Menanti Realisasi Tol Jagat Kerthi
Meretas Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Realisasi
Tol Jagat Kerthi
Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Dr. Ir. I Wayan Koster, MM
Prof. Dr. Ir Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.SiDPD PDI-P
Akademisi
Lima tahun di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Wayan Koster dan Cok Oka Sukawati Bali terus bergerak menata infrastrukturnya. Pembangunan Bali diselenggarakan dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju BALI ERA BARU yang dijabarkan menjadi 22 Misi, dituangkan/dirangkum dalam 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru.
Letak dan luas tanah lokasi rencana pembangunan Ruas Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi seluas ± (lebih kurang) 1.113,33 (seribu seratus tiga belas koma tiga puluh tiga) hektar, melintasi 3 wilayah administrasi kabupaten (Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Badung), 13 kecamatan dan 58 desa/kelurahan dengan rincian sebagai berikut. Kabupaten Jembrana seluas ± (lebih kurang) 683,75 ha, Kabupaten Tabanan seluas ± (lebih kurang) 420,40 ha, dan Kabupaten Badung seluas ± (lebih kurang) 9,18 ha. Perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengadaan tanah rencana Ruas Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2024. Perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam proses konstruksi yang diperkirakan dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2027.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengakui keberadaan Tol Jagat Kerthi Bali memberi manfaat mempersingkat waktu tempuh semula 4 - 6 jam menjadi 1,5 - 2 jam; meningkatkan kenyamanan dan keamanan tranportasi logistik, penumpang domestik dan wisatawan; mengembangkan pusat destinasi wisata baru dan pemasaran UMKM; mampu menumbuhkan pusat perekonomian baru di wilayah lintasan jalan tol; dan menyeimbangkan pembangunan wilayah Bali Utara, Tengah, dan Barat. Pembangunan infrastruktur strategis ini menjadi kebanggaan yang membahagiakan, diwariskan sepenuhnya kepada seluruh masyarakat Bali.
Pembangunan megaproyek Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang menelan biaya 24,6 triliun ini telah dilakukan tahap sosialisasi dan konsultasi public kepada masyarakat pemilik lahan dimasing -masing wilayah kabupatan Jembrana, Tabanan dan Badung. Dari sebanyak 8.643 orang pemilik lahan, sebanyak 8.641 yang setuju, hanya 2 warga tidak setuju. Jadi kalau dipersen yang setuju itu sekitar 99, 9 persen yang mendukung Pembangunan Tol Jagat Kerthi. ‘’Kami mendukung proyek tol Gilimanuk –Mengwi yang melintasi lahan dan bersedia melepas lahan tersebut,’’ papar Nyoman Dana, warga Banjar Sumbermis, Desa Pekutatan Kecamatan Pekutatan. Dana adalah salah satu tokoh masyarakat Sumbermis berharap pembangunan segera dapat diwujudkan karena akan meningkatkan perekonomian yang bernanfaat unutk kesejahteraan di tiga wilayah tersebut dan Bali secara umum.
Dalam catatan penulis, tol Gilimanuk-Mengwi telah berjalan 18 bulan setelah roundbreaking atau peletakan batu pertama pada 10 September 2022 di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Warga masyarakat yang lahan telah dibebaskan menanti realisasi Tol Jagat Kerthi Bali yang menjadi tol kedua setelah jalan Tol diatas laut Bali Mandara. Sementara itu Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga menegaskan, Pembangunan jalan tol yang menghubungkan Gilimanuk-Mengwi, selain mampu mengembangkan potensi daerah terutama pada sektor pariwisata dan industri, jalan yang menjadi penanda Bali Era Baru tersebut akan membukaz akses terutama unutk pengembangan pariwisata di Tabanan yang berbasis desa wisata. ‘’Tol jadi tidak ada lagi jalur tongkorak yang selama ini mengahtui masyrakata Tabanan,’’ujar Dirga.
Akademisi Universitas Udayana yang membidangi transportasi Prof. Ir. Putu Alit Suthanaya, ST., M.EngSc., PhD menilai, Pembangunan tol ini ditunggu tunggu masyrakat Bali. Dalkam tataran teroritis, idealnya luas jaringan sekitar 15 persen dari luas wilayah. Sebagai ilustrasi , luas jaringan jalan dibandingkan luas perkotaan Sarbagita ( Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) hanya sekitar 6 persen, artinya kita masih kekurangan jaringan jalan. ‘’Dulu saya sudah pernah kaji kelayakan pembangunan jalan tol tersebut, namun tidak pernah kunjung terealisai. Kali ini kita patut memberikan apresiasi yang tinggi kepada pak Koster dan pak Cok Ace dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang memuat satu program infrastruktur Pembangunan jalaur darat yang terintegrasi, 13 kecamatan dan 58 desa,’’ puji Prof Putu Alit.
Komentar