Penyon Bangsah, Kuliner Khas Desa Sangketan
TABANAN, NusaBali - Krama Banjar Bengkel Anyar, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan, masih melestarikan kuliner tradisional, yakni Penyon Bangsah. Penganan ini biasanya dihidangkan saat hari raya Hindu, seperti Hari Raya Galungan, Kuningan dan Nyepi.
Menariknya meskipun kuliner tradisional, Penyon Bangsah ini meregenerasi hingga sekarang. Bangsah menurut masyarakat Sangketan atau masyarakat di lereng Gunung Batukaru, adalah bakal bunga dari pohon peji (sejenis palem hutan). Bangsah juga sering disebut Ketoktok.
Pemuda Banjar Sangketan I Made Danu Tirta menyebutkan Penyon Bangsah tak asing bagi krama lereng Gunung Batukaru. Meskipun namanya kurang familiar, makanan ini sewaktu-waktu masih dibuat oleh sejumlah masyarakat terutama saat hari raya besar. "Penyon Bangsah ini dibuat sama dengan tum atau pesan," ujarnya, Sabtu (4/5).
Disebutkan, Bangsah yang dicari adalah Bangsah yang masih muda. Masyarakat biasanya akan mencari di tengah hutan. Biasanya masyarakat tak sulit mencari bangsah karena pohon peji ini tumbuh liar merata di tengah hutan. "Yang kami cari ini adalah bunga peji atau bunga kelapa yang belum mekar, berusia muda, masih berada dalam keloping atau pembungkusnya," terangnya.
Danu Tirta menerangkan cara mengolah Bangsah tak sulit. Bahan yang diperlukan adalah basa gede atau basa genep. Kemudian daging babi atau daging ayam. Khusus untuk penggunaan daging disesuaikan dengan selera. Apabila ingin menikmati Penyon Bangsah versi vegetarian, maka tidak perlu menggunakan daging.
Proses pembuatannya dimulai dari bangsah direbus hingga lunak. Setelah matang bangsah dicincang hingga halus tanpa dicuci. Bangsah yang telah dicincang diperas untuk mengeluarkan air agar bangsah dalam kondisi kering. Lalu bangsah yang sudah siap dicampurkan bumbu bali.
"Pada proses ini juga bisa dimasukkan daging ayam maupun babi yang sudah dicincang halus, jika ingin membuat Penyon Bangsah berisi daging. Kemudian masak adonan yang telah tercampur dengan cara ditimbung dimasukkan dalam bambu lalu di bakar atau dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus dan tunggu selama 40 menit," terang Danu Tirta.
Dia menambahkan rasa dari Penyon Bangsah sangat enak. Meskipun terbuat dari bakal bunga yang cenderung terasa sepat, namun setelah melalui proses perebusan rasa sepat tersebut hilang. Adonan ini sangat cocok dimakan dengan nasi hangat terlebih lagi entil yang dibuat menjelang Nyepi.
"Mengkonsumsi Penyon Bangsah juga meminimalisir diare yang cenderung disebabkan oleh konsumsi daging terlalu banyak. Hal ini disebabkan oleh kandungan serat yang tinggi dari bangsah itu sendiri," tandas Danu Tirta yang Penyuluh Agama Hindu di Kabupaten Tabanan ini.7 des
Komentar