nusabali

"Presiden Prabowo Tegaskan Target Swasembada Pangan 2028 : Fokus pada Ketahanan Pangan Nasional"

  • www.nusabali.com-presiden-prabowo-tegaskan-target-swasembada-pangan-2028-fokus-pada-ketahanan-pangan-nasional

"Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2028. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi utama bagi kedaulatan negara, dan pemerintah bertekad untuk memastikan produksi pangan nasional mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus bergantung pada impor."

Penulis: Mira Afriati
Fungsional Pmhp Ahli Muda, Direktorat Pphh, Ditjen Hortikultura

Produksi padi salah satu indikator utama dari swasembada pangan adalah produksi beras. Pada tahun 2022, produksi padi di Indonesia mencapai sekitar 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG), yang setara dengan sekitar 31 juta ton beras. Meskipun cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih mengimpor beras untuk menjaga stok dan mengatasi potensi defisit.

Pada tahun 2023, impor pangan Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada komoditas beras, gula, daging sapi, dan jagung. Impor beras tercatat mencapai 3 juta ton, yang merupakan volume tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan sebagian besar beras diimpor dari Thailand dan Vietnam. Sementara itu, impor gula mencapai 4,55 juta ton, sebagian besar dari Thailand, Brazil, dan Australia, serta daging sapi yang diimpor sebanyak 214 ribu ton dari India, Australia, dan AS.

Kenaikan impor ini menggarisbawahi ketergantungan Indonesia pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan, yang menunjukkan tantangan dalam mencapai swasembada pangan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri perlu diintensifkan, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Presiden Prabowo mengarahkan agar semua sektor, dari pemerintah pusat hingga petani di tingkat lokal, berkolaborasi untuk meningkatkan produksi pangan. Ia menekankan bahwa teknologi pertanian modern, perbaikan infrastruktur, serta kesejahteraan petani menjadi prioritas utama dalam mewujudkan swasembada pangan."

Meski begitu, beberapa pengamat meragukan pencapaian target ini dalam lima tahun. Mereka mencatat bahwa program-program swasembada sebelumnya di bawah pemerintahan Jokowi, seperti swasembada beras dan gula, belum berhasil. Tantangan besar seperti perubahan iklim, kerawanan pasar global, dan masalah di sektor pertanian lokal perlu ditangani dengan kebijakan yang lebih menyeluruh, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan keberlanjutan produksi

Jika target swasembada pangan tercapai, Indonesia akan semakin kuat dalam menghadapi krisis global, serta memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan petani dan stabilitas ekonomi nasional. Kita harus optimis untuk mewujudkan swasembada yang pernah kita gapai beberapa tahun sebelumnya. Diharapkan masing-masing pihak menjalankan peran sesuai tugas dan fungsi.

Swasembada pangan merupakan langkah penting untuk mewujudkan ketahanan pangan, namun tantangan besar masih harus dihadapi. Upaya ini memerlukan komitmen serius dari pemerintah dalam memperbaiki sistem pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mengurangi ketergantungan pada impor. Keberhasilan program ini akan berdampak besar pada stabilitas pangan nasional serta kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Mencapai swasembada pangan memerlukan langkah-langkah konkret yang terintegrasi dan melibatkan berbagai sektor, mulai dari pertanian, infrastruktur, hingga kebijakan pemerintah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia:

1. Peningkatan Produktivitas Pertanian

Penggunaan Teknologi Modern: Introduksi teknologi pertanian modern seperti alat mekanisasi, penggunaan drone untuk pemantauan tanaman, dan sistem irigasi otomatis dapat membantu meningkatkan hasil pertanian.

Varietas Unggul: Mengembangkan dan mendistribusikan benih varietas unggul yang tahan hama, tahan terhadap kondisi iklim, serta memiliki potensi produksi tinggi.

Penerapan Pertanian Presisi: Melakukan pemupukan dan penyiraman yang efisien berbasis data dan teknologi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dan mengurangi penggunaan sumber daya berlebihan.

2. Perluasan dan Optimasi Lahan Pertanian

Membuka Lahan Baru: Pemerintah dapat memfasilitasi pembukaan lahan pertanian baru, terutama di daerah yang memiliki potensi besar tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.

Rehabilitasi Lahan Terdegradasi: Lahan yang rusak akibat erosi atau penggunaan berlebihan harus direhabilitasi dan digunakan kembali untuk pertanian produktif.

