PDU dan TPST Mengwitani Tampung Sampah Sementara
Selama Perhelatan WWF ke-10 di Bali
Badung menghasilkan sekitar 550-600 ton sampah per hari. Sebagian besar sudah diolah, sehingga sampah dibawa ke TPA Suwung hanya sekitar 250 ton pe hari.
MANGUPURA, NusaBali - Dalam upaya mendukung kelancaran World Water Forum (WWF) ke-10 yang dijadwalkan berlangsung pada 18-25 Mei 2024, pemerintah Kabupaten Badung telah menyiapkan 36 Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) untuk menampung sementara sampah yang dihasilkan setiap harinya. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas selama acara berlangsung.
“Setiap desa di Badung telah dilengkapi dengan TPS3R yang secara aktif mengolah sampah. Namun, selama WWF kami akan menahan residu sampah di TPS3R selama 1-2 hari untuk menghindari kepadatan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung AA Gede Dalem, Selasa (7/5) siang.
Rencana ini dikembangkan sebagai respons terhadap kebutuhan menjaga ketertiban dan kebersihan di lokasi dekat dengan acara puncak WWF yang akan dihadiri oleh presiden dan berlangsung di dekat konservasi kura-kura Bali. Oleh karena itu, kata Gung Dalem selama dua hari puncak acara, tidak akan ada truk sampah yang beroperasi, sehingga mengurangi gangguan yang mungkin terjadi.
Untuk diketahui, saat ini Badung menghasilkan sekitar 550-600 ton sampah per hari, dengan sebagian besar sudah diolah di TPS3R, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani, dan Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani, Kecamatan Mengwi. Dengan demikian, sampah yang seharusnya dibawa ke TPA Suwung hanya sekitar 250 ton per hari. “Mengantisipasi itu, semua lahan di TPS3R tidaklah dikosongkan karena jarang penuh. Sedangkan di PDU Mengwitani dan TPST Mengwitani saat ini kondisinya sudah kosong dan sudah siap digunakan selama dua hari saat puncak WWF,” tegasnya.
Gung Dalem mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Provinsi Bali soal penutupan operasi TPA Suwung. Namun, diharapkan penutupan hanya dilakukan dua hari saat puncak acara dan sisanya diharapkan TPA Suwung dapat beroperasi pada malam hari. Tetapi hingga saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan final.
“Komunikasi ke Provinsi Bali sudah ada persiapan akan melakukan penutupan, karena kalau seminggu kelamaan. Kami sudah berkoordinasi dengan TPA Suwung, bisa tidak kalau TPA itu beroperasi pada malam hari. Kemudian full penutupannya dua hari saja, dari provinsi belum mengiyakan masih dianalisis,” kata Gung Dalem.
Dia pun berharap dengan penyesuaian operasional pengelolaan sampah selama WWF 2024 dapat berjalan lancar dan efisien. Sekaligus menjaga kebersihan dan keindahan alam Bali selama dan setelah event tersebut berlangsung.
Sebelumnya diberitakan, selama perhelatan WWF ke-10 Bali yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 TPA Suwung akan ditutup sementara waktu. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali berencana menutup TPA Suwung mulai 15-26 Mei 2024. 7 ol3
1
Komentar