Wisman Membeludak Saat Tumpek Uye di DTW Uluwatu
MANGUPURA, NusaBali - Ratusan wisatawan memadati kawasan daya tarik wisata (DTW) Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, untuk menyaksikan upacara Tumpek Uye, Sabtu (18/5) petang.
Upacara yang diadakan setiap enam bulan sekali ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman), terutama karena diselingi dengan pertunjukan tarian tradisional yang memukau.
Dalam upacara itu, dua gebogan berbagai jenis buah-buahan disajikan untuk ratusan monyet di kawasan tersebut. Manager Pengelola Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu I Wayan Wijana, menjelaskan upacara ini adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan atas keberadaan satwa monyet yang hidup di kawasan Pura Luhur Uluwatu.
“Upacara Tumpek Uye adalah bagian dari upacara rutin yang kami lakukan setiap enam bulan sekali sebagai rasa syukur dan penghormatan atas keberadaan satwa monyet yang ada di dalam kawasan. Ini juga merupakan implementasi dari konsep Tri Hita Karana,” ujar Wijana.
Pada upacara kali ini, dua gebogan berisi berbagai jenis buah-buahan disajikan untuk ratusan monyet yang tinggal di kawasan Pura Luhur Uluwatu. Meski gebogan yang disediakan lebih kecil dari biasanya, Wijana menegaskan bahwa hal ini tidak mengurangi makna dan prinsip dari upacara itu sendiri.
“Meskipun gebogan kali ini lebih kecil, prinsip penghormatan dan rasa belas kasih kepada satwa tetap kami jaga. Kami rutin melakukan upacara ini setiap enam bulan sekali,” tambahnya.
Upacara Tumpek Uye kali ini semakin menarik lantaran diisi berbagai tarian tradisional yang dibawakan oleh anak-anak dari sanggar seni di Pecatu. Penampilan tarian ini tidak hanya menambah nuansa sakral, tetapi juga menjadi daya tarik tambahan bagi para wisatawan. “Tarian yang diiringi tabuhan gong menambah minat wisatawan untuk menyaksikan upacara ini. Kami berharap ini dapat memicu lebih banyak antusiasme dari wisatawan ke depannya,” harap Wijana.
Ratusan wisatawan yang hadir tak hanya duduk menyaksikan, tetapi juga terlibat langsung saat memberi makanan kepada kawanan monyet. Antusiasme wisatawan menunjukkan betapa besar ketertarikan terhadap budaya lokal dan upacara tradisional Bali. Wijana berharap bahwa dengan tambahan penampilan seperti tarian tradisional ini, DTW Uluwatu akan semakin dikenal dan menarik lebih banyak wisatawan, sejalan dengan tujuan untuk mencapai pariwisata berkelanjutan.
DTW Uluwatu, yang dikenal sebagai salah satu dari The Five Wonderful Beauty, terus berupaya menggabungkan unsur-unsur budaya dan tradisi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan. Upacara Tumpek Uye dengan tarian tradisional ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang akan semakin memperkaya pengalaman wisatawan dan menjaga kelestarian budaya Bali.
“Tujuan kami adalah menambah nuansa dan daya tarik bagi wisatawan. Dengan adanya potensi budaya lokal ini kami berharap dapat mencapai pariwisata yang berkelanjutan. Partisipasi dalam tarian ini juga merupakan bagian dari konsep pariwisata budaya yang kami terapkan,” kata Wijana.
Mukesh Chovatiya, seorang wisatawan asal India yang baru pertama kali mengunjungi DTW Uluwatu, menyatakan kekagumannya terhadap penyelenggaraan upacara yang kental dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas Bali. Baginya, pengalaman memberikan makanan langsung kepada kawanan monyet di DTW Uluwatu adalah momen yang sangat berkesan dan unik.
“Kami bersyukur dan berterima kasih atas penyelenggaraan event ini, sebagai bentuk penghormatan manusia atas hewan yang ada,” ujar Mukesh. 7 ol3
Komentar