Perlindungan Lahan Pertanian: Mengurangi alih fungsi lahan pertanian subur menjadi lahan industri atau perumahan melalui kebijakan yang ketat.

3. Penguatan Infrastruktur Pertanian

Pembangunan dan Perbaikan Sistem Irigasi: Memastikan adanya ketersediaan air yang cukup bagi lahan pertanian dengan membangun dan memperbaiki infrastruktur irigasi, terutama di daerah rawan kekeringan.

Pengembangan Infrastruktur Transportasi dan Pasar: Meningkatkan aksesibilitas petani ke pasar dan fasilitas penyimpanan melalui pembangunan jalan, jembatan, serta pusat distribusi pangan untuk mengurangi kerugian pasca panen.

Fasilitas Penyimpanan Modern: Membangun fasilitas penyimpanan yang memadai seperti silo, gudang berpendingin, dan teknologi pasca panen lainnya untuk mengurangi pembusukan dan kehilangan pangan.

4. Peningkatan Kesejahteraan Petani

Akses Modal dan Kredit: Mempermudah petani untuk mendapatkan kredit dengan bunga rendah atau program pinjaman dari bank pertanian dan lembaga keuangan mikro.

Subsidi Pertanian: Pemberian subsidi yang tepat sasaran untuk pupuk, bibit unggul, dan alat pertanian agar meringankan beban biaya produksi petani.

Asuransi Pertanian: Mengembangkan program asuransi pertanian untuk melindungi petani dari kerugian akibat bencana alam seperti banjir, kekeringan, atau hama tanaman.

5. Diversifikasi Pangan

Promosi Pangan Lokal: Menggalakkan diversifikasi pangan dengan mempromosikan konsumsi pangan lokal seperti sagu, jagung, dan ubi sebagai alternatif sumber karbohidrat selain beras.

Pengembangan Komoditas Lain: Mendorong peningkatan produksi komoditas pangan lain seperti kedelai, sayuran, dan buah-buahan yang dibutuhkan untuk mendukung ketahanan pangan.

6. Penguatan Riset dan Inovasi Pertanian

Penelitian dan Pengembangan (R&D): Meningkatkan investasi dalam penelitian pertanian untuk mengembangkan teknologi baru, varietas tanaman unggul, dan solusi inovatif untuk masalah-masalah pertanian.

Kolaborasi dengan Akademisi dan Industri: Meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri untuk memfasilitasi transfer teknologi dan inovasi ke sektor pertanian.

7. Reformasi Kebijakan Pertanian

Kebijakan Harga yang Stabil: Pemerintah perlu menetapkan harga minimum yang wajar untuk produk pertanian guna melindungi petani dari fluktuasi harga pasar.

Reformasi Tata Niaga Pangan: Memperbaiki tata niaga pangan domestik agar distribusi lebih efisien dan transparan, serta mengurangi ketergantungan pada impor.

Insentif untuk Produksi Domestik: Memberikan insentif fiskal atau non-fiskal kepada produsen pangan yang memfokuskan diri pada produksi domestik untuk menekan angka impor.

8. Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian

Pendidikan untuk Petani: Memberikan pelatihan kepada petani tentang praktik pertanian yang lebih efisien, pengelolaan sumber daya alam, dan penggunaan teknologi modern.

Penyuluhan dan Pendampingan: Memperkuat program penyuluhan pertanian dengan menyediakan pendampingan dan edukasi lapangan secara berkala, agar petani dapat menerapkan teknologi dan metode baru yang sesuai dengan kondisi mereka.

9. Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, pertanian tanpa bakar, dan pengelolaan hama terpadu untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Penggunaan Varietas Tahan Iklim: Mengembangkan dan menggunakan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, seperti kekeringan, banjir, atau cuaca ekstrem lainnya.

10. Kolaborasi Internasional dan Regional

Kerjasama Regional dalam Pertanian: Indonesia dapat memanfaatkan kerjasama dengan negara-negara ASEAN atau organisasi internasional untuk belajar praktik terbaik dan menerima bantuan teknis dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi pangan.

Ekspansi Pasar Ekspor: Mengembangkan ekspor komoditas unggulan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ekonomi nasional, sambil tetap menjaga pasokan pangan dalam negeri.

Kesimpulan

Langkah-langkah ini memerlukan pendekatan yang terpadu antara kebijakan pemerintah, investasi di sektor pertanian, inovasi teknologi, serta peningkatan keterampilan petani. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.



*) Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warganet. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Komentar