Kebakaran di Sesetan, 3 Tewas Terpanggang
Suami, Istri dan Anak, Ditemukan Berpelukan di Kamar Mandi
Kebaran Kos-Kosan
Sesetan
3 Tewas Terpanggang
Made Ari Sanjaya
Kadek Novi Mertasari
Putu Gede Arta Dharma Sankara
Pada saat kejadian warga sekitar sempat mendengar teriakan minta tolong dan tangisan anak kecil dari dalam rumah, sayangnya pas saat itu api sudah membesar
DENPASAR, NusaBali - Kebakaran hebat telan korban jiwa terjadi di sebuah rumah kontrakan di salah satu gang sempit, Jalan Taman Sari 2C Blok I, Banjar Pembungan, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (6/5) malam pukul 22.40 Wita. Korbannya adalah satu keluarga terdiri dari tiga orang, yakni Made Ari Sanjaya,29, (suami), Komang Novi Mertasari,26, (istri) dan Putu Gede Arta Dharma Sankara,2, (anak).
Para korban ini ditemukan petugas pemadam kebakaran dari BPBD Kota Denpasar di dalam kamar mandi. Pada saat ditemukan ketiga korban sudah meninggal dunia. Korban Ari Sanjaya dan Novi Mertasari menderita luka bakar serius. Bahkan Novi Mertasari sulit dikenali karena wajahnya sudah gosong. Hanya saja anak mereka yang masih berusia dua tahun masih utuh.
Menurut kesaksian dari sejumlah warga yang ditemui di lokasi TKP, Selasa (7/5) ketiganya ditemukan di kamar mandi dalam posisi berpelukan. Petugas pemadam kebakaran yang datang ke TKP awalnya tidak mengira kalau penghuni rumah kontrakan itu ada di dalam rumah dan sembunyi di dalam kamar mandi. Keterangan dari kakak ipar korban Novi Mertasari, yakni Wayan Ardiasa pada, Senin malam sekitar pukul 20.00 Wita, adik iparnya itu sempat posting status WA yang menceritakan dirinya sedang bercanda sama anak yang masih dua tahun dan suaminya.
Kemudian perempuan yang kerja jualan online kelahiran Kintamani, Bangli ini sempat telepon keluarga suaminya di Desa Bintihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Beberapa jam kemudian Wayan Ardiasa ditelepon oleh saudaranya menceritakan rumah kontrakan adik iparnya itu kebakaran. Informasi itu didapatkan saudaranya itu dari media sosial. Untuk memastikan informasi tersebut Wayan Ardiasa datang ke TKP. Ternyata informasi itu benar adanya. "Saya langsung ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar untuk memastikan korban adalah adik ipar saya. Di sana saya sempat buka mayat dari Novi Mertasari tetapi sulit saya kenali karena wajahnya sudah gosong, bahkan hidungnya hilang. Lalu saya coba buka kantong mayat keponakan saya yang masih utuh. Saat itulah saya pastikan itu adalah keponakan saya," ungkapnya.
Ardiasa mengaku adik iparnya itu dikenal sebagai orang baik. Keseharian Novi Mertasari jualan barang online, seperti lemari plastik, kasur lantai, rak sepatu, peralatan dapur, baju dan celana impor. Sementara suaminya kerja di perusahaan ikan di Pelabuhan Benoa, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Pasangan ini tinggal di sana (di TKP) sejak sekitar empat bulan lalu. "Mereka menikah sekitar dua tahun lalu. Hanya saja saya tidak tahu persis berapa lama mereka tinggal di sini (di TKP). Rencananya mayat mereka langsung dibawa ke Desa Bontihing hari ini (kemarin) juga. Saya masih urus surat di Polsek Denpasar Selatan untuk kepulangan jenazah," pungkas Ardiasa.
Kebakaran yang menimpa rumah kontrakan yang ditempati para korban ini juga merembet ke empat kamar kos-kosan di samping kanan rumah tersebut. Akibat kebakaran itu seisi rumah dan kos-kosan yang terbakar ludes. Bahkan dua unit motor milik korban Honda Scoopy dan Yamaha NMax meninggal ikut terbakar.
