MUTIARA WEDA: Larut dalam Bhakti
yady evaṃ tarhi bhaktiḥ kathaṃ syād ity āha tatrādau para-lokato bhayam ataḥ puṇye matir jāyate sambhedas tata eva sādhuṣu bhavet teṣām prasādodayāt śraddhā syāt bhgavat-kathaāsu ca tato bhaktir viraktis tatas tattva-jñānam amanda-sāndra-paramānandaṃ samudyotate (Hari-bhakti-kalpa-latikā, 41)
Jika ini gambaran bhakti, lalu bagaimana mencapainya? Penulis menjawab - Pertama, rasa hormat pada orang-orang suci, dan dari situ pikiran dimurnikan. Dalam kondisi itu, seseorang mulai bergaul dengan para penyembah, dan ketika dia menerima belas kasihan mereka, dia mengembangkan keyakinan terhadap uraian tentang ajaran dan kegiatan Tuhan. Dari situlah seseorang mengembangkan bhakti, dan dari bhakti itu timbullah pelepasan keduniawian. Dari pelepasan keduniawian, muncullah kesadaran spiritual, yang penuh dengan kebahagiaan besar dan intens.
TOTAL in tune dengan kesadaran tertinggi adalah bhakti. Bagaimana caranya? Teks di atas memberikan beberapa tahapan. Hal utama dan pertama yang harus dilakukan adalah hormat pada guru suci. Mengapa? Karena pikiran secara gradual termurnikan. Untuk menuju tahap selanjutnya, hal ini mutlak dilakukan, sebab guru sucilah yang memberikan vibrasi dan inspirasi tentang kehidupan suci. Jadi, jika ada orang mengaku dirinya telah menjalani kehidupan suci sementara tidak pernah hormat pada orang suci, apalagi senang memaki-maki mereka, pengakuannya mesti diragukan. Guru atau orang suci akan membukakan jalan, membukakan pintu gerbang alam spiritual. Tanpa bantuan guru, orang tidak akan mengerti caranya masuk ke dimensi spiritual, karena pintu tidak pernah terbuka.
Ketika pintu gerbang terbuka, hal pertama yang dijumpai adalah kehidupan para bhakta. Kita akan nyaman berada dalam lingkungan para bhakta. Di sini, kita bisa larut melakukan bhakti secara bersama-sama, pembelajaran bersama, dan merasakan kehidupan bersama-sama. Kondisi para bhakta yang penuh bhakti ini akan mempengaruhi jiwa kita sehingga secara perlahan dibersihkan dari kekotoran. Dari aktivitas para bhakta lah kita kemudian ikut belajar dan mengembangkan pelajaran itu di dalam diri. Ajaran tentang aktivitas surgawi Tuhan mulai merasuki diri dan kita larut di dalamnya. Kita pun satu level dengan atmosfer bhakti. Ketika vibe bhakti ini telah kita peroleh, maka hal berikutnya akan hadir.
Apa yang hadir ketika diri dipenuhi rasa bhakti? Keterikatan akan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan bhakti akan melemah. Kita mulai tidak terikat dengan glamornya kehidupan. Kita mulai melihat dan merasakan bahwa bhakti ada di mana-mana. Hal-hal yang tidak berhubungan dengan bhakti dengan sendirinya kehilangan kekuatan. Kita kemudian secara gradual mampu meninggalkan keduniawian dan terserap sepenuhnya ke dalam bhakti. Vairagya akan secara alami menjadi prinsip hidup. Mustahil ada orang yang mampu melepaskan keterikatan dengan duniawi jika tidak mengikatkan diri pada Tuhan. Mustahil kita akan mampu melepaskan keterikatan dengan benda-benda jika kita tidak mengikat diri kepada hal yang nilainya lebih tinggi. Seperti anak muda yang tidak lagi mengikatkan diri dengan mainan, seperti itu kondisi vairagya ditumbuhkan dalam diri bhakta.
Jika vairagya ini bisa kita peroleh, secara perlahan kesadaran spiritual akan hadir. Apa itu kesadaran spiritual? Dalam tradisi bhakti, kesadaran spiritual merujuk pada kesadaran Ilahi, yakni intensitas diri kita sepenuhnya tersedot kepada Tuhan. Tidak ada hal yang membahagiakan selain Tuhan. Kesadaran kita sepenuhnya berada pada level kesadaran tertinggi. Diri kita terangkat dan berada satu loka (planet) dengan Beliau. Kita diangkat tinggi dari alam semesta ke alam rohani yang membahagiakan, sebuah kondisi di mana rasa menjadi penuh, merasakan segala-galanya. Kita merasa dekat dengan kemahakuasaan Tuhan. Kita merasakan anugerah yang luar biasa.
Apa yang terjadi ketika diri kita sepenuhnya terserap ke dalam kesadaran Tuhan? Kehidupan duniawi tidak lagi membelenggu. Semua pekerjaan yang kita lakukan akan sepenuhnya ditujukan hanya kepada-Nya. Tidak ada lagi kegiatan atau tindakan atas nama diri, sebab diri telah larut sepenuhnya ke dalam Tuhan. Semua tindakan kita menjadi kehendak-Nya. Apapun yang ada dan terjadi adalah semata-mata kehendak-Nya. Inilah anugerah tertinggi yang bisa diperoleh oleh seorang bhakta. Hanya kebahagiaan yang menjadi residu, sehingga apapun keadaannya, dalam kondisi apapun dan berada di mana pun, hanya kebahagiaan yang menjadi naturenya. 7
1
Komentar