Kasus Ketidakcocokan Pra Transfusi Bisa Ditangani di Buleleng
Bank Darah (Blood Bank Equipment) di RSUD Buleleng Mulai Beroperasi
Bank darah akan mengatur ritme penggunaan darah, berapa yang diperlukan sejumlah itu darah yang dikeluarkan, sehingga lebih cepat dan efisien
SINGARAJA, NusaBali - Bank darah atau Blood Bank Equipment di RSUD Buleleng mulai beroperasi, Jumat (17/5). Rotary Koshigaya North Jepang membantu kelengkapan sarana prasarana (Sarpras) RSUD Buleleng untuk dapat melayani kebutuhan darah pasien lebih cepat dan efisien dalam kasus emergency. Kasus ketidakcocokan dalam transfusi darah pada pasien kini tidak perlu dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) Denpasar, tapi bisa ditangani sendiri di Buleleng.
Data RSUD Buleleng terakreditasi sebagai rumah sakit tipe B di Buleleng, melayani permintaan darah untuk transfusi pasien cukup tinggi. Rata-rata kebutuhan setiap harinya 15-24 kantong. Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha menyebut kebutuhan darah per hari ini jika hanya mengandalkan Palang Merah Indonesia (PMI) dengan cakupan layanan seluruh rumah sakit yang ada di Buleleng, bisa berpotensi keterlambatan tindakan.
“Bank darah ini mengatur ritme penggunaan darah, berapa yang diperlukan sejumlah itu darah yang dikeluarkan. Selama ini kita ke PMI kadang kita minta 6 kantong, tetapi setelah tindakan operasi hanya dipakai 2-3 kantong, sehingga ada sisa. Sekarang dengan bank darah kita atur ritmenya sehingga lebih cepat dan efisien,” terang Arya Nugraha.
Selain itu bank darah juga memberikan kemudahan pasien. Pendonor pasien sudah bisa diambil darahnya di RSUD Buleleng. Termasuk ditemukannya pasien dalam kondisi tertentu dalam proses transfusi darah, seperti ketidakcocokan sudah bisa dilayani seluruhnya di RSUD Buleleng. “Dulu kasus-kasus yang seperti itu harus dirujuk ke Sanglah (RSU Prof Ngoerah) karena PMI tidak memiliki dokter ahli patologi. Sekarang di bank darah kita punya jadi kita selesaikan di sini,” imbuh Arya Nugraha didampingi Penanggung Jawab Bank Darah dr Made Dewi Arimas.
Bank darah akan melakukan pengujian silang serasi dan pengecekan ulang HB dan golongan darah pendonor yang disiapkan untuk proses transfusi ke pasien yang memerlukan.
Proses uji silang serasi dilakukan selama 60 menit. Proses ini untuk memastikan tidak ada ketidakcocokan dalam transfusi darah yang akan dilakukan. Sementara itu Presiden Rotary Club Koshigaya North Yasuhiro Ohama, mengatakan pihaknya memutuskan untuk memberikan bantuan dan kerja sama dengan RSUD Buleleng, karena mendengar ada banyak peralatan penyimpan darah untuk pasien kurang bagus. RSUD Buleleng menjadi yang rumah sakit pertama di Bali yang mendapatkan dukungan dari Rotary Club Jepang.
“Bantuan ini tentu sangat diperlukan untuk memaksimalkan pelayanan RSUD Buleleng. Mudah-mudahan bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat bagi masyarakat Buleleng,” ucap Presiden Rotary Club of Taman Bali, Komang Dyah Setuti yang mendampingi Yasuhiro. 7 k23
1
Komentar