Sejumlah warga yang datang ke lokasi kemarin pagi mengaku heran dengan upaya para korban meninggal dunia menyelamatkan diri ke dalam kamar mandi. Padahal sebenarnya mereka bisa lari ke luar rumah meskipun risikonya menderita luka bakar.
"Mungkin pada saat kejadian mereka sudah tidur. Pas sadar api sudah membesar dan menutupi jalan keluar. Karena panik menghadapi panasnya api merekapun berusaha masuk ke dalam kamar mandi," ungkap salah seorang ibu yang datang ke TKP kemarin pagi. Informasi lain yang diperoleh di TKP kemarin pagi rumah kontrakan yang ditempati korban itu adalah milik I Ketut Suardana,45. Sementara tanahnya adalah milik Nyoman Kartika. Tanah itu dikontrak Ketut Suardana tahun 2016 lalu bangun kos-kosan termasuk rumah kontrakan yang hanya memiliki satu kamar tidur tersebut.
Pada saat kejadian warga sekitar sempat mendengar teriakan minta tolong dan tangisan anak kecil dari dalam rumah. Sayangnya pas saat itu api sudah membesar menghanguskan barang-barang di dalam rumah itu sehingga warga tidak ada yang berani masuk memberikan pertolongan. Tim pemadam kebakaran dari BPBD Kota Denpasar mengerahkan tiga unit mobil pemadam. Regu pemadam tiba di TKP sekitar pukul 23.00 Wita. Tim pemadam membutuhkan waktu 1,5 jam untuk menjinakkan api.
Hingga kemarin siang aparat Kepolisian masih melakukan penyelidikan dugaan penyebab peristiwa maut tersebut. Untuk mengungkap kasus tersebut Lapfor Polda Bali terjun ke TKP. Untuk keamanan TKP polisi memasang garis polisi agar warga tidak keluar masuk. Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengatakan peristiwa tersebut tengah dalam penyelidikan. Perwira balok tiga di pundak ini enggan mengungkap identitas para korban dengan alasan masih dalam penyelidikan.
Guna mengungkap kasus tersebut pihak kepolisian telah menggali keterangan dari sejumlah saksi yang melihat langsung di TKP. Setidaknya ada lima orang saksi yang telah dimintai keterangan, yakni Ishak Kalaga,24, Mawardi,25, Ilham Shobirin,20, Muhamad Azril Rizqullah,19, dan I Gede Sulayanggi Sujana Putra,37.
Keterangan para saksi ini semua sama. Mereka mendengarkan teriakan minta tolong dan tangisan anak kecil dari dalam rumah kontrakan korban. "Para saksi ini dan warga sekitar sempat melakukan pemadaman secara manual sebelum tim pemadam tiba di TKP. Sayangnya usaha mereka tak berhasil memadamkan api," ungkap AKP Sukadi.
Sementara Kasubbag Humas RSUP Prof dr IGNG Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan setelah dititipkan di kamar jenazah, ketiga jenazah korban kebakaran dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Buleleng pada, Selasa sore kemarin. “Jenazahnya sudah diserahkan polisi ke keluarga dan sekarang sudah dibawa pulang ke Buleleng,” ungkap Dewa Kresna.
Ketiga jenazah korban kebakaran tersebut sebelumnya diterima Instalasi Kedokteran Forensik pada, Selasa (7/5) dini hari pukul 02.10 Wita. Tiga jenazah tersebut terdiri dari laki-laki dewasa, perempuan dewasa dan anak laki-laki. Luka bakar yang cukup serius menyebabkan identitas ketiga korban sulit dikenali. Pengujian DNA dapat dilakukan, namun memerlukan persetujuan pihak keluarga dan kepolisian. “Kami masih menunggu koordinasi dari polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kepala Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Kunthi Yulianti SpF saat dikonfirmasi, Selasa siang.
Dokter Kunthi menjelaskan, begitu tiba Selasa dini hari, ketiga jenazah langsung dilakukan pemeriksaan luar. Ketiga jenazah mengalami luka bakar serius. Meski demikian penyebab pasti kematian ketiga korban tidak dapat disimpulkan hanya dari pemeriksaan tersebut. “Untuk pemeriksaan luar tidak dapat menentukan sebab kematian,” jelas dr Kunthi. 7 pol, a
1
Komentar