Limbah Cemari Pantai Seminyak
Pengunjung dan Pelaku Usaha Mengeluh
MANGUPURA, NusaBali - Masalah limbah kembali jadi sorotan Pengelola Pantai Seminyak, Kecamatan Kuta. Sebab, dalam seminggu terakhir limbah kembali mencemari pantai, sehingga menimbulkan bau tak sedap.
Para pengunjung pun mulai mengeluhkan termasuk para pelaku usaha di sekitar pantai.
Ketua Pengelola Pantai Seminyak Komang Ruditha Hartawan, mengatakan limbah tersebut mengalir melalui saluran parit, masuk ke sungai, dan akhirnya bermuara di Pantai Seminyak. Kondisi itu, kata dia, telah berlangsung selama seminggu terakhir.
Ruditha dampak dari keberadaan limbah ini sangat merugikan restoran dan pengunjung pantai. Bau tak sedap yang terbawa angin menyebabkan keluhan dari pengunjung restoran dan peserta sekolah surfing yang rutin diadakan setiap pagi. Banyak dari mereka mengeluhkan bau, rasa gatal, dan mual akibat paparan limbah tersebut.
“Terus terang ini sangat berpengaruh terhadap restoran dan pengunjung. Apalagi bau ini dibawa oleh hembusan angin, jadinya bau tidak enak ini menyebar. Di sini kan ada sekolah surfing setiap pagi, itu pesertanya rata-rata 300 wisatawan. Mereka sempat komplain karena bau, gatal, dan mual-mual,” kata Ruditha, Jumat (17/5) siang.
Saat ini, masalah limbah ini sedang ditangani oleh pihak terkait dengan target penyelesaian dalam dua minggu. Selama proses perbaikan, pihak pengelola pantai bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung mengupayakan agar limbah tersebut tidak mengalir ke laut, dengan mengarahkan sementara ke rumah pompa penampungan milik Dinas PUPR. Namun, proses ini dilakukan secara manual karena keterbatasan staf dan kerusakan pada mesin otomatis.
Sementara itu, dalam upaya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, sebanyak 20 liter cairan Eco Enzyme dituang ke Loloan Pantai Double Six, Seminyak, Kecamatan Kuta, Jumat (17/5) siang. Aksi tersebut diinisiasi oleh PT Perta Life Insurance bekerja sama dengan Desa Adat Seminyak sebagai langkah antisipasi terhadap limbah cair yang mengalir ke pantai. Selain penuangan eco enzyme, sebanyak 30 PKK di Desa Adat Seminyak juga mendapat edukasi dalam pembuatan cairan serba guna tersebut.
Dirut Perta Life Insurance Hanindio W Hadi, mengatakan pihaknya secara rutin melakukan aksi peduli lingkungan di berbagai tempat. Saat ini mereka menyasar Pantai Double yang termasuk kawasan pariwisata.
Program keberlanjutan soal lingkungan ini juga mencakup pengembangan dan pemberdayaan PKK untuk memproduksi eco enzyme. “Kami berharap inisiatif ini bisa membantu mengurangi global boiling, sekaligus memberikan tambahan penghasilan bagi PKK melalui produksi eco enzyme dari limbah buah-buahan. Selain itu program yang telah berjalan ini bisa menjadi program tetap di pusat, sehingga dampaknya bisa lebih besar lagi,” ujar Hadi ditemui di Seminyak, Jumat (17/5) siang.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pendidikan dan Sosialisasi Eco Enzyme Nusantara Yulia Mallo, mengatakan dengan penuangan cairan eco enzyme ke Loloan Pantai Double Six dapat megurangi masalah bau limbah yang ada di lokasi tersebut. Meski telah dituang sebanyak 20 liter eco enzyme, dia menilai masih perlu dilakukan penuangan secara berkala sebanyak-banyaknya karena cairan tersebut dituang ke aliran sungai yang langsung menuju ke laut. “Kalau bisa seminggu sekali,” katanya.
Yulia menuturkan dalam pembuatan eco enzyme tidak memerlukan biaya yang besar. Bahan-bahan yang digunakan pun, kata dia, sangat mudah didapat dan cara pembuatannya menggunakan rumus 1:3:10, yakni 1 bagian gula merah/molase, 3 bagian sampah organik (kulit buah/sayur yang tidak keras, tidak berlemak, tidak bergetah dan tidak busuk), dan 10 bagian air. “Kami sekaligus memberikan edukasi kepada ibu-ibu PKK, bagaimana cara membuat eco enzyme ini. Harapannya mereka dapat membuat sendiri dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya. 7 ol3
1
Komentar