2.000 Seniman Getarkan Pawai Budaya HUT Bangli
BANGLI, NusaBali - Skitar 2.000 seniman menggetarkan Pawai Budaya kembali digelar di Alun-alun Bangli, Senin (13/5), serangkaian peringatan HUT ke-820 Kabupaten Bangli. Masing-masing kecamatan menampilkan potensinya. Parade Budaya dibuka oleh Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, dihadiri Kepala Bidang Standarisasi Koperasi UKM RI Baihaki.
Bupati Sedana Arta juga membuka pameran UMKM di Alun-alun Bangli. Pawai budaya yang dimulai pukul 15.00 Wita ini ditonton ribuan warga Bangli. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli I Wayan Sugiarta mengatakan parade/pawai budaya sebagai wahana bagi seniman muda di Kabupaten Bangli untuk mengekpresikan jiwa estetika dalam bentuk karya seni.
Pawai diawali dengan penampilan duta Kabupaten Bangli pada PKB ke-26 di Provinsi Bali. Duta Kabupaten Bangli mengangkat tema Jana Kerti, Parama Guna Wikrama, Harkat Martabat Manusia Unggul. Penampilan selanjutnya, Kecamatan Susut yang menampilkan gebogan bunga, gebogan buah, gong suling, busana khas pengantin, permainan tradisional, ogoh-ogoh dengan iringan balaganjur. "Permainan tradisional yang ditampilkan megoak-goakan. Untuk Kecamatan Susut melibatkan 325 orang," jelasnya.
Berikutnya, penampilan Kecamatan Tembuku, yang menampilkan gebogan buah, gebogan bunga, payas agung, payas pengantin gora Bangli dan payas menek bajang. Ditampilkan tari baris, pragmentari yang mengangkat cerita Dukuh Suladri. Selain itu ada pula ogoh-ogoh Bhutaning Rare.
Lanjut Wayan Sugiarta, Kecamatan Bangli menampilkan gong suling, parade anak-anak SLB dan kepala sekolah, gebogan bunga, gebogan buah, busana adat Desa Pengotan, permanian tradisional, ngerebeg agung, serta ogoh-ogoh. Kecamatan Kintamani menampilkan pragmentari yang berjudul Sapatha Sidhi. "Karya ini merupakan kolaborasi para seniman muda daei perwakilan seluruh desa di Kintamani," sebutnya.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menyampaikan apresiasi dan mendukung pelaksanaan pawai budaya serangkaian HUT Bangli. "Mudah-mudahan dengan parade ini, kita di Kabupaten Bangli tetap mempunyai komitmen di tengah modernisasi penguatan terhadap seni budaya Bali tetap terjaga, lestari dan selalu melahiran regenerasi baru," ucapnya. Dengan itu keberlangsungan keberlanjutan dari tatanan kehidupan di Bali senantiasa lestari seperti warisan yang sudah diwariskan para pendahulu.
Camat Kintamani Ketut Erry Soena Putra menjelaskan Sapatha Sidhi berkisah tentang kutukan dalam cerita Jaya Pangus dan Kang Ching Wei,Kutukan Bhagawan Siwa Gandhu menyebabkan kerajaan Jaya Pangus kala itu hancur akibat perjuangan cinta sang Raja Jaya Pangus terhadap Kang Ching Wei yang tidak mendapat restu dari pendeta kerajaan. Termasuk Kutukan Dewi Danu karena rasa sakit hati akibat Sri Raja Jaya Pangus berbohong. Kutukan ini adalah kesaktian yang disebut sebagai Sapatha sebuah kemampuan untuk mengutuk dengan kuasa yang sangat besar yang disebut Sidhi/Kasidhian.
Kisah heroik dan romantis ini divisualisasikan ke dalam garap fragmentari dengan judul Sapata Sidhi dengan bentuk grap fragmentari yang tetap menonjolkan khazanah Kintamani sebagai daerah dataran tinggi yang memiliki ciri khas kehidupan masyarakat agraris, terutama kehidupan msyarakat Wingkang Ranu sebagai penyangga danau Batur yang secara turun temurun menjaga Danau Batur melalui ritual dan tingkah laku di dasarkan ketulusan rasa bhakti kepada bhatara yang berstana di danau dan gunung batur. "Sapata Sidhi ini kumandangkan kekuatan, tanggung jawab, dan perjuangan moral, yang mengajarkan bahwa kekuatan sesungguhnya bukan hanya dalam kekuatan fisik, tetapi juga dalam kekuatan hati yang tulus," jelasnya.
Diakui, untuk penampilan pragmentari ini, waktu latihan terbilang singkat. Untuk efektif kurang dari 2 minggu ini. Hal ini karena kepastian untuk mengirim parade baru sebulan yang lalu. "Kendala lain, menyesuaikan waktu mengkingat banyak melibatkan anak-anak. Latihan dilakukan pada malam hari," imbuhnya. @7esa
Komentar