Bahasa Sanskerta Bisa Hidup Lagi di Bali
Shashank Vikram
UHN IGB Sugriwa Denpasar
Prof I Gusti Ngurah Sudiana
Sanskrit Chair
Sanskerta
ICCR
Konjen India di Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Bahasa Sanskerta yang merupakan bahasa Weda bisa hidup dan dituturkan lagi di Bali. Hal ini didorong upaya pengajaran bahasa kesusastraan Hindu ini ke generasi penerus Pulau Dewata.
Ini bukan sekadar cita-cita menyusul kesepahaman antara India Council for Cultural Relations (ICCR), New Delhi dan UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar untuk membentuk program pengajaran Bahasa Sanskerta atau Sanskrit Chair.
Nota kesepahaman pendirian Sanskrit Chair ini ditandatangani oleh Konsul Jenderal India di Bali Dr Shashank Vikram dan Rektor UHN Denpasar Prof I Gusti Ngurah Sudiana di Gedung Konsulat Jenderal India Bali, Jalan Puputan, Niti Mandala, Denpasar, Kamis (16/5/2024).
"Dalam waktu dekat, akan dapat dilihat adanya pengiriman dosen-dosen Bahasa Sanskerta ke Bali untuk mengajar di universitas (UHN Denpasar)," kata Dr Vikram kepada NusaBali.com ketika ditemui di ruang perpustakaan Konjen India Bali usai acara.
Kedua negara, India dan Indonesia, dan khususnya Bali memiliki sejarah yang panjang dilatarbelakangi pengaruh agama dan budaya. Prof Sudiana menjelaskan, aksara Bali diturunkan dari aksara Sanskerta atau dikenal sebagai Brahmi di Pulau Jawa.
Prof Sudiana menegaskan, kerja sama Sanskrit Chair ini sebagai upaya melestarikan bahasa Weda. Sehingga, tidak punah setidaknya di Bali, tanpa mengesampingkan bahasa dan aksara Bali yang juga sudah menjadi bahasa sastra.
"Selain pengajaran Bahasa Sanskerta, Sanskrit Chair ini akan membuka ruang pengajaran ilmu-ilmu lainnya yang sudah maju di India untuk dibawa ke Bali,” ujar Prof Sudiana ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.
Dr Vikram menegaskan, Bahasa Sanskerta merupakan linguistika yang ilmiah karena digunakan sebagai dasar bahasa pemrograman komputer. Meski sudah tidak dituturkan secara aktif, bahasa kuno ini disebut masih hidup di dalam kesusastraan Hindu. Untuk itu, selama bahasa ini dipelajari oleh generasi ke depan, bahasa ini bakal terus ada sepanjang zaman.
Melalui kerja sama yang bakal berlangsung hingga 2029 ini, secara bertahap juga bakal dilaksanakan program pertukaran pelajar. Di samping itu, dampak non akademik juga dinilai bakal ikut terpantik. Sebab, Prof Sudiana mengungkapkan, promosi Bali di India bakal dilakukan pula melalui peluang kolaborasi ini.
Dalam penandatanganan kesepahaman, dipamerkan pula atraksi kebudayaan. Generasi belia Bali dari Yayasan Dvipantara Samskrtam menampilkan lantunan mantra dan lagu berbahasa Sanskerta. Kemudian, ditampilkan tari klasik India yakni Odissi yang dibawakan guru tari Svami Vivekananda Cultural Centre (SVCC).
Usai kesepahaman dikukuhkan, kedua belah pihak sepakat untuk sesegera mungkin melaksanakan implementasi dari kesepahaman kerja sama dan cita-cita bersama. *rat
Komentar