali. Penyeberangan ditutup pada pukul 15.00 Wita dan kembali dibuka pukul 16.00 Wita. Beruntung penutupan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk selama 1 jam tak timbulkan antrean panjang kendaraan.
Kepala UPP Kelas II Gilimanuk, Made Astika, membenarkan dua kali penundaan penyeberangan. Menurutnya, penundaan penyebarangan itu dilakukan karena kondisi cuaca ektrim. Terjadi angin kencang dan gelombang tidak stabil, sehingga dianggap dapat membahayakan aktivitas penyeberangan. Seperti ketika dilakukan penundaan penyeberangan, kecepatapan angin sempat menembus sekitar 20 knot dan terjadi gelombang dengan ketinggian mencapai 1-2 meter. “Penyebab ditunda karena cuaca, dan membahayakan keselamatan. Kami tidak mau ambil risiko kalau cuaca sudah berpotensi mengganggu keselamatan,” ujarnya. *ode
1
Komentar