Kedua Korban Ditemukan Terombang-ambing di Perairan Madura
Korban Husni dan Abdul Wahid bersama perahunya yang sempat terbalik ditemukan oleh Kapal Offshore ETH Ena Phonix di perairan Pulau Kangean, Madura, Jawa Timur, Rabu sore
Menghilang di Laut Selama Tiga Hari, Dua Nelayan Desa Kaliasem, Buleleng Ditemukan Selamat
SINGARAJA, NusaBali
Dua nelayan asal Banjar Bunut Panggang, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng, Husni, 32, dan Abdul Wahid, 25, akhirnya ditemukan selamat setelah sempat menghilang di laut sejak Senin (31/7) dinihari. Kedua korban ditemukan oleh Kapal ETH Ena Phonix di perairan Pulau Kangean, Madura, Jawa Timur, Rabu (2/8) sore.
Kepala Pos SAR Singaraja, Made Neksen, mengatakan bahwa informasi awal soal selamatnya dua nelayan Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar muncul pada postingan di salah satu media. Dengan informasi awal tersebut, pihaknya terus melakukan pelacakan. Akhirnya, didapatlah kabar yang valid tentang penemuan dua nelayan hilang ini.
“Kami memang sempat mengalami gangguan komunikasi dengan radio, karena cuaca buruk. Terakhir, tadi pagi (kemarin) ada kabar dari syahbandar Sapudi di Madura tentang kepastian temuan dua nelayan asal Desa Kaliasem ini,” ungkap Made Neksen saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (3/8).
Dari hasil komunikasi awal, kata Made Neksen, perahu Peterpan warna hijau-putih yang dinaiki korban Husni dan Abdul Wahid ditemukan oleh Kapal Offshore ETH Ena Phonix, Rabu sore sekitra pukul 17.30 Wita. Ketika itu, kapal ini sedang melakukan pemasangan kabel bawah laut. Awak Kapal Offshore ETH Ena Phonix melihat kedua korban melambaikan tangan dari perahunya, pertanda meminta pertolongan.
Perahu yang dipakai kedua korban melaut terbawa arus sejauh 6 mil ke arah utara dari perairan Buleleng. Perahu yang dikemudikan korban Husni juga sempat menabrak sebuah bagan ikan dan terbalik akibat cuaca buruk.
Saat ditemukan, perahu korban dalam kondisi rusak. Sedangkan kedua korban dalam kondisi lemas, setelah terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari, sejak Senin dinihari. Keduanya sempat menjalani perawatan medis di atas Kapal Offshore ETH Ena Phonix.
Menurut Made Neksen, Kapal Offshore ETH Ena Phonix yang menyelamatkan kedua korban asal desa Kaliasem hingga Kamis petang belum merapat ke dermaga Pelabuhan Sapudi, Madura, karena cuaca buruk. Sesuai rencana, kedua nelayan korban hilang dan bangkai perahunya akan diturunkan di Pelabuhan Sapudi. Dan, itu baru bisa dilakukan tadi malam sekitar pukul 20.00-22.00 WIB, menunggu cuaca membaik.
Setelah diserahkan kru Kapal Offshore ETH Ena Phonix kepada Syahbandar Sapudi, kedua nelayan korban hilang ini langsung akan diserahkan pula kepada pihak keluarganya yang sengaja meluncur ke Madura. “Untuk pemulangan kedua korban ke Buleleng, kami serahkan kepada pihak keluarga. Kami sarankan tunggu kondisi cuaca membaik,” jelas Made Neksen.
Sementara itu, kabar gembira ditemukannya dua nelayan hilang dari Desa Kaliasem sudah didengar keluarga masing-masing korban. Kabar bahagia itu baru diterima pihak keluarga, Kamis pagi pukul 09.00 Wita, setelah salah satu kerabat korban Husein melihat info di media sosial. Pihak keluarga pun berecana membuat syukuran kecil atas selamatnya Husni dan Abdul Wahid.
Menurut Huri, 36, pemilik perahu yag dibawa Husni melaut, hingga Kamis kemarin, pihaknya bersama keluarga korban sudah merasa lega. Pasalnya, korban Husni dan Abdul Wahid ditemukan dalam kondisi selamat. Apalagi, ayah Husni, Hunaeni, 63, juga sudah dapat berbicara langsung dengan anaknya melalui telepon.
“Ya, kami bersyukur mereka selamat. Kami sudah sangat senang mendengar kabar ini,” papar Huri saat ditemui NusaBali di rumah keluarga korban Husni di Banjar Bunut Panggang, Kamis kemarin. Keluarga inti Husni dna Abdul Wahid di Buleleng juga telah meminta pertolongan kepada kerabatnya di Madura untuk menyebut kedua korban di Pelabuhan Sapudi.
Sementara itu, Sekretaris Kelompok Nelayan Sinar Bahari, Desa Kaliasem, Abdul Hadi, mengatakan pihak keluarga korban masih menunggu koordinasi lanjutan dari Syahbandar Sapudi terkait pemulangan mereka ke Desa Kaliasem. “Katanya, Kapal Offshore ETH Ena Phonix yang menyelamatkan korban belum bisa sandar, karena cuaca buruk. Kami masih menunggu,” tandas Abdul Hadi.
Korban Husni dan tetangganya, Abdul Wahid, sebelumnya melaut bersama naik perahu pinjaman, sejak Senin dinihari pukul 04.00 Wita. Namun, karena tidak kunjung pulang, mereka dilaporkan hilang ke polisi, Selasa (1/8) pagi. Begitu mendapat laporan, petugas gabungan dari Pos SAR Singaraja, Sat Polair Polres Buleleng, BPBD Buleleng langsung melakukan pencarian, dibantu nelayan setempat.
Namun, hingga Rabu sore upaya pencarian dua nelayan hilang ini belum membuahkan hasil. Pencarian hari kedua, Rabu, dilakukan hingga ke perairan wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng. “Kami turun dari Celukan Bawang melakukan pencarian sepanjang 26 mil ke arah utara dan 16 mil ke arah timur. Tapi, hasilnya masih nihil,” jelas Made Neksen saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu malam. *k23
1
Komentar